Istilah “bakar uang” sudah sangat melekat dengan start up atau usaha rintisan. Pemilik start up akan memberikan voucher hingga potongan harga yang sangat besar untuk para konsumen. Penamaan “bakar uang” pun bisa dikatakan tepat karena jumlah dana yang digunakan tentunya sangat fantastis.
Pertanyaan selanjutnya, apa memang semua start up harus “bakar uang” dalam menjalankan operasionalnya? Selain itu, berapa jumlah yang tepat dan samapi kapan strategi ini harus dijalani? Simak penjelasannya di bawah ini!
Istilah bakar uang adalah aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahan baru atau rintisan untuk menghabiskan modalnya. Dana modal tersebut digunakan untuk membiayai segala macam hal dalam pemasaran. Bakar uang atau disebut juga burn rate sebenarnya hanya akan membuat arus kas mendapatkan rapor merah.
Dilansir dari CB Insight, sebanyak 29 persen start up gagal dalam menjalankan strategi ini. Alasannya tidak lain karena kehabisan modal. Modal tersebut digunakan untuk banyak hal dalam strategi pemasaran. Perusahaan rintisan paling sering menggunakan modalnya untuk memberikan voucher, potongan harga, hingga belanja iklan.
Di sisi lain, aksi “bakar uang” dari para pelaku start up ini memang menjanjikan potensi keuntungan. Sebut saja saat start up membakar Rp100.000, mereka berpotensi mendapatkan keuntungan hingga Rp500.000. Sayangnya, sebagian besar start up tersebut mengalami kesulitan untuk memulihkan kembali modal yang sudah hilang.
Sebenarnya, alasan kehabisan modal ini bukan merupakan faktor utama saat sebuah perusahaan mulai membakar uangnya. Ada banyak pula start up yang mengalami kegagalan lantaran karena faktor produk yang dihasilkannya tidak diterima oleh pasar. Jadi, sebanyak apa pun Anda membakar uang, penjualan yang dihasilkan tentunya tidak akan pernah sebanding.
Start up melakukan aksi bakar uang ini juga bukan tanpa alasan di baliknya. Strategi ini tetap memiliki manfaat yang bisa didapatkan. Berikut sejumlah alasan start up perlu melakukan bakar uang.
Start up tentunya perlu tumbuh lebih cepat. Orang-orang di dalamnya perlu melakukan segala cara untuk melakukan akselerasi, termasuk salah satunya burn rate. Strategi ini pun akan membangun awareness dari masyarakat tentang perusahaan rintisan ini.
Perusahaan tidak bisa bertahan tanpa adanya keuntungan. Keuntungan ini bisa didapatkan dari penjualan atas produk yang dimiliki. Supaya orang mau membeli produk, tentu Anda harus membuatnya menarik. Langkah memberikan subsidi kepada pelanggan dengan diskon dan voucher tentunya jadi cara untuk bertahan dalam bisnis.
Menambah pelanggan baru juga jadi tujuan dari bakar duit yang dilakukan oleh start up. Strategi ini akan membuat sebuah barang jadi lebih menarik dan memunculkan cerita-cerita baru dalam dunia maya. Dengan begitu, pasar yang disasar juga bisa jadi tambah besar.
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa diskon dan cashback jadi alasan seseorang melakukan transaksi. Langkah membakar uang untuk mengeluarkan promo-promo tersebut bukan hanya meluaskan pasar. Cara ini pun bisa menarik pelanggan dari para kompetitor untuk beralih ke produk yang milik perusahaan Anda. Makin banyak yang beralih, penjualan dari kompetitor pun akan berkurang.
Strategi bakar uang ini pun pastinya akan meningkatkan value dari sebuah perusahaan rintisan. Hal ini bisa jadi portofolio yang bagus untuk para investor baru di masa depan. Tidak menutup kemungkinan Anda bisa mendapatkan modal tambahan untuk kelangsungan bisnis.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, burn rate juga bisa berisiko pada kegagalan bisnis. Karena itu, coba langkah-langkah di bawah ini untuk mengurangi potensi bakar uang yang berlebihan.
Itu dia informasi terkait dengan strategi bakar uang yang sering dilakukan oleh start up. Anda bisa mendapatkan ilmu lebih banyak lagi dengang mengikuti program yang diselenggarakan oleh prasmul eli. Salah satunya adalah Program Strategic Business Analysis yang akan memberikan pelatihan tentang cara menghadapi iklim bisnis yang sering berubah-ubah. Di samping itu, dapatkan juga pengetahuan cara mengelola bisnis dan implementasi sebuah strategi yang tepat di dalamnya.