Kemampuan negosiasi bisnis yang buruk bisa berimbas pada kerugian finansial perusahaan. Hasil dari negosiasi yang buruk salah satunya adalah antara kedua belah pihak tidak mendapatkan win-win solution, tapi justru berat sebelah.
Negosiasi yang baik tidak hanya memenangkan sebuah kesepakatan dengan pihak lain, tetapi juga tentang memaksimalkan keuntungan dan kesuksesan jangka panjang perusahaan Anda.
Namun, apa yang terjadi jika tim Anda tidak memiliki keterampilan untuk bernegosiasi secara efektif?
Dampak buruk yang akan terjadi adalah pada aspek finansial. Perusahaan bisa mengalami kehilangan keuntungan akibat negosiasi yang buruk.
Sebuah survei dalam sebuah webinar bisnis, menemukan bahwa peserta mengakui keterampilan negosiasi yang buruk menyebabkan kerugian lebih dari 5% dalam keuntungan dan menyoroti potensi peningkatan keuntungan sebesar 50% melalui peningkatan keterampilan negosiasi.
Apakah Anda akan terus berkompromi jika tim Anda memiliki kemampuan negosiasi yang buruk? Jika tidak, berikut ini akan dibahas dampak finansial dari negosiasi bisnis yang buruk dan mengatasinya dengan program pengembangan karyawan melalui negotiation skills training certification.
Sebuah keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin bisnis selain kemampuan kepemimpinan adalah kemampuan melakukan negosiasi yang efektif dan menguntungkan untuk perusahaan.
Negosiasi yang buruk bukanlah karena tidak mencapai kesepakatan, tapi karena kita tidak bisa memaksimalkan keuntungan dari kesepakatan yang dibuat dengan pihak eksternal.
Bahkan negosiasi bisnis yang buruk akan memunculkan biaya tersembunyi yang tidak terpikirkan sekalipun.
Berikut beberapa dampak finansial atau biaya tersembunyi yang akan muncul ketika memiliki negosiasi yang buruk.
Negosiasi yang tidak efektif dapat mengakibatkan kesepakatan yang kurang menguntungkan, seperti harga yang lebih tinggi atau ketentuan yang tidak fleksibel.
Hal ini dapat mengurangi daya saing produk atau layanan Anda, sehingga kehilangan peluang penjualan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi kehilangan kontrak senilai $50 juta karena ulasan negatif yang tersebar secara online, yang membuat calon mitra ragu untuk bekerja sama
Pendekatan negosiasi yang terlalu agresif atau tidak mempertimbangkan kepentingan pihak lain dapat merusak hubungan bisnis jangka panjang. Misalnya, sebuah perusahaan franchise mengalami kesulitan ekspansi karena hubungan yang tegang dengan franchisor akibat negosiasi yang tidak menghargai nilai kemitraan .
Negosiasi yang buruk dapat mengarah pada kesepakatan yang merugikan perusahaan, seperti harga yang lebih tinggi untuk barang atau layanan, atau ketentuan yang tidak menguntungkan. Hal ini bisa menyebabkan kehilangan pendapatan dalam bentuk harga jual yang lebih rendah.
Jika sebuah perusahaan gagal untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan dalam negosiasi dengan pemasok, mereka mungkin terpaksa membeli barang dengan harga lebih tinggi daripada pesaing mereka. Ini mengurangi margin keuntungan mereka, yang berdampak langsung pada kinerja finansial.
Negosiasi yang buruk sering kali berujung pada ketidaksepakatan yang tidak bisa diselesaikan secara damai. Hal ini dapat menyebabkan biaya litigasi yang tinggi jika salah satu pihak memutuskan untuk membawa masalah ke pengadilan. Proses hukum ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga sangat mahal.
Dengan negosiasi yang tidak baik, perusahaan mungkin terjebak dalam perjanjian yang kurang fleksibel atau tidak menguntungkan, yang dapat merugikan posisi mereka di pasar. Ini bisa mengarah pada penurunan daya saing mereka, yang akhirnya berdampak pada penurunan pendapatan.
Biaya tersembunyi atau dampak finansial akan negosiasi bisnis yang buruk bisa diatasi dengan membangun kepercayaan dan melakukan negosiasi yang mengutamakan keuntungan yang seimbang antara kedua belah pihak.
Untuk menghindari dampak finansial tersebut, pemimpin bisnis juga perlu untuk menghindari kesalahan umum yang sering terjadi dalam negosiasi seperti tergesa-gesa, tidak membangun kepercayaan terlebih dahulu, dan lainnya.
Berikut ini beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghindari biaya tersembunyi tersebut:
Membangun Kepercayaan dan Transparansi. Berbagi tujuan bisnis dan harapan secara terbuka dengan pemasok dan mitra untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan .
Negosiasi Berdasarkan Nilai. Alih-alih hanya fokus pada harga, pertimbangkan nilai jangka panjang dari hubungan tersebut, termasuk kualitas, dukungan, dan inovasi.
Menghindari Negosiasi yang Terlalu Kompetitif. Pendekatan yang terlalu menekan dapat merusak hubungan dan mengurangi peluang kolaborasi di masa depan.
Melakukan Due Diligence. Sebelum menandatangani kontrak, pastikan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap reputasi dan kapasitas pemasok untuk memenuhi komitmen mereka.
Menggunakan Teknologi untuk Manajemen Kontrak. Implementasi sistem manajemen kontrak yang efektif dapat membantu melacak kewajiban, tanggal kedaluwarsa, dan memastikan kepatuhan terhadap kesepakatan.
Siapa yang paling harus memiliki kemampuan negosiasi? Tentu para pemimpin bisnis, tapi tidak membatasi pada pemimpin bisnis, timnya pun juga harus bisa melakukan negosiasi.
Negosiasi adalah keterampilan yang berhubungan dengan orang secara langsung dan perlu dilatih dengan jam terbang.
Berikut ini cara meningkatkan kemampuan negosiasi dalam bisnis:
Sebelum memasuki meja perundingan, pemimpin bisnis harus mempersiapkan diri dengan memahami posisi dan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Mengidentifikasi BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement) memberikan kekuatan tawar yang lebih baik dan membantu menentukan batas bawah kesepakatan.
Menurut Program on Negotiation di Harvard Law School, memiliki BATNA yang kuat memungkinkan negosiator untuk membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari kesepakatan yang merugikan.
Buku Getting to Yes oleh Fisher dan Ury mengajukan metode negosiasi prinsipil yang terdiri dari empat prinsip utama yakni:
Pisahkan orang dari masalah. Fokus pada isu, bukan pada individu.
Fokus pada kepentingan, bukan posisi. Cari tahu alasan di balik posisi yang diambil.
Ciptakan opsi untuk keuntungan bersama. Berpikir kreatif untuk menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak.
Berdasarkan kriteria objektif. Gunakan standar yang adil dan dapat diterima bersama.
Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, menunjukkan empati, dan berkomunikasi secara efektif sangat penting dalam negosiasi. Menurut HBS Online, pemimpin bisnis harus belajar menciptakan nilai bersama dengan memahami perspektif pihak lain dan beradaptasi dengan situasi yang dinamis.
Melakukan simulasi atau role-play dapat meningkatkan keterampilan negosiasi. Program seperti Negotiation War Games yang dikembangkan oleh Outcome Simulations menggunakan simulasi berbasis peran untuk mempersiapkan negosiator menghadapi berbagai situasi kompleks. Metode ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil negosiasi.
Mengikuti program pelatihan negosiasi dari institusi terkemuka dapat memperdalam pemahaman dan keterampilan. Misalnya, Harvard Business School menawarkan kursus Negotiation Mastery yang dirancang untuk membantu peserta menutup kesepakatan yang mungkin terhenti, memaksimalkan penciptaan nilai dalam perjanjian, dan menyelesaikan perbedaan sebelum berkembang menjadi konflik yang mahal.
Jika Anda sedang mencari sebuah lembaga yang menyediakan pelatihan lanjutan untuk mengasah kemampuan negosiasi bisnis seorang pemimpin bisnis maka program negotiation skills training certification dari prasmul-eli adalah jawabannya.
Program ini memberikan pemahaman mendalam mengenai teknik negosiasi yang menguntungkan, mulai dari persiapan matang dengan BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement) hingga penggunaan pendekatan kolaboratif yang mengarah pada solusi win-win.
Pemimpin bisnis diajarkan bagaimana cara membangun hubungan yang kuat dengan mitra dan klien, sehingga menciptakan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak dan meminimalkan risiko finansial dari kesepakatan yang buruk.
Selain itu, pelatihan ini juga memperkenalkan peserta pada pentingnya soft skills seperti komunikasi efektif, empati, dan kemampuan mendengarkan yang sangat dibutuhkan dalam setiap proses negosiasi.
Dengan sesi simulasi dan praktik langsung, peserta dapat mengasah keterampilan mereka dalam kondisi yang mendekati situasi nyata, sehingga lebih siap menghadapi tantangan negosiasi yang kompleks.
Hasilnya, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan negosiasi, tetapi juga membantu perusahaan mengurangi biaya tersembunyi, menghindari perselisihan yang mahal, serta meningkatkan pendapatan dan profitabilitas secara keseluruhan.