Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Pain Point: Definisi, Jenis, dan Cara Mengidentifikasinya

cover-artikel-putih.jpg

Pain point adalah salah satu aspek yang paling penting untuk dipahami oleh pebisnis. Dengan mengetahui pain point pelanggan, pebisnis bisa mendapatkan banyak manfaat dari hulu ke hilir dalam alur pemasaran.

Menjadikan bisnis Anda menjadi solusi dari setiap permasalahan pelanggan akan memperpanjang keberlangsungan suatu bisnis itu sendiri.

Identifikasi pain point umumnya melibatkan tim sales, marketing, dan customer service. Baru selanjutnya tim development akan mengimplementasikan hasil temuan dari proses identifikasinya.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu pain point, jenis-jenis, dan cara mengidentifikasi, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Pain Point?

Pain point merujuk pada masalah, kesulitan, atau ketidaknyamanan yang dialami oleh pelanggan dalam pengalaman mereka. Pengalaman yang dimaksud termasuk pada pengalaman penggunaan produk, layanan, atau proses lain yang dialaminya.

Ini adalah area dimana pelanggan merasa frustasi, tidak puas, atau merasa bahwa kebutuhan atau harapan mereka tidak terpenuhi. 

Dalam konteks penyelesain, pain point bisa dikategorikan dalam skala kecil maupun besar. Contoh pain point skala kecil adalah pengalaman pelayanan tatap muka yang bisa langsung diatasi dengan mendisiplinkan petugas yang bersangkutan. 

Sementara itu, contoh pain point skala besar adalah yang berkaitan dengan kualitas produk sehingga membutuhkan evaluasi besar pada proses produksi massal. 

Apa Saja Jenis-Jenis Pain Point?

Mungkin Anda menganggap pain point pelanggan memiliki jenis yang banyak dan tak terbatas. Namun, umumnya hal ini bisa dikelompokkan dalam beberapa kategori besar.

Berikut jenis-jenis pain point yang bisa dirasakan pelanggan:

  1. Financial pain point

Pain point juga berkaitan dengan keuangan. Bisa jadi pelanggan merasa bahwa harga produk atau layanan terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai yang mereka terima.

Bisa juga pelanggan merasa dikenakan biaya tambahan tak terduga dalam proses pembelian atau penggunaan produk. Selain itu, pelanggan juga dapat kecewa saat proses pembayaran yang dianggap terlalu rumit atau tidak efisien.

  1. Process pain point

Process pain point adalah hambatan yang dihadapi oleh pelanggan dalam berbagai proses yang terkait dengan penggunaan produk atau layanan. Proses yang terhambat atau lambat ini meliputi beberapa hal seperti:

  • Proses Pembelian: Terlalu banyak formulir yang harus diisi, proses verifikasi yang berbelit-belit atau otorisasi yang lama.
  • Proses Pengiriman: Kendala keterlambatan, kerusakan, pengemasan, dll.
  • Pelayanan Pelanggan yang Lambat: Tanggapan yang lambat saat pelanggan membutuhkan bantuan. 
  • Proses Pengembalian atau Refund: Proses pengembalian yang terlalu lama dan berbelit-belit.
  1. Productive pain point

Jenis ini mencakup masalah apa pun yang menghambat efisiensi atau secara umum membuat hidup pelanggan lebih sulit, bukannya lebih mudah.

Situasi ini biasanya dialami oleh pelanggan di industri B2B, dimana proses berbelit-belit yang dialami pelanggan, bisa diotomatisasi oleh bisnis Anda.

  1. Support pain point

Layanan pelanggan adalah salah satu aspek utama dalam bisnis. Saat pelanggan melakukan kesulitan, pelayanan pusat bantuan yang baik harus sudah disiapkan. 

Penilaian soal pelayanan ini juga mencakup tentang performa sumber daya yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Ketika respon tidak sesuai dengan yang diharapkan, kekecewaan pelanggan bisa muncul.

Bagaimana Cara Mengidentifikasi Pain Point?

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan pain point dan jenis-jenisnya, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mengidentifikasinya?

Mengidentifikasi pain point adalah proses penting dalam memahami secara mendalam bagaimana arah pengambilan keputusan yang tepat. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih rinci tentang beberapa metode untuk mengidentifikasinya:

  1. Aktif mendengarkan

Berinteraksi secara langsung dengan pelanggan Anda melalui berbagai saluran komunikasi seperti social media, email, atau pertemuan tatap muka. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka dengan produk atau layanan Anda.

Tangkap semua keluhan, kekhawatiran, atau frustrasi yang mereka rasakan. 

  1. Analisis data

Manfaatkan data yang Anda miliki untuk mengidentifikasi pola-pola yang menunjukkan area-area di mana pelanggan mungkin mengalami kesulitan atau ketidakpuasan. Ini bisa berupa data umpan balik pelanggan, analisis penggunaan produk, atau data dari layanan pelanggan.

Dengan menganalisis data ini secara menyeluruh, Anda dapat mengidentifikasi potensi kesulitan pelanggan dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.

  1. Survei atau kuesioner

Buat survei atau kuesioner untuk pelanggan dengan pertanyaan terstruktur tentang pengalaman mereka dengan produk atau layanan Anda. 

Ajukan pertanyaan terbuka yang memungkinkan mereka untuk memberikan umpan balik langsung tentang apa yang mereka sukai dan tidak sukai.

Survei ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang apa kesulitan atau hambatan yang dialami pelanggan.

  1. Analisis kompetitor

Lakukan analisis kompetitor untuk memahami apa yang dilakukan oleh pesaing Anda. Hal ini diperlukan untuk mencari tahu nilai plus produk yang akan membuatnya lebih dipilih pelanggan dari produk lain.

Identifikasi di mana pesaing Anda mungkin kurang efektif atau di mana pelanggan mereka mengalami ketidakpuasan. Ini dapat membantu Anda mengidentifikasi peluang untuk memecahkan pain point yang ada.

  1. Observasi langsung

Amati penggunaan produk atau layanan Anda secara langsung. Perhatikan bagaimana pelanggan berinteraksi dengan produk tersebut, apa yang membuat mereka terhambat, dan di mana mereka mungkin mengalami kesulitan. 

Observasi langsung ini dapat memberikan wawasan yang sangat berharga tentang pain point pelanggan yang mungkin sulit dideteksi melalui metode lain.

Itu dia informasi yang perlu Anda ketahui tentang apa itu pain point, jenis-jenis, dan cara mengidentifikasinya.

Identifikasi yang tepat membuat Anda bisa menyelesaikan masalah saat ini, serta mengantisipasi masalah di masa depan bahkan ketika mengembangkan produk.

Memahami konsep pain point disebut sebagai salah satu cara tepat menghadapi situasi yang dinamis dalam mengelola bisnis. Tingkatkan kemampuan analisis bisnis Anda dengan mengikuti short program Strategic Business Analysis dari Prasmul Eli.

Dalam program tiga hari, cakupan pembelajarannya meliputi:

  • Pengantar Strategic Business Analysis
  • General Environment and Scenario Analysis
  • Analisis Industri
  • Analisis Kompetitif
  • Analisis Internal
  • Core competence Analysis
  • Analisis SWOT
  • Analisis Business Model
  • Customer Pain & Gain Analysis


Daftar sekarang melalui link berikut ini agar bisa mengikuti kelas yang akan dilaksanakan secara online dan offline.

ARTIKEL TERKAIT