Cara Retailer Meningkatkan Supply Chain untuk Optimasi Layanan

20 December 2023

Bisnis ritel selalu mendapatkan tekanan untuk dapat mengirimkan lebih banyak produk bagi pelanggan. Karena itulah, penting untuk dapat meningkatkan supply chain dalam bisnis ritel agar dapat mengoptimalkan output dan memenuhi permintaan pelanggan.

Supply chain yang kuat bisa membuat bisnis ritel tetap kompetitif sekaligus menunjukkan gambaran real-time atas bisnis. Anda bisa memutuskan untuk mengalihkan pengiriman, memindahkan gudang, atau mengoptimalkan inventaris sesuai dengan permintaan yang ada.

Untuk meningkatkan proses supply chain, Anda perlu melakukan optimalisasi pada berbagai fungsi bisnis. Supply chain melibatkan proses pengadaan, pengendalian inventaris, kemitraan dengan pihak logistik, dan masih banyak lagi.

Cara Meningkatkan Proses Supply Chain

Saat supply chain meningkat dan efisien, Anda bisa memenuhi permintaan pelanggan sekaligus memaksimalkan keuntungan. Anda juga dapat menghindari keterlambatan dan pembatalan jika melakukan efisiensi proses sebagai berikut.

1. Pilih strategi yang tepat

Saat mengembangkan strategi retail supply chain, fokus utamanya terletak pada harapkan dari perusahaan tertentu. Optimalisasi supply chain sering kali diartikan berbeda bagi retailer. Terlepas dari strategi yang dipilih, penting untuk melacak keberhasilan retailer dengan mengandalkan metrik yang jelas dan sesuai dengan tujuan mereka.

Misalnya, toko kelontong memotong waktu pengiriman sebesar 15% untuk mengurangi limbah makanan. Brand fashion mewah berupaya mengurangi separuh dead stock melalui kerja sama dengan produsen tekstil eksklusif. Dengan tujuan yang jelas dan terukur, retailer dan mitra dapat terus berupaya memastikan kelancaran supply chain untuk kesuksesan bisnis.

2. Berinvestasi melalui teknologi

Software supply chain dapat memberi visibilitas bagi para retailer mengenai permintaan pelanggan dan tingkat inventaris dalam setiap langkah perjalanan produk. Banyak retailer memilih cloud-based software yang mengumpulkan dan mengkonsolidasikan data dari setiap proses dan departemen dalam supply chain mereka secara real-time.

Inventaris dapat terus diperkirakan dan dievaluasi untuk mengolah data dalam jumlah besar dengan cepat. Anda bisa memproses kumpulan data dengan menggunakan artificial intelligence (AI) dan algoritma machine learning untuk membantu proses analisis data.

3. Tingkatkan kemampuan forecasting

Kemampuan forecasting yang efektif dapat membantu memprediksi produk yang kemungkinan besar dibeli pelanggan. Dalam jangka panjang, retailer mungkin sudah bisa membuat proyeksi pendapatannya di masa depan, mengoptimalkan inventaris, serta menghindari kelebihan dan kehabisan stok.

Sebagai retailer, Anda juga dapat mengandalkan pakar dari pihak ketiga untuk melakukan analisis dan melacak performa pasar. Prediksi permintaan bisa dimanfaatkan untuk manajemen inventaris yang akurat. Anda juga bisa memastikan adanya ketersediaan stok untuk memanfaatkan peluang penjualan dan mengoptimalkan biaya penyimpanan.

4. Pertimbangkan resource yang lebih dekat

Biaya pengiriman dan transportasi merupakan bagian terbesar dari supply chain. Meskipun banyak brand yang tidak memiliki pilihan selain mengimpor bahan mentah, brand lain dapat mengendalikan biaya pengiriman dan distribusi dari penggunaan bahan lokal. 

Pengadaan bahan lokal cenderung menghasilkan waktu pengiriman yang lebih cepat bagi pelanggan. Retailer sering kali bermitra dengan pusat pemenuhan lokal, agen dropshipping, atau penyedia logistik pihak ketiga (3PL) sehingga beban pengelolaan supply chain tidak menjadi tanggung jawab mereka.

5. Otomatisasi sistem warehouse

Untuk mengoptimalkan pengendalian inventaris, retailer juga menggunakan otomatisasi agar dapat menangani pergerakan produk yang masuk dan keluar gudang. Tujuannya untuk memproses barang lebih cepat, mengurangi risiko kesalahan, dan meringankan beban kerja karyawan gudang.

Otomatisasi gudang mungkin melibatkan penggunaan robot untuk memindahkan paket berat dari satu bagian gudang ke tempat pengiriman. Demikian pula, penggunaan software untuk otomatisasi warehouse untuk mencatat pergerakan inventaris. Mengalihkan tugas ini ke program komputer yang dapat menghemat banyak waktu.

Retailer dapat membeli teknologi otomasi sendiri atau bermitra dengan layanan pihak ketiga. Misalnya, pengecer mungkin mengadopsi vendor IT untuk memantau data inventaris atau menyewa robot gudang otonom untuk platform manajemen penyimpanan.

Itulah beberapa cara yang bisa digunakan oleh retailer untuk meningkatkan supply chain agar lebih efisien. Optimisasi supply chain diharapkan mampu mempermudah alur transaksi antara retailer dan konsumen sehingga memaksimalkan profit bagi bisnis. Hal ini dapat dipahami para manajer melalui program Supply Chain Management agar fungsinya dapat berjalan secara optimal dalam menghasilkan nilai bagi produsen dan konsumen.

