Setiap pemimpin bisnis ingin bisnisnya terus mendapatkan profit yang berkelanjutan. Namun, kondisi pasar bisa membalikkan keadaan, sehingga bisnis membutuhkan cara merancang strategi bisnis agar tetap relevan dengan kondisi pasar saat ini.
Strategi bisnis membantu perusahaan bisa terus menjadi pemimpin pasar, mengenali peluang bisnis yang baru, bahkan merencanakan strategi exit atau pivot apabila model bisnis sekarang tidak lagi relevan dengan pasar.
Merancang strategi bisnis efektif bisa meningkatkan laba perusahaan. Sebagaimana hal yang diungkapkan oleh Senior Partner McKinsey, Kevin Laczkowski, yang mengungkapkan bahwa hanya 20% perusahaan yang menghasilkan 90% dari total laba ekonomi dalam periode sepuluh tahun.
Perusahaan yang berhasil mencapai posisi ini biasanya melakukan langkah strategis besar yang meningkatkan produktivitas, diferensiasi, dan alokasi sumber daya secara efektif. Namun, hanya 8% perusahaan yang berhasil beralih dari posisi menengah ke posisi teratas dalam periode tersebut.
Sayangnya perumusan strategi bisnis ini kurang mendapatkan perhatian lebih, menurut Harvard Business Review, 85% tim pimpinan eksekutif hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam untuk membahas strategi bisnis. Bahkan dalam riset ini, karyawan pun tidak mengetahui strategi bisnis perusahaan.
Fokus pada eksekusi memang tepat. Namun, eksekusi kurang menghasilkan hasil yang maksimal apabila strategi yang dirancang kurang efektif. Sehingga Anda hanya buang-buang waktu saja.
Oleh karena itu, pembahasan kali ini akan mengajak Anda untuk merancang strategi bisnis efektif agar eksekusi yang dijalankan bisa menghasilkan dampak maksimal untuk bisnis.
Strategi bisnis merupakan sebuah proses yang dilakukan organisasi untuk memanfaatkan pengetahuan yang tersedia untuk mendiskusikan arah yang diinginkan oleh suatu bisnis.
Proses merumuskan strategi ini akan digunakan untuk memprioritaskan eksekusi yang perlu dilakukan, pengalokasian sumber daya yang efektif, menyelaraskan tujuan perusahaan, dan mengimplementasikan tujuan secara efektif.
Apakah berbeda strategi bisnis dengan corporate strategy? Perbedaannya terletak pada fokus strategi dan level implementasinya.
Berikut ini beberapa elemen yang perlu pemimpin bisnis pegang dalam merencankan strategi bisnis:
Strategi bisnis yang akan dirancang perlu selaras dengan visi dan misi perusahaan yang sudah ada sejak perusahaan berdiri.
Dengan berlandaskan pada visi dan misi perusahaan, maka strategi bisnis akan memiliki fokus, tujuan, dan objektif yang jelas dan terdefinisi dengan baik.
Bisnis perlu menetapkan tujuan dan objektif yang jelas dan terdefinisi dengan baik untuk menjadi landasan dari setiap strategi bisnis.
Tujuan menjadi kompas untuk mengukur kemajuan. Tentukan tujuan dan objektif yang ingin dicapai dengan metode SMART agar memastikan keselarasan di seluruh organisasi.
Untuk menentukan langkah yang perlu dilakukan dalam strategi bisnis, bisnis perlu menganalisis dari sisi eksternal dan internal melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treat)
Analisis eksternal dan internal mendukung pengambilan keputusan strategis dengan mengindentifikasi area keunggulan dan tantangan potensial.
Memahami lanskap kompetitif dan faktor lingkungan yang lebih luas sangat penting untuk menempatkan bisnis secara efektif.
Alat seperti Porter's Five Forces dan analisis PESTLE (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Hukum, Lingkungan) membantu dalam mengevaluasi dinamika pasar dan pengaruh eksternal.
Evaluasi sumber daya yang perusahaan miliki seperti keuangan, manusia, dan teknologi serta penilaian kemampuan organisasi memastikan bahwa bisnis dapat melaksanakan strateginya secara efektif. Hal ini melibatkan penyesuaian sumber daya dengan prioritas strategis.
Pengembangan inisiatif dan rencana aksi spesifik menjelaskan bagaimana strategi akan diimplementasikan.
Rencana-rencana ini merinci langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan strategis.
Agar bisa mengukur strategi bisnis yang dirancang, perlu untuk menetapkan metrik kinerja yang berupa Key Perforamance Indicators (KPI).
Evaluasi rutin memastikan bahwa strategi bisnis tetap selaras dengan tujuan dan beradaptasi dengan kondisi yang berubah.
Apabila Anda sudah menyiapkan elemen dalam strategi bisnis, ini saatnya untuk menyusun strategi bisnis yang efektif.
Berikut ini formula cara menyusun strategi bisnis yang efektif menurut Harvard Business School.
Tujuan adalah landasan dari strategi bisnis yang kuat. Strategi yang jelas dan berorientasi pada tujuan akan membantu Anda menyelaraskan upaya organisasi menuju tujuan bersama dan memastikan visi perusahaan Anda beresonansi dengan pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan lainnya.
Strategi yang berorientasi pada tujuan tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga mempertimbangkan dampak yang lebih luas yang dimiliki perusahaan terhadap manusia dan planet.
