Kombinasi dari ekonomi yang berkembang pesat, pandemi global, dan ketidakpuasan pekerja telah memicu Great Resignation. Selain itu, jumlah pengangguran yang rendah telah memberikan karyawan keuntungan untuk bersikap kritis terhadap pemberi kerja dan kemudahan berpindah-pindah tempat kerja.
Retention dan talent acquisition adalah prioritas yang lebih besar dari sebelumnya bagi banyak perusahaan, terutama yang fokus pada pertumbuhan bisnisnya. Perusahaan akan membutuhkan strategi yang berpusat pada karyawan mengingat adanya kemungkinan tantangan tersebut terus berlanjut. Hal ini perlu dibangun atas kepercayaan dan tindakan untuk mendapatkan karyawan dengan talenta terbaik.
Pada pulse survey yang dilakukan oleh PwC pada Februari 2022, 92% perusahaan swasta menunjukkan pentingnya merekrut dan mempertahankan SDM untuk pertumbuhan perusahaan. Retention dan talent acquisition juga menjadi prioritas bagi generasi pemimpin bisnis keluarga berikutnya.
Menurut NextGen Survey yang dilakukan juga oleh PwC pada tahun 2022, 75% dari generasi berikutnya dalam perusahaan keluarga melihat akuisisi, manajemen, dan retensi talenta sebagai prioritas utama selama dua tahun setelah dampak COVID-19 yang belum pernah terjadi dan pergerakan pasar tenaga kerja berikutnya.
Menurut survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer 2022, bisnis milik keluarga adalah perusahaan yang paling terpercaya. Sebanyak 67% responden mengatakan mereka mempercayai bisnis keluarga, dibandingkan dengan 58% untuk bisnis pribadi, 56% untuk bisnis publik, dan 52% untuk perusahaan milik negara.
Bisnis keluarga mendapatkan kepercayaan ini dengan tujuan yang jelas dan nilai-nilai kuat yang mendasari perusahaan mereka dan berasal dari keluarga sendiri sebagai pemilik. Nilai-nilai ini sering kali mencakup komitmen untuk memberikan dampak positif bagi karyawan dan komunitas mereka serta bertindak sebagai bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Pada saat karyawan mencari pekerjaan yang lebih baik, menjadi bagian dari bisnis keluarga menawarkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai pribadi ke dalam tindakan nyata. Hal ini juga membuat waktu dan energi yang dicurahkan untuk pekerjaan menjadi lebih berharga.
Bisnis keluarga dapat memanfaatkan keunggulan dan kepercayaan tersebut untuk mendapatkan bakat terbaik di antara individu sebagai calon karyawan dan juga mendorong pertumbuhan bisnis. Dalam upaya melakukannya, perusahaan harus memprioritaskan membangun dan memupuk kepercayaan serta fokus kepada hal-hal paling penting bagi karyawan.
Kepercayaan telah menjadi bagian integral untuk menarik dan mempertahankan bakat (karyawan). Jika sebuah bisnis kehilangan kepercayaan, maka ada kecenderungan akan kehilangan karyawan. Namun, para pemimpin bisnis sering kali melebih-lebihkan seberapa besar kepercayaan karyawan terhadap bisnis atau perusahaan.
Jika pada kenyataannya kepercayaan karyawan tidak setinggi yang diucapkan oleh pemimpin bisnis, maka dapat menyebabkan konsekuensi yang merugikan. Salah satunya adalah tingkat retensi karyawan yang lebih rendah dan dampak negatif pada laba perusahaan.
Karyawan dapat meninggalkan perusahaan jika kehilangan kepercayaannya. Karyawan memprioritaskan akuntabilitas, transparansi, komunikasi yang jelas, dan mengakui kesalahan saat menentukan apa yang mendorong kepercayaan bagi mereka.
Bisnis keluarga secara historis memiliki tingkat retensi yang lebih baik daripada perusahaan non-keluarga. Dalam upaya memperdalam kepercayaan dengan karyawaan saat ini dan calon karyawan, bisnis keluarga dapat melakukan beberapa langkah seperti berikut:
Bersikaplah transparan tentang apa yang diperjuangkan perusahaan, seperti cara mendukung karyawan dalam perusahaan, cara memperjuangkan keragaman, kesetaraan, dan inklusivitas, serta tujuan dan progres prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan.