Bisnis ritel selalu mendapatkan tekanan untuk dapat mengirimkan lebih banyak produk bagi pelanggan. Karena itulah, penting untuk dapat meningkatkan supply chain dalam bisnis ritel agar dapat mengoptimalkan output dan memenuhi permintaan pelanggan.

Supply chain yang kuat bisa membuat bisnis ritel tetap kompetitif sekaligus menunjukkan gambaran real-time atas bisnis. Anda bisa memutuskan untuk mengalihkan pengiriman, memindahkan gudang, atau mengoptimalkan inventaris sesuai dengan permintaan yang ada.

Untuk meningkatkan proses supply chain, Anda perlu melakukan optimalisasi pada berbagai fungsi bisnis. Supply chain melibatkan proses pengadaan, pengendalian inventaris, kemitraan dengan pihak logistik, dan masih banyak lagi.

Cara Meningkatkan Proses Supply Chain

Saat supply chain meningkat dan efisien, Anda bisa memenuhi permintaan pelanggan sekaligus memaksimalkan keuntungan. Anda juga dapat menghindari keterlambatan dan pembatalan jika melakukan efisiensi proses sebagai berikut.

1. Pilih strategi yang tepat

Saat mengembangkan strategi retail supply chain, fokus utamanya terletak pada harapkan dari perusahaan tertentu. Optimalisasi supply chain sering kali diartikan berbeda bagi retailer. Terlepas dari strategi yang dipilih, penting untuk melacak keberhasilan retailer dengan mengandalkan metrik yang jelas dan sesuai dengan tujuan mereka.

Misalnya, toko kelontong memotong waktu pengiriman sebesar 15% untuk mengurangi limbah makanan. Brand fashion mewah berupaya mengurangi separuh dead stock melalui kerja sama dengan produsen tekstil eksklusif. Dengan tujuan yang jelas dan terukur, retailer dan mitra dapat terus berupaya memastikan kelancaran supply chain untuk kesuksesan bisnis.

2. Berinvestasi melalui teknologi

Software supply chain dapat memberi visibilitas bagi para retailer mengenai permintaan pelanggan dan tingkat inventaris dalam setiap langkah perjalanan produk. Banyak retailer memilih cloud-based software yang mengumpulkan dan mengkonsolidasikan data dari setiap proses dan departemen dalam supply chain mereka secara real-time.

Inventaris dapat terus diperkirakan dan dievaluasi untuk mengolah data dalam jumlah besar dengan cepat. Anda bisa memproses kumpulan data dengan menggunakan artificial intelligence (AI) dan algoritma machine learning untuk membantu proses analisis data.

3. Tingkatkan kemampuan forecasting

Kemampuan forecasting yang efektif dapat membantu memprediksi produk yang kemungkinan besar dibeli pelanggan. Dalam jangka panjang, retailer mungkin sudah bisa membuat proyeksi pendapatannya di masa depan, mengoptimalkan inventaris, serta menghindari kelebihan dan kehabisan stok.

Sebagai retailer, Anda juga dapat mengandalkan pakar dari pihak ketiga untuk melakukan analisis dan melacak performa pasar. Prediksi permintaan bisa dimanfaatkan untuk manajemen inventaris yang akurat. Anda juga bisa memastikan adanya ketersediaan stok untuk memanfaatkan peluang penjualan dan mengoptimalkan biaya penyimpanan.

4. Pertimbangkan resource yang lebih dekat

Biaya pengiriman dan transportasi merupakan bagian terbesar dari supply chain. Meskipun banyak brand yang tidak memiliki pilihan selain mengimpor bahan mentah, brand lain dapat mengendalikan biaya pengiriman dan distribusi dari penggunaan bahan lokal. 

Pengadaan bahan lokal cenderung menghasilkan waktu pengiriman yang lebih cepat bagi pelanggan. Retailer sering kali bermitra dengan pusat pemenuhan lokal, agen dropshipping, atau penyedia logistik pihak ketiga (3PL) sehingga beban pengelolaan supply chain tidak menjadi tanggung jawab mereka.

5. Otomatisasi sistem warehouse

Untuk mengoptimalkan pengendalian inventaris, retailer juga menggunakan otomatisasi agar dapat menangani pergerakan produk yang masuk dan keluar gudang. Tujuannya untuk memproses barang lebih cepat, mengurangi risiko kesalahan, dan meringankan beban kerja karyawan gudang.

Otomatisasi gudang mungkin melibatkan penggunaan robot untuk memindahkan paket berat dari satu bagian gudang ke tempat pengiriman. Demikian pula, penggunaan software untuk otomatisasi warehouse untuk mencatat pergerakan inventaris. Mengalihkan tugas ini ke program komputer yang dapat menghemat banyak waktu.

Retailer dapat membeli teknologi otomasi sendiri atau bermitra dengan layanan pihak ketiga. Misalnya, pengecer mungkin mengadopsi vendor IT untuk memantau data inventaris atau menyewa robot gudang otonom untuk platform manajemen penyimpanan.

Itulah beberapa cara yang bisa digunakan oleh retailer untuk meningkatkan supply chain agar lebih efisien. Optimisasi supply chain diharapkan mampu mempermudah alur transaksi antara retailer dan konsumen sehingga memaksimalkan profit bagi bisnis. Hal ini dapat dipahami para manajer melalui program Supply Chain Management agar fungsinya dapat berjalan secara optimal dalam menghasilkan nilai bagi produsen dan konsumen.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia