Cost based pricing adalah salah satu strategi penetapan harga yang banyak digunakan oleh perusahaan.
Dalam strategi ini, harga jual suatu produk atau jasa ditentukan berdasarkan total biaya produksi yang dikeluarkan, kemudian ditambahkan dengan persentase keuntungan yang diinginkan perusahaan.
Cost based pricing menjadi populer di berbagai industri karena memberikan kepastian bagi perusahaan bahwa harga jual dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan serta memberikan margin keuntungan.
Metode ini sangat efektif bagi perusahaan yang ingin menjaga stabilitas keuangan tanpa harus memantau harga kompetitor secara intensif. Strategi ini juga cukup populer karena kemudahannya dalam implementasi.
Cost based pricing adalah strategi penetapan harga di mana perusahaan menentukan harga jual produk atau jasa berdasarkan total biaya produksi yang dikeluarkan.
Strategi ini bertujuan memastikan bahwa harga jual produk dapat menutupi seluruh biaya yang telah dikeluarkan, serta memberikan keuntungan yang memadai bagi perusahaan.
Dalam metode ini, seluruh biaya yang terkait dengan proses produksi, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, dan distribusi, dijumlahkan terlebih dahulu.
Setelah itu, perusahaan menambahkan markup atau persentase keuntungan yang diinginkan untuk menghasilkan harga jual akhir.
Mengutip dari Indeed, cost based pricing adalah metode yang memungkinkan perusahaan menetapkan harga sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau menyediakan layanan.
Dalam strategi ini, perusahaan berfokus pada elemen-elemen biaya sebagai landasan utama dalam menentukan harga, dibandingkan mempertimbangkan harga kompetitor atau kondisi pasar.
Cost based pricing juga berperan penting dalam membantu perusahaan menjaga kestabilan finansial, terutama dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
Situasi di mana biaya produksi naik secara tiba-tiba, misalnya akibat kenaikan harga bahan baku, maka perusahaan dapat menyesuaikan harga jual produk agar tetap sesuai dengan biaya yang dikeluarkan
Mengutip dari Dealhub, ada beberapa metode dalam cost based pricing yang umum digunakan perusahaan.
Setiap metode memiliki cara perhitungan dan tujuan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan bisnis dan target pasar perusahaan.
Berikut adalah jenis-jenis cost based pricing yang perlu Anda ketahui lebih lanjut:
Cost plus pricing adalah metode penetapan harga yang paling sederhana dan sering digunakan dalam dunia bisnis.
Pada metode ini, perusahaan menambahkan persentase markup atau keuntungan tetap pada biaya produksi per unit produk. Dengan kata lain, harga jual didasarkan pada total biaya produksi ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan.
Misalnya, jika biaya produksi per unit suatu produk adalah Rp50.000 dan perusahaan ingin menerapkan markup sebesar 20%, maka harga jual yang akan ditawarkan kepada konsumen adalah Rp60.000 (dari perhitungan Rp50.000 + (20% x Rp50.000) = Rp60.000).
Strategi ini bertujuan menentukan titik impas di mana perusahaan tidak untung maupun rugi. Strategi ini adalah cara yang tepat untuk menghitung berapa unit produk yang harus terjual agar bisa menutupi semua biaya produksi.
Misalnya, jika total biaya produksi dan operasional adalah Rp500.000 dan harga per unit produk ditetapkan Rp50.000, perusahaan harus menjual 10 unit untuk mencapai titik impas.
Target profit pricing adalah metode cost based pricing yang mempertimbangkan target keuntungan tertentu yang ingin dicapai perusahaan, sambil tetap menjaga harga produk agar tetap kompetitif di pasar.
Perusahaan menghitung total biaya dan profit yang ditargetkan, lalu membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi.
Misalnya, jika total biaya produksi adalah Rp500.000 dan perusahaan ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp100.000, jadi total targetnya menjadi Rp600.000.
Jika perusahaan ingin memproduksi 100 unit, harga per unit yang ditawarkan adalah Rp6.000.
Metode ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk mengatur harga jual sesuai dengan target keuntungan, serta mempertimbangkan kapasitas produksi dan permintaan pasar.
Dilansir dari SPP, berikut kelebihan menggunakan cost based pricing:
Mudah Diterapkan: Cost based pricing adalah strategi yang simpel karena tidak memerlukan riset kompetitor yang ekstensif. Anda hanya perlu menghitung biaya produksi dan menambahkan margin yang diinginkan.
Menjamin Keuntungan: Dengan menerapkan markup tetap, perusahaan dapat memastikan setiap penjualan menghasilkan profit.
Transparansi: Cost based pricing adalah pendekatan yang memudahkan pelanggan memahami dasar penetapan harga. Faktanya, 60% konsumen menganggap transparansi sebagai faktor penting dalam membangun kepercayaan terhadap brand.
Mudah Dijelaskan: Ketika terjadi kenaikan harga, pelanggan lebih mudah menerima jika alasannya adalah peningkatan biaya produksi.
Mengutip dari Competera, cost based pricing juga memiliki beberapa kekurangan:
Mengabaikan Permintaan Pasar: Cost based pricing adalah strategi yang tidak mempertimbangkan harga kompetitor dan persepsi nilai dari konsumen.
Kurang Inovatif: Perusahaan cenderung fokus pada margin tetap dan kurang termotivasi untuk meningkatkan efisiensi atau berinovasi.
Kesulitan Menghitung Biaya Tidak Langsung: Cost based pricing adalah metode yang terkadang sulit memperhitungkan biaya tidak langsung seperti marketing dan distribusi.
Tidak Menjamin Penjualan: Meskipun menghasilkan profit per unit, tidak ada jaminan konsumen mau membeli dengan harga tersebut.
Tertarik mempelajari lebih dalam tentang strategi penetapan harga? Anda bisa mengikuti kelas Marketing Pricing Strategy dari prasmul-eli.
Di kelas ini, Anda akan memahami prinsip dasar penentuan harga yang tepat untuk keberlangsungan produk dan perusahaan.
Anda juga akan mempelajari berbagai alternatif strategi penetapan harga yang bisa diterapkan untuk bisnis Anda.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang pricing strategy!