Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Bagaimana Business Development Training Bisa Meningkatkan Inovasi dalam Perusahaan?

Article-Web-Agt-1.jpg

Berkembangnya kecerdasan buatan (artificial intelligence) membuat banyak model bisnis kehilangan relevansinya.

Inovasi menjadi harga mati bagi perusahaan. Dalam melakukan inovasi perusahaan perlu melakukan perencanaan bisnis yang relevan dengan kondisi pasar. 

Perencanaan bisnis atau yang biasa dikenal dengan business development planning yang tidak relevan dengan kondisi pasar akan membawa bisnis Anda pada risiko yang dapat melumpuhkan kinerja, menghambat pertumbuhan, dan akhirnya menyebabkan kegagalan.

Dalam survei The Mckinsey-Quartely pada tahun 2006, 28 % perusahaan memiliki strategic plan yang secara teknis sudah mencerminkan tujuan dan tantangan perusahaan, namun tidak efektif dalam pelaksanaan.

Lebih lanjut, masih dari hasil survei yang sama menyatakan bahwa 14 % lainnya menyatakan bahwa rencana strategis dan rencana eksekusinya tidak selaras.

Dari survei tersebut mengindikasikan bahwa perencanaan formal saja tidak cukup, harus diikuti dengan sinkronisasi organisasional dan monitoring yang benar.

Terkadang internal perusahaan sudah merasa bahwa perencanaan atau inovasi yang dibuat sudah relevan dengan pasar. Namun, ketika diaplikasikan justru sebaliknya. 

Untuk itu, bisnis perlu menggunakan mata orang ketiga untuk membantu melihat blind spot dari perencanaan yang telah dibuat. Atau setidaknya bisa membantu internal tim untuk sadar akan blind spot itu. 

Mempertimbangkan mengikutsertakan karyawan yang ada di operational, middle management, hingga strategic level untuk mengikut pelatihan business development planning bukanlah hal yang buruk. 

Justru itu adalah awal yang bagus agar mereka bisa membuat inovasi bisnis yang terus relevan dengan kondisi pasar. 

Mengapa Inovasi dan Perencanaan Pengembangan Bisnis Menjadi Harga Mati Bagi Bisnis? 

Inovasi pada bisnis era ini bukan lagi tentang siapa yang lebih besar maka ia yang akan menang. 

Banyak kasus bisnis dimana bisnis yang sudah besar terkalahkan dengan business model yang terlihat kecil. 

Seperti kasus disrupsi Netflix yang menumbangkan pemain besarnya yakni Blockbuster, si raksasa penyewaan video yang sudah memiliki lebih dari 9000 toko secara global. 

Melihat hal itu, bisnis yang sudah ada beberapa dekade lalu tidak bisa terus berada di zona nyaman. Bahkan bisnis yang baru memulai harus terus selalu berinovasi. 

Inovasi menjadi harga mati bagi bisnis karena beberapa hal berikut:

  1. Perubahan Perilaku Pasar

Hal ini adalah paling krusial. Karena pasar adalah yang menyumbang pendapatan bagi bisnis. Jika pasar sudah mulai berubah perilakunya maka bisnis perlu menyesuaikan. 

Sekarang dengan disrupsi teknologi yang tidak bisa lagi dibendung, konsumen sekarang menjadi konsumen yang lebih cepat berubah preferensinya, terbiasa dengan pengalaman digital dan personalisasi, dan tidak gampang loyal dengan sebuah brand yang bagi mereka sudah tidak lagi relevan.

Contohnya Gojek & Grab menggantikan taksi konvensional karena memberi solusi lebih praktis, transparan, dan sesuai dengan gaya hidup digital. Konsumen tidak lagi mau menunggu di pinggir jalan atau berdebat soal tarif dengan ojek pangkalan. 

  1. Disrupsi Teknologi

Generasi baby boomer dan millenial yang menjadi saksi perjalanan disrupsi teknologi yang awalnya lambat, kini menjadi progresif. 

Awalnya hanya ada telepon di warung internet, berkembang menjadi ponsel genggam layar monokrom, bertransformasi menjadi layar sentuh, hingga kini ada kecerdasan buatan yang bisa diakses dari ponsel genggam juga. 

Teknologi sungguh mengubah cara berpikir, berperilaku, preferensi, hingga cara kerja sebuah industri. 

Sebut saja Spotify yang mengubah cara kerja industri musik global. Model langganan dan streaming menggeser dominasi penjualan CD dan unduhan musik digital. Perusahaan besar seperti Warner dan Sony Music akhirnya harus beradaptasi ke platform streaming.

  1. Siklus Produk Semakin Pendek 

Dahulu orang membuat sebuah produk akan menunggu produk tersebut jadi langsung diluncurkan. 

Kemudian, muncullah istilah agile yang mendorong bisnis untuk meluncurkan MVP (minimum viable product). 

Sekarang dengan adanya AI, produk bisa dibuat dengan siklus yang semakin pendek. 

Bisnis yang masih gigih mempertahankan cara lama dengan siklus yang panjang akan membuatnya semakin tidak relevan.

Masih ingatkan Anda tentang BlackBerry?

Blackberry terlambat mengubah sistem operasi dan antarmuka pengguna ketika iPhone dan Android mulai populer. Akibatnya, pangsa pasarnya hilang total dalam beberapa tahun.


Apa Saja Kesalahan Bisnis dalam Melakukan Perencanaan Pengembangan Bisnis? 

Gagal merencanakan maka gagal mendapatkan pencapaian. Itu adalah kalimat yang sering digaungkan banyak orang.

Bisa jadi benar kalimat di atas benar, jika gagal merencanakan bisnis yang relevan dengan kebutuhan pasar. 

Berikut ini beberapa kesalahan bisnis dalam melakukan strategic business development planning menurut survei McKinsey-Quarterly:

  1. Banyak perusahaan gagal mengaitkan perencanaan dengan eksekusi

Meskipun 28% perusahaan memiliki rencana strategis yang secara teoritis mencerminkan tujuan dan tantangan bisnis mereka, kenyataannya rencana tersebut tidak efektif dalam pelaksanaan. Ini menunjukkan bahwa tanpa eksekusi yang konkret, strategi hanya akan menjadi dokumen tanpa dampak nyata terhadap kinerja bisnis.

  1. Kesenjangan antara strategi dan fungsi pengembangan bisnis

Hanya 57% responden menyatakan bahwa proses perencanaan strategis mereka benar-benar terintegrasi dengan fungsi business development. Artinya, masih banyak organisasi yang belum memposisikan pengembangan bisnis sebagai bagian inti dari strategi perusahaan, sehingga melewatkan peluang pertumbuhan yang bisa muncul di luar lini bisnis utama mereka.

  1. Ketidaksesuaian antara rencana dan tindakan operasional

Sebanyak 14% responden mengakui bahwa strategi dan rencana eksekusi di organisasi mereka tidak selaras. Ini menandakan lemahnya jembatan antara penyusunan strategi di level manajerial dan implementasi nyata di level operasional. Tanpa sinergi yang kuat, strategi akan gagal diterjemahkan menjadi aksi yang menghasilkan.

  1. Organisasi yang tidak selaras menyebabkan strategi gagal diterapkan

Data menunjukkan bahwa 67% responden yang merasa puas dengan proses strategis di perusahaannya menyatakan bahwa ada penyelarasan manajemen yang baik terhadap strategi. 

Sebaliknya, hanya 40% dari responden yang tidak puas menyatakan hal serupa. Ini membuktikan bahwa tanpa alignment antar tim dan fungsi, strategi sulit untuk dijalankan secara konsisten dan menyeluruh.
 

Bagaimana Business Development Training Membantu Perusahaan Anda Mengembangkan Inovasi Bisnis? 

Untuk mengurangi blind spot dalam proses merancang inovasi dan pengembangan bisnis, maka program pelatihan menjadi salah satu alternatif yang bisa diimplementasikan perusahaan. 

Mengadakan pelatihan seperti business development training yang berfokus pada perencanaan bisnis yang relevan dengan kebutuhan pasar, eksekusi yang selaras dengan tindakan, dan inovasi dengan siklus produk yang lebih agile.

Mengapa business development training? Pelatihan business development planning akan membantu Anda untuk merencanakan perencanaan bisnis secara komprehensif, disesuaikan dengan kondisi pasar dan tantangan yang ada sehingga tetap relevan. 

Selain itu dengan pelatihan yang berfokus pada perencanaan bisnis yang komprehensif, business development training ini bisa membantu Anda dalam hal-hal berikut:

  1. Membekali peserta dengan toolset dan mindset untuk menerjemahkan ide strategis menjadi langkah konkret. 
  2. Pelatihan ini mendorong peserta untuk melihat business development bukan sekadar fungsi pencari peluang, tapi sebagai bagian inti dari proses penyusunan strategi.
  3. Melatih cara berpikir lintas fungsi (cross-functional thinking), sehingga perencanaan bisnis menjadi milik bersama, bukan hanya divisi tertentu.
  4. Memperkuat kemampuan peserta untuk tidak hanya merencanakan, tetapi juga mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan strategi bisnis dengan adanya indikator kinerja utama (KPI) dan milestone monitoring.
  5. Memahami bagaimana tren pasar, perilaku konsumen, dan kekuatan internal perusahaan dapat dijadikan dasar inovasi yang fit dengan tujuan jangka panjang perusahaan.

Anda bisa mendapatkan manfaat maksimal di atas dengan mengikutsertakan karyawan level strategis perusahaan Anda pada pelatihan business development planning dari prasmul-eli. 

Pelatihan business development training dari prasmul-eli akan mendorong inovasi yang strategis dan relevan bagi perusahaan Anda.

ARTIKEL TERKAIT