Bagaimana memulai dengan tujuan ini? Mulailah dengan menentukan misi dan nilai inti perusahaan Anda. Selaraskan tujuan strategis dengan pertimbangan sosial dan juga lingkungan.
Integrasikan tujuan perusahaan ke dalam budaya perusahaan, memastikan karyawan merasa termotivasi oleh dampak besar yang mereka kontribusikan.
Contohnya merek Lipton dari Unilever, yang membangun strateginya berdasarkan tujuan memproduksi teh berkelanjutan, menyelaraskan seluruh strateginya untuk memberikan manfaat bagi manusia dan planet, yang pada akhirnya menghasilkan keuntungan melalui merek yang kuat dan berorientasi pada tujuan.
Kondisi ekonomi, sosial, hingga geopolitik global perlu menjadi pertimbangan utama.
Strategi bisnis tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekitarnya. Anda perlu secara terus-menerus mengevaluasi konteks global, mempertimbangkan faktor-faktor seperti perkembangan geopolitik, pergeseran ekonomi, dan tren pasar yang dapat memengaruhi strategi Anda.
Pantau secara rutin berita internasional, peristiwa politik, dan tren industri. Lalu evaluasi bagaimana perusahaan global memengaruhi rantai pasokan, basis pelanggan, dan operasional bisnis Anda.
Lantas bangun fleksibilitas dalam strategi Anda. Hal ini memungkinkan penyesuaian yang cepat terhadap guncangan eksternal atau peluang baru.
Contohnya industri susu, terutama di negara-negara seperti Mongolia, perlu menyesuaikan strateginya jika China memutuskan untuk memberikan subsidi besar-besaran pada sektor susunya, sehingga produksi lokal menjadi kurang kompetitif.
Strategi bisnis Anda harus berbasis pada data dan didukung oleh data internal serta studi kasus eksternal atau pun tren ekonomi.
Analisis data tersebut berfungsi membantu mengurangi bias kognitif, memastikan agar setiap keputusan didasarkan pada fakta dari pada asumsi.
Data internal yang digunakan bisa berupa data keuangan perusahaan, kinerja historis, dan wawasan pelanggan. Hal ini juga termasuk menganalisis tren penjualan, pangsa pasar, keuntungan, kepuasan pelanggan, dan kinerja produk.
Data eksternal bisa menggunakan studi kasus dari kesuksesan dan kegagalan perusahaan lain. Strudi kasus perusahaan dalam industri Anda atau industri lain untuk memahami strategi yang berhasil, terutama dalam kondisi pasar yang serupa.
Contohnya Netflix, sebagai studi kasus. Netflix menunjukkan bagaimana strategi berbasis data dapat menjadi game-changer. Netflix menggunakan data penonton pelanggan untuk mengidentifikasi pola, mempersonalisasi rekomendasi, dan mengembangkan konten asli mereka sendiri, yang pada akhirnya mengubahnya dari layanan penyewaan DVD menjadi pemimpin streaming global.
Komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam kesuksesan eksekusi strategi bisnis. Bisnis tidak cukup hanya merancang strategi yang solid, tapi juga harus memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan di organisasi memahami rencan tersebut, peran, dan bagaimana kontribusi mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa 95% karyawan tidak memahami strategi perusahaan mereka. Agar strategi berhasil, karyawan harus memahami dengan jelas tidak hanya "apa" dan "bagaimana" dari strategi tersebut, tetapi juga "mengapa."
Hal ini menciptakan keselarasan dan memberdayakan karyawan untuk mengambil keputusan yang berkontribusi pada tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Setiap strategi bisnis dirumuskan maka jelaskan dengan jelas visi, tujuan, dan tujuan strategi kepada semua karyawan.
Adakan pertemuan strategi rutin, rapat umum, atau pembaruan untuk memastikan semua orang memiliki informasi yang selaras.
Buat mekanisme umpan balik seperti survei dan diskusi tim untuk mengukur pemahaman dan keterlibatan karyawan.
Contoh perusahaan yang menerapkan komunikasi secara efektif adalah Starbuck.
Starbucks dikenal karena menyelaraskan karyawan dengan strategi perusahaan melalui komunikasi rutin mengenai komitmennya terhadap sumber daya etis, kesejahteraan karyawan, dan keterlibatan komunitas. Strategi ini diperkuat melalui program pelatihan internal dan pesan yang jelas dari pimpinan.
Kapan merancang strategi bisnis? Di era pasar yang bergerak cepat, jika hanya merencanakan strategi bisnis satu tahun sekali maka siap-siap bisnis Anda akan tertinggal.
Bila melihat bagaimana perusahaan rintisan bergerak, mereka merencanakan strategi bisnis dalam bentuk Sprint, bisa dua minggu sekali bahkan seminggu sekali.
Agar bisnis Anda melakukan eksekusi yang tepat, Anda perlu belajar cara merancang strategi bisnis yang berdampak.
Anda bisa belajar cara merancang strategi bisnis yang selaras dengan tujuan perusahaan dan mengimplementasikannya di program sertifikasi business strategy dari prasmul-eli.
Anda akan dibekali bagaimana melakukan analisis internal dan eksternal, strategi kompetitif, business model canvas, dan banyak lagi terkait komponen business strategy.
Siapkan diri Anda dan para pemimpin bisnis untuk merancang strategi bisnis yang berdampak.