Apa Itu Product Market Fit dan Cara Mencapainya

10 May 2023

Hampir semua pemilik usaha atau bisnis pasti senang kalau produk yang dijual bisa diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Apalagi kalau produk tersebut bisa menjawab permasalah pelanggan.

Kondisi ini biasanya dinamakan sebagai product market fit. Product market fit tercapai ketika produk yang dijual bisa sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pasar. Untuk mencapai kondisi tersebut, tentunya ada banyak proses yang harus dilalui. 

Apa Itu Product Market Fit?

Product market fit adalah kondisi ketika perusahaan memiliki produk atau layanan bisnis yang bisa menjawab dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara menghubungkan segmen pasar dan saluran pemasaran tertentu. 

Sederhananya, konsep ini sangat penting untuk mengidentifikasikan apakah perusahaan akan atau sedang mengembangkan produk yang mengatasi permasalahan pelanggan, atau mungkin mencapai titik kepuasan pelanggan yang paling optimal. 

Konsep product market fit awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh seorang pengusaha dan investor asal Amerika Serikat, Marc Andreessen, pada 2007. Pada saat itu, Andreessen mendefinisikan product market fit sebagai kondisi ketika bisnis telah menemukan market yang tepat dengan produk yang bisa memuaskan market tersebut. Dengan begitu, pelanggan puas dan ingin orang lain juga mencobanya. 

Cara Mencapai Product Market Fit

Meskipun konsep product market fit terkesan sederhana, namun dalam praktiknya cukup sulit untuk menciptakan produk unggulan yang benar-benar bisa memahami pelanggan. Karena itu, penting untuk memahami langkah-langkah strategis product market fit yang paling tepat dengan membaca penjelasan berikut ini!

1. Tentukan target pelanggan

Kunci untuk mengembangkan produk yang disukai pelanggan adalah dengan mengetahui siapa pelanggan utama bisnis. Untuk mencari tahu hal tersebut, lakukan riset pasar dan analisis kompetitor untuk mendapatkan gambaran tentang kebutuhan pelanggan dan solusi apa yang mereka gunakan saat ini.

Setelah menganalisis dan memahami siapa pelanggan utama bisnis, tentukan buyer personanya dengan mengidentifikasi aspek psikografis, demografis, kapasitas pembelian, customer experience, dan riwayat pembelian pelanggan. 

2. Pahami kebutuhan pelanggan

Mendefinisikan buyer persona pelanggan tidaklah cukup. Untuk membangun produk yang akan disukai dan ingin dibeli oleh target audience, perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang paling signifikan dengan tujuan menciptakan produk yang akan audiens sukai dan beli.

Identifikasi pain point pelanggan ideal dan bangun solusi untuk mengatasi masalah tersebut di pasar. Caranya bisa dengan mewawancarai pelanggan, melakukan riset produk, melakukan survei pelanggan secara offline atau online, dan menganalisis perilaku pelanggan. 

3. Identifikasi Value Proposition (VP)

Selanjutnya adalah menentukan value proposition atau unique selling point agar membedakan produk atau layanan bisnis dan brand image perusahaan dari kompetitor. Selain itu, value proposition juga dibuat agar memberi pelanggan alasan signifikan kenapa mereka harus membeli produk atau layanan serupa dari brand tersebut. 

Cara terbaik untuk menentukan value proposition adalah dengan menawarkan produk atau layanan yang belum pelanggan dapatkan dari brand lain. Tujuannya agar produk atau layanan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup pelanggan secara signifikan. 

4. Merilis Minimum Viable Product (MVP)

Minimum viable product (MVP) adalah produk yang sekadar memenuhi standar minimum kelayakan. Meski hanya produk standar, namun MVP memiliki peran yang sangat penting untuk membantu perusahaan mendapatkan user response yang cepat. Melalui MVP, perusahaan juga bisa mengetahui user experience (UX) dan mengetes solusi untuk permasalahan pelanggan, sebelum akhirnya merilis produk akhir. 

MVP bisa berbentuk jauh dari produk sebenarnya. Bahkan boleh jadi, semuanya masih serba manual. Tapi yang terpenting adalah MVP bisa membantu mengetahui apakah ide atau produk tersebut bisa dipakai users atau tidak. 

Selain itu, MVP juga bisa menjawab beberapa pertanyaan seperti: seberapa cepat users bisa mempelajari produk dan menggunakannya? Apakah produk berguna bagi users? Apakah produk tersebut bisa cepat mengatasi problem users? Jika iya, seberapa efektifkah produk tersebut bisa mengatasi problem users?

5. Menerima setiap masukan dari pelanggan

Untuk memahami kebutuhan users, sebuah brand harus mendengarkan masukan dari pelanggan. Manfaatkan feedback tersebut untuk pengembanan produk agar sesuai keinginan dan ekspektasi pelanggan. 

Mendengarkan feedback sangat penting jika brand ingin menawarkan produk yang membutuhkan edukasi lebih. Lewat cara ini, brand bisa tahu bagian mana yang harus ditingkatkan agar pelanggan lebih mudah dalam memakai produk tersebut. 

Untuk mendapatkan feedback pelanggan, cobalah minta users mencoba produk atau layanan yang ditawarkan. Setelah itu, minta mereka menceritakan pengalaman saat menggunakan produk tersebut. 

6. Fleksibel dalam mengembangkan produk

Selain feedback dari pelanggan, product development juga memiliki peran penting dalam tercapainya produk market fit.  Disebut demikian, karena lewat product development perusahaan bisa menghadirkan produk yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Dalam melakukan product development, perusahaan harus bersikap fleksibel. Maksudnya, perusahaan jangan sampai tidak mengikuti kebutuhan pasar saat ini. 

7. Kembangkan Power User (PU)

Cara yang terakhir adalah dengan melakukan pengembangan power users (pelanggan setia). Langkah ini bisa dilakukan dengan cara memperluas segmen dengan memproduksi produk atau fitur-fitur baru sesuai kebutuhan pelanggan.

Tipsnya, cobalah cari tahu apa yang menjadi alasan utama power users memilih brand dan melakukan repeat orders. Dengan memahami hal tersebut, brand bisa mencapai product market fit dan memperkuat basis pelanggan setia. 

Itulah cara mencapai product market fit pada bisnis. Pada dasarnya, tujuan memahami product market fit adalah agar perusahaan bisa membuat produk yang bernilai bagi konsumen, meningkatkan pasar, mendorong pertumbuhan bisnis, dan meningkatkan keuntungan. 

Hampir semua pemilik usaha atau bisnis pasti senang kalau produk yang dijual bisa diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Apalagi kalau produk tersebut bisa menjawab permasalah pelanggan.

Kondisi ini biasanya dinamakan sebagai product market fit. Product market fit tercapai ketika produk yang dijual bisa sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pasar. Untuk mencapai kondisi tersebut, tentunya ada banyak proses yang harus dilalui. 

Apa Itu Product Market Fit?

Product market fit adalah kondisi ketika perusahaan memiliki produk atau layanan bisnis yang bisa menjawab dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara menghubungkan segmen pasar dan saluran pemasaran tertentu. 

Sederhananya, konsep ini sangat penting untuk mengidentifikasikan apakah perusahaan akan atau sedang mengembangkan produk yang mengatasi permasalahan pelanggan, atau mungkin mencapai titik kepuasan pelanggan yang paling optimal. 

Konsep product market fit awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh seorang pengusaha dan investor asal Amerika Serikat, Marc Andreessen, pada 2007. Pada saat itu, Andreessen mendefinisikan product market fit sebagai kondisi ketika bisnis telah menemukan market yang tepat dengan produk yang bisa memuaskan market tersebut. Dengan begitu, pelanggan puas dan ingin orang lain juga mencobanya. 

Cara Mencapai Product Market Fit

Meskipun konsep product market fit terkesan sederhana, namun dalam praktiknya cukup sulit untuk menciptakan produk unggulan yang benar-benar bisa memahami pelanggan. Karena itu, penting untuk memahami langkah-langkah strategis product market fit yang paling tepat dengan membaca penjelasan berikut ini!

1. Tentukan target pelanggan

Kunci untuk mengembangkan produk yang disukai pelanggan adalah dengan mengetahui siapa pelanggan utama bisnis. Untuk mencari tahu hal tersebut, lakukan riset pasar dan analisis kompetitor untuk mendapatkan gambaran tentang kebutuhan pelanggan dan solusi apa yang mereka gunakan saat ini.

Setelah menganalisis dan memahami siapa pelanggan utama bisnis, tentukan buyer personanya dengan mengidentifikasi aspek psikografis, demografis, kapasitas pembelian, customer experience, dan riwayat pembelian pelanggan. 

2. Pahami kebutuhan pelanggan

Mendefinisikan buyer persona pelanggan tidaklah cukup. Untuk membangun produk yang akan disukai dan ingin dibeli oleh target audience, perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang paling signifikan dengan tujuan menciptakan produk yang akan audiens sukai dan beli.

Identifikasi pain point pelanggan ideal dan bangun solusi untuk mengatasi masalah tersebut di pasar. Caranya bisa dengan mewawancarai pelanggan, melakukan riset produk, melakukan survei pelanggan secara offline atau online, dan menganalisis perilaku pelanggan. 

3. Identifikasi Value Proposition (VP)

Selanjutnya adalah menentukan value proposition atau unique selling point agar membedakan produk atau layanan bisnis dan brand image perusahaan dari kompetitor. Selain itu, value proposition juga dibuat agar memberi pelanggan alasan signifikan kenapa mereka harus membeli produk atau layanan serupa dari brand tersebut. 

Cara terbaik untuk menentukan value proposition adalah dengan menawarkan produk atau layanan yang belum pelanggan dapatkan dari brand lain. Tujuannya agar produk atau layanan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup pelanggan secara signifikan. 

4. Merilis Minimum Viable Product (MVP)

Minimum viable product (MVP) adalah produk yang sekadar memenuhi standar minimum kelayakan. Meski hanya produk standar, namun MVP memiliki peran yang sangat penting untuk membantu perusahaan mendapatkan user response yang cepat. Melalui MVP, perusahaan juga bisa mengetahui user experience (UX) dan mengetes solusi untuk permasalahan pelanggan, sebelum akhirnya merilis produk akhir. 

MVP bisa berbentuk jauh dari produk sebenarnya. Bahkan boleh jadi, semuanya masih serba manual. Tapi yang terpenting adalah MVP bisa membantu mengetahui apakah ide atau produk tersebut bisa dipakai users atau tidak. 

Selain itu, MVP juga bisa menjawab beberapa pertanyaan seperti: seberapa cepat users bisa mempelajari produk dan menggunakannya? Apakah produk berguna bagi users? Apakah produk tersebut bisa cepat mengatasi problem users? Jika iya, seberapa efektifkah produk tersebut bisa mengatasi problem users?

5. Menerima setiap masukan dari pelanggan

Untuk memahami kebutuhan users, sebuah brand harus mendengarkan masukan dari pelanggan. Manfaatkan feedback tersebut untuk pengembanan produk agar sesuai keinginan dan ekspektasi pelanggan. 

Mendengarkan feedback sangat penting jika brand ingin menawarkan produk yang membutuhkan edukasi lebih. Lewat cara ini, brand bisa tahu bagian mana yang harus ditingkatkan agar pelanggan lebih mudah dalam memakai produk tersebut. 

Untuk mendapatkan feedback pelanggan, cobalah minta users mencoba produk atau layanan yang ditawarkan. Setelah itu, minta mereka menceritakan pengalaman saat menggunakan produk tersebut. 

6. Fleksibel dalam mengembangkan produk

Selain feedback dari pelanggan, product development juga memiliki peran penting dalam tercapainya produk market fit.  Disebut demikian, karena lewat product development perusahaan bisa menghadirkan produk yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Dalam melakukan product development, perusahaan harus bersikap fleksibel. Maksudnya, perusahaan jangan sampai tidak mengikuti kebutuhan pasar saat ini. 

7. Kembangkan Power User (PU)

Cara yang terakhir adalah dengan melakukan pengembangan power users (pelanggan setia). Langkah ini bisa dilakukan dengan cara memperluas segmen dengan memproduksi produk atau fitur-fitur baru sesuai kebutuhan pelanggan.

Tipsnya, cobalah cari tahu apa yang menjadi alasan utama power users memilih brand dan melakukan repeat orders. Dengan memahami hal tersebut, brand bisa mencapai product market fit dan memperkuat basis pelanggan setia. 

Itulah cara mencapai product market fit pada bisnis. Pada dasarnya, tujuan memahami product market fit adalah agar perusahaan bisa membuat produk yang bernilai bagi konsumen, meningkatkan pasar, mendorong pertumbuhan bisnis, dan meningkatkan keuntungan. 

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia