Co branding adalah salah satu strategi untuk menjangkau konsumen baru dan memperluas pasar penjualan. Bisnis dapat melakukan kolaborasi dengan brand lain, baik yang berkaitan atau tidak untuk membentuk produk baru.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dari kelompok konsumen masing-masing brand dan memperkenalkan produk yang dijual terbatas. Namun, dalam beberapa kasus, produk co branding yang terkenal akan dipertahankan brand.
Ingin memulai co branding untuk bisnis Anda? Ketahui berbagai pertimbangan, kelebihan, kekurangan, metrik sukses, dan contoh co branding berikut ini.
Co branding adalah strategi penjualan yang dilakukan oleh dua brand atau lebih untuk menghasilkan produk baru, dikutip dari Sprout Social. Produk baru tersebut biasanya dijual dalam jumlah terbatas atau dalam rentang waktu tertentu saja.
Produk yang dikeluarkan pun tetap punya ciri khas dari masing-masing brand, mulai dari bentuk, rasa, kemasan, hingga slogan. Kolaborasi tersebut dapat dilakukan antara brand dengan produk yang serupa atau yang berbeda jauh.
Namun, untuk meningkatkan nilai keunikan dari produk baru tersebut, brand yang berkolaborasi punya unit bisnis atau produk yang jauh berbeda. Contohnya, brand kosmetik dan makanan atau brand sepatu dan makanan.
Apabila Anda tertarik untuk melakukan co branding, pertimbangkan beberapa hal penting berikut ini:
Tujuan dari masing-masing brand: tentunya sebelum memulai kolaborasi, Anda harus menyamakan visi dan misi. Apakah tujuan dari co branding hanya sebatas awareness, mencoba produk baru atau meningkatkan penjualan?
Nilai yang menonjol dari brand: ketahui nilai yang menonjol dan disukai konsumen dari brand Anda, cari tahu juga hal serupa dari brand lain. Apakah nilai-nilai tersebut dapat disatukan dalam sebuah produk?
Profil brand dan citranya di pasar: jangan asal memilih brand untuk diajak kolaborasi, pastikan citra mereka baik di pasar atau publik. Hal ini juga untuk menjaga citra baik yang sudah terbentuk dari brand Anda. Jangan sampai, gara-gara co branding, brand Anda berubah tujuan atau citra.
Bentuk kerjasama antar brand: hal ini mencakup metrik yang dipakai untuk menilai kesuksesan, bagi hasil, durasi kolaborasi, dan target atau harapan dari hasil co branding.
Melansir HubSpot, berikut adalah beberapa cara menilai keberhasilan sebuah kolaborasi atau co branding.
Beberapa metrik yang bisa dipakai adalah:
Dua brand dapat menentukan KPI-nya masing-masing terlebih dahulu, kemudian nanti dapat didiskusikan mana yang terbaik.
Gunakan satu alat pengukur metrik agar masing-masing brand tahu performa produk dan hasil kolaborasinya.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, tujuan kolaborasi harus menjadi perbincangan awal dari kedua pihak brand. Apakah untuk meningkatkan awareness? Menambah penjualan? Atau ingin viral?
Pada 2016, Chitato memperkenalkan varian rasa Indomie Goreng. Produk tersebut viral dan dicari-cari oleh konsumen. Sempat tidak dilanjutkan setelah co branding usai, akhirnya pada 2022 produk tersebut kembali dibuat dan menjadi produk permanen Chitato. Pada akhir 2023, mereka mengeluarkan varian rasa baru yakni Chitato Lite rasa Indomie Ayam Bawang.
Aerostreet adalah salah satu brand sepatu lokal yang sering melakukan co branding. Salah satu co branding yang banyak diburu adalah kolaborasi dengan brand biskuit Khong Guan. Produknya adalah sepatu Aerostreet dengan desain toples Khong Guan yang dijual terbatas pada 2023 lalu.
Pada tahun 2019, Upmost bekerjasama dengan Tolak Angin untuk membuat eyeshadow palette. Ada delapan varian eyeshadow Upmost dengan aroma khas Tolak Angin.
Etude House juga mengeluarkan co branding eyeshadow palette pada tahun 2019. Berkolaborasi dengan brand KitKat, mereka merilis dua varian dengan masing-masing punya enam warna berbeda. Bentuknya pun mirip dengan sebatang KitKat.
Pada tahun 2020, brand Oreo melakukan co branding dengan brand fashion high-end, Supreme. Produk yang dirilis adalah Oreo berwarna merah dengan rasa red velvet.
Indomie juga sempat melakukan kolaborasi dengan brand sandal jepit Swallow. Produk yang dirilis pada 2022 lalu adalah sandal Swallow dengan tiga desain Indomie. Co branding ini adalah perayaan ulang tahun Indomie ke-50.
Taco Bell adalah restoran cepat saji dengan makanan khas Meksiko. Mereka menjual tacos dengan kulit dari brand keripik Doritos. Kolaborasi ini menjadi favorit konsumen mereka, alhasil produknya bertahan sampai sekarang.
Apakah Anda tertarik untuk melakukan co branding? Jangan lupa untuk memastikan pertimbangan di atas serta bentuk kerjasama dan perjanjian seperti apa yang diharapkan. Ambil contoh-contoh yang berhasil di atas dan buat co branding viral lainnya!
Anda juga dapat belajar tentang cara mengembangkan brand lewat short program dari prasmul-eli yang bertajuk Strategic Brand Management.
Para pakar dan ahli branding siap berbagi ilmu serta pengalaman mereka kepada Anda. Kunjungi halaman ini untuk pelajari lebih jauh dan daftar programnya!