Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

AB testing: Definisi, Fungsi, dan Cara Melakukannya

Banner-Article-July-No.13.webp

A/B testing adalah metode penting dalam dunia digital marketing yang memungkinkan pemasar untuk membuat keputusan berdasarkan data konkret, bukan sekadar intuisi. 

Teknik ini melibatkan perbandingan dua versi dari suatu elemen, seperti halaman web atau iklan, untuk menentukan mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 

Dengan menggunakan A/B testing, perusahaan dapat mengoptimalkan pengalaman pengguna, meningkatkan tingkat konversi, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan bisnis. 

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang definisi, fungsi, dan cara melakukan A/B testing yang efektif untuk memaksimalkan strategi digital marketing Anda.

Definisi A/B Testing

A/B testing adalah cara untuk membandingkan dua versi dari sesuatu (seperti halaman web, iklan, atau fitur aplikasi) untuk melihat mana yang lebih baik. 

Misalnya, kita bisa membandingkan dua desain halaman web yang berbeda untuk melihat mana yang membuat orang lebih banyak mengklik tombol beli. 

Dengan cara ini, kita bisa memilih versi yang paling efektif berdasarkan data langsung dari pengguna.

Fungsi A/B Testing

Dengan bantuan A/B testing, pemasar dapat membuat keputusan berbasis data yang dapat meningkatkan konversi, menurunkan tingkat bounce rate, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.

Fungsi utama dari A/B testing adalah memberikan informasi tentang preferensi dan perilaku pengguna yang kemudian dapat digunakan untuk mengoptimalkan desain dan konten.

Berikut adalah beberapa fungsi penting A/B testing:

1. Menyelesaikan Masalah Pengguna 

Setiap pengunjung yang datang ke website memiliki tujuan tertentu, entah itu mencari informasi, membeli produk, atau sekadar melihat-lihat. 

Nah, A/B testing bisa membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan titik-titik permasalahan yang mungkin dihadapi pengunjung.

Misalnya, jika tombol "Beli Sekarang" sulit ditemukan, maka A/B testing dapat membantu menentukan posisi dan desain terbaik untuk meningkatkan visibilitas dan tingkat klik.

2. Mengoptimalkan Return on Investment (ROI) dari Traffic

A/B testing memungkinkan pemasar untuk memaksimalkan nilai dari pengunjung yang sudah ada, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk akuisisi pengguna baru. 

Perubahan kecil yang diuji melalui A/B testing dapat menghasilkan peningkatan signifikan dalam konversi bisnis secara keseluruhan.

3. Menurunkan Tingkat Bounce Rate 

Bounce rate yang tinggi bisa menjadi indikator adanya masalah dalam pengalaman pengguna. 

Melalui A/B testing, berbagai elemen website dapat diuji untuk menemukan kombinasi terbaik yang membuat pengunjung betah melihat halaman Anda. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan waktu yang dihabiskan oleh pengguna di website, tetapi juga berpotensi meningkatkan peluang konversi.

4. Melakukan Modifikasi Berisiko Rendah

A/B testing memungkinkan perubahan yang dapat diukur dampaknya sebelum diimplementasikan secara luas. 

Misalnya, ketika hendak memperkenalkan fitur baru atau mengubah deskripsi produk. A/B testing dapat memberikan gambaran reaksi pengguna sebelum perubahan diterapkan secara permanen.

5. Mencapai Peningkatan yang Signifikan Secara Statistik

Salah satu keunggulan utama A/B testing adalah sifatnya yang berbasis data. 

Sehingga pengambilan keputusan tidak lagi didasarkan pada intuisi atau perasaan, melainkan pada bukti data yang konkret. 

Hal ini memungkinkan tim pemasar dengan cepat menentukan "winner" dan "loser" berdasarkan metrik-metrik penting seperti waktu yang dihabiskan di halaman, tingkat keranjang belanja yang ditinggalkan, dan click-through rate.

6. Merancang Ulang Website 

A/B testing sangat bermanfaat dalam proses redesign website, mulai dari perubahan kecil seperti teks, warna CTA, hingga revamp total. 

Cara Tepat Melakukan A/B Testing

A/B testing adalah metode yang digunakan untuk membandingkan dua versi dari suatu elemen, seperti halaman web atau iklan, untuk menentukan mana yang lebih efektif. 

Meskipun terdengar sederhana, A/B testing memerlukan strategi yang cermat untuk mendapatkan hasil yang akurat. 

Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan A/B testing dengan benar:

1. Uji Satu Elemen pada Satu Waktu 

Langkah pertama adalah menentukan elemen yang ingin diuji. Ingat, hanya menguji satu elemen pada satu waktu. 

Misalnya, jika Anda ingin menguji tombol "Beli Sekarang", ubah hanya warna atau teksnya, bukan keduanya sekaligus. 

Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui dengan pasti perubahan mana yang memengaruhi hasil.

2. Tentukan Tujuan yang Jelas 

Sebelum memulai pengujian, tentukan tujuan yang ingin dicapai. Apakah Anda ingin meningkatkan jumlah klik, mengurangi tingkat bounce rate, atau meningkatkan penjualan? 

Pastikan untuk mencatat kondisi awal sebagai pembanding. Misalnya, jika tingkat bounce rate saat ini adalah 40%, Anda memiliki angka dasar untuk dibandingkan dengan hasil pengujian.

3. Buat Varian 

Langkah selanjutnya adalah membuat varian dari elemen yang diuji. Untuk pemula, disarankan untuk membuat dua varian saja yakni versi asli dan versi yang diubah. 

Misalnya, jika Anda menguji tombol "Beli Sekarang". Buat satu halaman dengan tombol berwarna biru dan satu lagi dengan tombol berwarna merah.

4. Bagi Kelompok Sampel 

Pastikan bahwa kedua varian diuji pada kelompok audiens yang serupa. Jika Anda ingin mengujinya melalui email, coba kirimkan ke kelompok pelanggan dengan karakteristik yang mirip. 

Kenapa? Sebab, menguji pada kelompok yang berbeda seperti pelanggan lama dan pelanggan baru akan menghasilkan data yang tidak akurat.

5. Tentukan Jadwal 

Pengujian A/B testing harus memiliki waktu mulai dan selesai yang jelas. Biasanya, dalam waktu dua minggu sudah cukup untuk mengumpulkan data. 

Namun, jika Anda memiliki traffic web yang tinggi, kemungkinan waktu pengujian bisa lebih singkat.

6. Analisis dan Tindak Lanjuti Hasil 

Setelah pengujian selesai, kumpulkan tim Anda untuk menganalisis hasilnya. Periksa metrik yang relevan seperti jumlah klik, tingkat konversi, dan engagement lainnya. 

Hal terpenting yaitu melihat apakah tujuan awal Anda tercapai. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, Anda tidak perlu kecewa karena data ini bisa digunakan sebagai pembelajaran untuk pengujian berikutnya.

7. Ulangi Proses 

A/B testing bukan metode sekali jalan melainkan harus menjadi bagian rutin dari strategi optimasi konversi Anda. 

Setelah menyelesaikan satu pengujian, lanjutkan dengan pengujian elemen lain. Semakin banyak pengujian yang Anda lakukan, tentu semakin baik pemahaman Anda tentang preferensi audiens.

Dengan melakukan A/B testing secara rutin dan cermat, Anda dapat meningkatkan efektivitas strategi pemasaran digital. 

Ingatlah bahwa A/B testing adalah proses berkelanjutan yang membantu Anda memahami audiens dengan lebih baik dan membuat keputusan berdasarkan data, bukan asumsi.

Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang A/B testing dan berbagai aspek pemasaran digital lainnya, ikutilah program Digital Marketing Fundamental dari prasmul-eli. 

Melalui program ini, Anda akan diajak untuk memahami konsep pemasaran digital, customer journey di dunia digital, dan cara merancang strategi pemasaran digital yang efektif!

ARTIKEL TERKAIT