Karyawan perlu memahami dampak di seluruh bisnis. Hilangkan silo yang menghalangi aliran informasi bagi karyawan saat mereka ingin menciptakan pengalaman yang konsisten. Sambut ide-ide baru dan dorong kreativitas serta kolaborasi di seluruh bagian perusahaan.
Saat karyawan merasa didengar, hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dalam bisnis Anda. Misalnya, bisnis keluarga yang beroperasi selama lebih dari satu abad melibatkan 150 dari 400 karyawannya dalam proses perencanaan strategis jangka panjangnya sehingga memiliki ide yang lebih beragam dan kelompok yang berkomitmen untuk menjalankan strategi.
US Trus in Business Survey dari PwC mengungkapkan bahwa 75% eksekutif perusahaan sangat berfokus pada karyawan untuk membangun kepercayaan. Namun, hanya 37% yang menerapkan tindakan pembangunan kepercayaan utama ketika sampai pada langkah-langkah konkret.
Langkah tersebut mengacu pada penyusunan rencana communication crisis atau membentuk komite pengarah kepercayaan. Pertimbangkan bagaimana praktik kepercayaan Anda, termasuk sesi mendengarkan atau pulse survey, perlu berkembang seiring dengan pertumbuhan bisnis.
Cari peluang untuk menjalin upaya ESG yang dapat berdampak positif pada bisnis Anda dan dunia luar. Banyak karyawan ingin bekerja untuk perusahaan yang berfokus membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dan perusahaan yang memprioritaskan ESG dapat meningkatkan keterlibatan karyawan.
Bisnis keluarga telah memprioritaskan ESG jauh sebelum menjadi bahan pembicaraan. Penting bagi perusahaan untuk mengambil pendekatan berbasis data dengan aktivitas ini untuk menghitung dan mengkomunikasikan dampaknya. Mulailah dengan melaporkan apa yang telah dilakukan oleh perusahaan karena hasil sebelumnya dapat memperkuat peran saat ini terkait rencana di masa depan.
Saat bisnis keluarga ingin memprioritaskan pertumbuhan, fokus harus diletakkan pada tuas yang akan memajukan bisnis. Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan tantangan global sekalipun, bakat memainkan peran penting dalam kesuksesan jangka panjang bagi para pemimpin.
Dampaknya, penting bagi para pemimpin untuk bersandar pada nilai-nilai budaya dan integritas yang melekat pada bisnis keluarga. Hal ini dilakukan agar dapat membantu bisnis untuk semakin meningkat dan berhasil menarik serta mempertahankan bakat yang dibutuhkan perusahaan untuk berkembang di lingkungan pasar.
Talent acquisition menjadi hal yang bermanfaat bagi perusahaan keluarga yang berfokus pada peningkatan dan perkembangan bisnisnya. Kualitas Human Resources Management menjadi kunci untuk mempertahankan nilai-nilai kepercayaan, transparansi, dan tanggung jawab sosial serta lingkungan pada perusahaan.
Perubahan tren dari para talenta yang bergabung ke dalam sebuah perusahaan juga terus berubah. Hal inilah yang dapat sangat berpengaruh pada kinerja jangka panjang perusahaan. Penting untuk menanamkan wawasan terpadu dan pemahaman perilaku organisasi yang baik berdasarkan body of knowledge dari badan Sertifikasi Internasional agar para eksekutif perusahaan memberikan perhatian khusus dalam mengelola talenta yang kompeten di perusahaan.
Kemampuan analytical thinking adalah salah satu skill yang krusial untuk Anda miliki dalam dunia kerja.
Mulai dari masa mencari pekerjaan atau job seeker, mencantumkan kemampuan analytical bisa menjadi value atau nilai tersendiri untuk Anda.
Kemampuan ini termasuk dalam soft skill yang bisa didapatkan dan dikembangkan dari pengalaman yang beragam serta refleksi diri terhadap pekerjaan.
Memiliki kemampuan analytical thinking di dunia kerja tentu akan memberikan keuntungan dan membantu Anda mencapai tujuan profesional dengan lebih baik.
Apa sebenarnya analytical thinking dan bagaimana meningkatkan kemampuan ini? Dalam artikel ini, akan dijelaskan mengenai definisi analytical thinking, manfaat yang diberikan, hingga cara meningkatkannya.
Dikutip Indeed, analytical skills atau kemampuan analitik adalah kemampuan yang membuat Anda dapat melakukan observasi, riset, dan menginterpretasikan sebuah subjek untuk mengembangkan ide yang kompleks dan solusi.
Sementara itu, apa yang dimaksud dengan analytical thinking adalah saat Anda menggunakan kemampuan-kemampuan ini secara bersamaan untuk menyelesaikan sesuatu.
Ada banyak sekali pekerjaan yang menuntut Anda untuk mampu berpikir secara analitik. Bukan hanya profesional, kemampuan ini juga akan menguntungkan untuk digunakan dalam kehidupan pribadi.
Anda juga tidak bisa begitu saja mendapatkan kemampuan analytical thinking. Perlu trial dan error serta proses yang tidak sebentar untuk akhirnya Anda dapat memberikan suatu solusi untuk permasalahan tertentu.
Melalui pengalaman serta trial dan error, Anda yang memiliki analytical thinking adalah orang-orang yang bisa menganalisis situasi, topik, dan masalah dengan cepat yang umumnya terjadi dalam dunia kerja.
Itulah mengapa memiliki kemampuan ini akan membantu Anda meraih tujuan utama pada setiap pekerjaan yang Anda kerjakan.
Kemampuan analytical thinking akan sangat berguna untuk manajemen data dan bidang IT, tapi sebenarnya kemampuan analitik atau analytical skills sangat bernilai di berbagai jenis industri dan jenjang karier.
Saat Anda menjadi job seeker dan memiliki kemampuan analytical thinking yang kuat, perusahaan akan lebih tertarik karena kemampuan tersebut memiliki potensi untuk dapat meningkatkan operasional perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari analytical thinking:
membantu pengerjaan tugas yang kompleks dengan lebih efektif;
menyelesaikan masalah kompleks dengan cara yang lebih sistematis;
mengantisipasi datangnya masalah serta mampu merencanakan penyelesaiannya;
memudahkan Anda mencari alternatif atau pilihan solusi saat menghadapi masalah;
membantu pembuatan kebijakan dan keputusan yang data-based atau berdasarkan data; dan
mengidentifikasi masalah dan mengatasinya dengan efektif.
Elemen penting dalam analytical thinking adalah kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab dan dampak dari suatu permasalahan.
Pada konteks pekerjaan, saat menghadapi masalah, untuk menerapkan analytical thinking, Anda perlu mengetahui terlebih dulu penyebab permasalahan tersebut. Proses untuk mengaplikasikan kemampuan analitik yaitu sebagai berikut:
Mengidentifikasi topik, permasalahan, dan isu yang ada.
Mengumpulkan informasi melalui tes dan observasi.
Mengembangkan solusi atau mendalami pemahaman dari topik yang ada.
Mencoba solusi dan ide baru yang telah dipelajari.
Meninjau kembali solusi apa yang dapat bekerja untuk menilai dan menerapkan pengetahuan baru.
Ada beberapa cara atau metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan analytical thinking yang Anda miliki. Berikut adalah cara meningkatkannya:
Bagian penting untuk menjadi seseorang yang memiliki analytical thinking adalah dengan banyak membaca buku. Membaca dalam keseharian akan membuat pikiran Anda terus berjalan dan memaksa otak memikirkan ide.
Selain itu, membaca juga bisa memberikan sudut pandang yang berbeda sehingga memperluas cara berpikir.
Jika Anda kesulitan untuk langsung membaca buku-buku penting ini, Anda bisa mulai juga dengan melakukan permainan atau games yang melatih otak.
Brain games akan membuat Anda berpikir lebih dalam dan mengutamakan logika. Banyak yang menggunakan metode bermain game ini untuk mempertajam kemampuan analitik.
Terus belajar dan menambah pengetahuan baru dapat meningkatkan kemampuan dan proses berpikir analitik Anda.
Semakin banyak yang Anda pelajari, maka semakin banyak juga pilihan dan informasi dalam penyelesaian masalah dan analisis situasi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setelah menyelesaikan sekolah/kuliah formal, banyak orang cenderung menjadi passive learners. Itulah mengapa penting untuk terus mempelajari hal-hal baru.
Ini akan membuat Anda lebih termotivasi dan menambah pengetahuan yang Anda tidak tahu sebelumnya.
Lebih perhatian dengan sekitar dan memperhatikan detail merupakan cara untuk meningkatkan analytical thinking selanjutnya. Coba untuk memperhatikan dengan detail apa yang terjadi di sekitarmu dan berlatih untuk menjadi pengamat yang baik. Ini akan membantu Anda lebih peka dalam menganalisis situasi.
Pengetahuan dan wawasan tentang analytical thinking juga bisa Anda dapatkan melalui kelas atau pelatihan. Saat ini tentu sudah banyak webinar yang menyediakan topik pembelajaran terkait analytical thinking dan soft skill lain yang mungkin dibutuhkan dalam dunia kerja.
Baik saat mengikuti pelatihan atau dalam lingkup pekerjaan, tidak takut bertanya dan meminta mentoring dengan atasan maupun pembicara adalah hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan ini.
Menunjukkan apa yang ingin Anda ketahui dengan pertanyaan akan menambah sudut pandang sekaligus mengonfirmasi pemahaman yang Anda miliki.
Analytical thinking berfokus pada penyelesaian masalah dengan sistematis. Itulah mengapa jika masih kesulitan, Anda bisa membuat kerangka berpikir.
Kerangka berpikir bertujuan untuk memudahkan Anda memetakan masalah dan mencari solusi dari masalah yang ada.
Itu dia penjelasan mengenai analytical thinking. Selain kemampuan berpikir analitik, dalam pekerjaan juga penting memiliki cara berpikir yang memadukan pemikiran analitik serta pemikiran yang lebih intuitif seperti design thinking.
Kombinasi keduanya bisa menghasilkan solusi sekaligus peluang lebih kreatif dan ide-ide inovatif. Anda bisa mengikuti program Design Thinking for Business Innovation untuk lebih mendalami bagaimana cara berpikir yang tepat dalam bisnis.
Tunggu apalagi? Daftar kelas Design Thinking for Business Innovation di prasmul-eli sekarang!
Dalam bisnis, istilah B2B dan B2C sering kali digunakan dan dikaitkan satu sama lain, meskipun begitu keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
B2B yang berarti business-to-business dan B2C yang berarti business-to-consumer memiliki perbedaan dasar dari segi transaksi yang dilakukan dalam menjalankan bisnis.
Memahami perbedaan kedua jenis bisnis ini akan membantu pemahaman dan meningkatkan strategi bisnis Anda. Berikut adalah artikel selengkapnya tentang perbedaan B2B dan B2C.
Mengutip HubSpot, B2B atau business-to-business adalah sebuah bisnis di mana konsumen/penggunanya adalah bisnis-bisnis yang lain. Itulah mengapa, marketing yang dilakukan oleh B2B ditujukan untuk konsumen yang membeli mewakili suatu organisasi atau bisnis tertentu sesuai kebutuhan, ketertarikan, dan hambatan yang dimiliki organisasi tersebut.
Secara lebih sederhana, B2B merupakan bisnis yang konsumennya adalah organisasi dan perusahaan bisnis lain. Hubungan B2B merupakan hubungan komersial yang saling menguntungkan dan saling berkontribusi untuk kesuksesan masing-masing pihak terlibat.
Beberapa contoh dari B2B, yaitu:
B2C atau business-to-consumer adalah bisnis di mana konsumennya adalah konsumen individual dan bukan merupakan professional buyers atau pembeli profesional.
Marketing yang dilakukan pada bisnis B2C disesuaikan dengan kebutuhan, ketertarikan, dan tantangan yang dihadapi banyak orang dalam keseharian mereka.
Jadi, dalam bisnis B2C, end user atau pengguna terakhir dari produk/jasa suatu perusahaan adalah konsumen individual tersebut. Penjualan pada B2C juga bisa dilakukan baik secara online maupun offline.
Salah satu tantangan dalam bisnis B2C adalah memerlukan anggaran khusus untuk marketing karena harus membuat brand recognition yang baik untuk bisa tumbuh dan membentuk customer base. Beberapa contoh B2C, yaitu:
Untuk membentuk manajemen strategi yang optimal, ketahui 7 perbedaan dasar dari B2B dan B2C di bawah ini:
Mengutip dari Wall Street Mojo, penawaran yang diberikan oleh B2B dan B2C memiliki perbedaan yang signifikan. Tentunya karena memiliki perbedaan target audiens, maka apa yang kedua jenis bisnis ini tawarkan akan berbeda.
Penawaran dalam B2B lebih memperhatikan kebutuhan bisnis lain seperti bahan produksi, material untuk manufaktur, komponen-komponen produksi dan lainnya. Sementara itu, B2C menawarkan produk sudah jadi yang siap pakai untuk konsumen yang membelinya secara individual.
Seperti pengertiannya, tujuan dari bisnis dengan jenis B2B adalah untuk menyediakan kebutuhan organisasi atau perusahaan lain yang masih terhubung dengan produk dan jasa yang mereka tawarkan.
Sementara itu, untuk jenis bisnis B2C, tujuan bisnisnya adalah menyediakan produk dan layanan yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginan banyak individu.
Saat melakukan transaksi pada jenis bisnis B2B, maka fokusnya adalah untuk membentuk hubungan kerja sama jangka panjang antara penyedia jasa/produk dan organisasi/perusahaan yang menggunakannya. Pada B2B, pendekatan ini lebih mengarah kepada relasi bisnis.
Untuk fokus bisnis B2C, karena end user adalah konsumen individual, maka fokus utamanya yaitu brand recognition untuk membentuk customer base yang kuat.
Karena menyediakan bahan/material produksi serta jasa untuk perusahaan tertentu, sudah pasti ukuran bisnis B2B akan lebih besar, begitu juga dengan 'order' atau pembelian yang dilakukan konsumennya. Untuk B2C sendiri, pemesanan dan pembelian cenderung dalam jumlah yang sedikit.
Forbes menyebutkan bahwa pasti ada perbedaan strategi marketing jenis bisnis B2B dan B2C karena adanya perbedaan fokus dan target audiens.
B2B marketing biasanya akan berfokus pada pemasaran yang sifatnya lebih jangka panjang, menyampaikan spesialisasi produk/jasa yang mereka tawarkan, hingga permasalahan yang mereka selesaikan sehingga dapat dipercaya para ahli di bidangnya.
Sementara itu, strategi pemasaran untuk B2C cenderung lebih sederhana dan lebih cepat berganti. Hal ini karena target audiens mereka tidak lebih kompleks dibandingkan B2B.
Tidak seperti keputusan 'pembelian' dalam B2B yang memerlukan persetujuan banyak pihak, B2C hanya memerlukan persetujuan individual yang membutuhkan produk/jasa tersebut. Dengan begitu, proses pembuatan keputusan juga akan lebih cepat.
Marketing dalam B2C akan mengutamakan konten-konten yang bersifat persuasif dan menunjukkan manfaat langsung serta memastikan kepuasan pengalaman konsumen.
Baik penjualan B2B dan B2C, keduanya memiliki tahapan yang berbeda, termasuk waktu dan interaksi yang berdampak langsung pada proses penjualan.
B2B sales cycles biasanya lebih ekstensif dan melibatkan banyak usaha seperti networking, membangun hubungan baik dengan calon pembeli sebelum penjualan dan pembelian dilakukan.
Pembeli B2B yang merupakan organisasi/perusahaan juga lebih hati-hati sehingga butuh lebih banyak informasi dan waktu sebelum melakukan pembelian.
Berbeda dengan B2B, B2C sales cycles cenderung lebih sederhana dan tidak melibatkan banyak pihak sehingga pembeliannya bisa dilakukan secara langsung. Tidak memerlukan waktu yang lebih lama untuk memroses informasi.
B2C lebih menekankan pada brand awareness, iklan, serta digital marketing yang dilakukan suatu bisnis untuk memastikan adanya penjualan.
Jika Anda sedang mengelola salah satu jenis bisnis baik itu B2B maupun B2C, penting untuk memahami perbedaan keduanya untuk membentuk manajemen strategi yang lebih optimal.
Untuk memulainya dengan lebih baik, Anda harus memahami lebih dulu dasar-dasar B2B dan B2C sebelum menerapkan manajemen strategi dan marketing yang sesuai.
Tertarik mendalami keduanya? Anda bisa mulai dengan mengikuti program Managing Strategic B2B Account dari Prasetiya Mulya Executive Learning Institute.
Dari pemahaman dasar, perbedaan B2B dan B2C, pemetaan pasar, penentuan sasaran, hingga peran branding pada kedua usaha tersebut, Anda akan mendapatkan pemahaman menyeluruh.
Daftar programnya sekarang!
Metode SMART adalah salah satu pendekatan yang populer dan cukup efektif dalam merumuskan tujuan secara lebih spesifik.
Dalam bisnis, memiliki tujuan menjadi bagian paling penting. Untuk itu, Anda wajib mengetahui tentang metode yang satu ini agar tujuan bisnis menjadi lebih jelas dan terukur.
Dengan mengimplementasikannya, setiap rencana yang dibangun memiliki langkah-langkah yang terarah, sehingga tujuan akan lebih mudah dicapai.
Sederhananya, pendekatan ini memudahkan project management. Untuk mengenal lebih dalam tentang apa itu metode SMART, keuntungannya, dan bagaimana contoh menerapkannya, simak ulasan berikut.
Metode SMART pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran dalam jurnalnya. Judulnya adalah “There's a S.M.A.R.T. Way to Write Management's Goals and Objectives”. Dalam jurnal tersebut, ia mengatakan bahwa tujuan harus dibuat jelas, rinci, dan jangan mengambang.
Untuk itu, SMART menjadi akronim dari singkatan Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timely. Semua kriteria itu digabungkan untuk membantu memfokuskan upaya Anda dan meningkatkan peluang mencapai tujuan.
Dengan mengikuti prinsip SMART, perusahaan dan individu dapat membuat rencana yang lebih terfokus, meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Secara lebih rinci, SMART dapat Anda pelajari sebagai berikut:
Sesuai dengan namanya, tujuan harus dibuat secara spesifik agar tidak mengambang. Ketika tujuannya spesifik, akan lebih mudah untuk memfokuskan upaya dan mengalokasikan sumber daya secara efektif.
Contohnya, tujuan spesifik dapat membantu menjawab pertanyaan inti Anda seperti:
Measure berarti terukur, yang mana tujuan tersebut harus dapat diukur setiap prosesnya dengan jelas.
Dengan konsep ini, Anda akan lebih mudah untuk memantau apakah tujuan tersebut sudah berjalan untuk tercapai atau belum.
Selain itu, mengukur tujuan juga memudahkan dalam menyusun strategi untuk mencapai target yang ada.
Untuk membuat tujuan dapat diukur, tanyakan beberapa hal ini pada diri Anda:
Sebuah tujuan dibuat untuk dicapai. Oleh karenanya, tujuan tersebut harus dapat dapat dicapai.
Namun, agar lebih mudah tercapai Anda harus mendefinisikannya dengan cukup baik sehingga benar-benar dapat mencapainya. Coba tanyakan pertanyaan ini pada diri Anda untuk mengetahuinya.
Tujuan yang Anda tetapkan harus realistis. Artinya, dengan hambatan pun Anda dapat mencapainya dengan sumber daya yang ada. Untuk itu, sebelum menentukan, Anda dapat menanyakan ini pada diri sendiri:
Tujuan yang Anda buat harus terikat waktu karena memiliki tanggal mulai dan selesai. Jika Anda tidak menentukan batasan waktu, tentu tidak akan ada urgensi dan motivasi untuk mencapai tujuan. Untuk membuat tujuan terwujud tepat waktu, Anda dapat menanyakan beberapa hal ini pada diri sendiri:
Selain mengenal apa itu metode SMART, penting bagi Anda untuk juga memahami keuntungan dari setiap unsurnya.
Hal ini bertujuan untuk dapat merumuskan tujuan dengan lebih efektif, mengarah pada hasil yang lebih terukur, tercapai, dan relevan.
Berikut beberapa keuntungan menggunakan metode SMART:
Metode SMART membawa kejelasan dan fokus ke dalam penetapan tujuan. Dengan menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan terarah, individu atau tim dapat mengidentifikasi prioritas mereka dengan lebih baik.
Misalnya, sebuah perusahaan menetapkan tujuan peningkatan pangsa pasar sebesar 15 persen dalam enam bulan. Mereka mendiversifikasi produk untuk fokus pada strategi pemasaran dan pengembangan produk yang mendukung pencapaian tujuan.
Dengan menghindari tujuan yang ambigu, metode ini memastikan bahwa sumber daya dan upaya diarahkan ke area yang paling strategis.
Metode SMART mendorong perencanaan yang terstruktur dan terperinci. Setiap elemen SMART mengharuskan pemikiran mendalam tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Misalnya, untuk meningkatkan penjualan produk baru, perencanaan yang terstruktur melibatkan riset pasar, strategi pemasaran, pelatihan tim penjualan, dan evaluasi rutin. Perencanaan yang baik membantu mencegah kebingungan atau kesalahan strategis, mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan peluang kesuksesan.
Unsur waktu dalam metode SMART memberikan landasan waktu yang jelas. Hal ini membantu mendeteksi target yang mungkin terlewat.
Sebagai contoh, jika sebuah proyek harus diselesaikan dalam tiga bulan, batas waktu yang jelas memungkinkan tim untuk terus memantau kemajuan target tersebut.
Dengan proses ini, nantinya tim dapat mengidentifikasi hambatan atau keterlambatan potensial dan mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.
Metode SMART menciptakan gambaran yang jelas dan mudah diakses tentang tujuan yang ingin dicapai.
Keterlibatan unsur spesifik, terukur dan terarah membantu dalam visualisasi yang lebih mudah.
Misalnya, untuk mencapai work-life balance, menganalisis definisi "balance" secara rinci dapat membantu merencanakan langkah-langkah positif yang diperlukan.
Visualisasi yang jelas juga akan membantu memotivasi Anda atau tim dengan memberikan pandangan yang jelas tentang hasil akhir yang diinginkan.
Metode SMART menghadirkan pendekatan bertahap terhadap pencapaian tujuan besar.
Dengan memecah tujuan besar menjadi sub tujuan yang lebih kecil dan terukur, rasa kewalahan dapat diminimalkan.
Contoh, jika target jangka panjangnya mencakup pengembangan produk revolusioner, langkah-langkahnya bisa meliputi riset, pengujian konsep dan umpan balik.
Pendekatan ini memastikan progres yang stabil, mencegah frustasi dan meningkatkan motivasi untuk mencapai tujuan akhir.
Fokus pada tujuan yang dapat dicapai (Achievable) membantu mencegah rasa kewalahan dan kekecewaan.
Dengan memecah tujuan menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan terukur, individu atau tim dapat merayakan pencapaian bertahap.
Misalnya, jika tujuan adalah memperluas pangsa pasar, Anda bisa memulai dengan melibatkan strategi pemasaran yang lebih terfokus pada segmen target.
Kesuksesan dalam mencapai langkah-langkah kecil ini meningkatkan kepercayaan diri dan menjaga semangat untuk mencapai tujuan akhir.
Itulah pengertian metode SMART dan keuntungannya serta contohnya yang dapat Anda ketahui.
Secara keseluruhan, metode ini meningkatkan efektivitas penetapan tujuan dengan memberikan pendekatan terstruktur yang mengedepankan kejelasan, akuntabilitas, dan motivasi.
Pada akhirnya penggunaan metode SMART akan mengarah pada peningkatan keberhasilan dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Selanjutnya, Anda bisa tingkatkan keterampilan problem solving dan decision making untuk mengatasi tantangan serta membuat keputusan yang lebih efektif. Anda dapat mengikuti short program Problem Solving & Decision Making dari prasmul-eli.
Selama tiga hari, Anda akan mendapatkan kemampuan melalui pembelajaran yang meliputi:
Menarik bukan? Tunggu apalagi, daftarkan diri Anda di sini sekarang!