Setiap marketer akan menghadapi tantangan yang berbeda dalam melakukan strategi bisnisnya. Seiring dengan perubahan zaman, ada berbagai cara yang berubah baik dari strategi campaign hingga mengatasi tantangan perilisan dan distribusi produk.
Jika bisnis Anda tidak menghadapi tantangan yang sulit, kemungkinan ada setidaknya satu strategi yang dirasa perlu untuk Anda tingkatkan. Tantangan pemasaran dapat muncul dari cara membuat, mendistribusikan, dan memperdagangkan produk dalam sebuah platform.
Saat ini, marketing juga berjalan sangat cepat sehingga sulit untuk mengidentifikasi area mana yang ingin dikembangkan. Namun, tujuan dari peningkatan strategi sangat penting untuk memfasilitasi pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun-tahun berikutnya.
Matriks Ansoff adalah kerangka dasar yang diajarkan oleh sekolah bisnis di seluruh dunia. Ini dapat menjadi cara sederhana dan intuitif untuk memvisualisasikan keputusan yang dapat dibuat oleh tim manajemen saat mempertimbangkan peluang pertumbuhan.
Fokus ini dijadikan sebagai salah satu model yang paling banyak digunakan. Tujuannya untuk mengevaluasi peluang dan meningkatkan penjualan dengan menunjukkan kombinasi alternatif bagi pasar baru (yaitu segmen pelanggan dan lokasi geografis) terhadap produk dan layanan yang menawarkan empat strategi yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi.
Penerapan strategi atau model matriks Ansoff juga banyak dijadikan sebagai tolok ukur yang menentukan pertumbuhan pasar. Setiap elemen dalam matriks ini sesuai dengan strategi pertumbuhan tertentu di antaranya:
Saat menggunakan strategi penetrasi pasar, manajemen berusaha untuk menjual lebih banyak produk yang ada ke pasar yang mereka kenal. Strategi eksekusi yang umumnya dilakukan meliputi:
- Pengingkatan upaya pemasaran atau merampingkan proses distribusi
- Penurunan harga untuk menarik pelanggan baru dalam segmen pasar
- Akuisisi pesaing di pasar yang sama
Sederhananya, konsep ini digunakan untuk meningkatkan penjualan produk yang ada ke pelanggan. Hal ini biasanya dilakukan dengan menarik pelanggan dari pasar pesaing yang saat ini belum menggunakan produk.
Strategi pengembangan pasar dalam praktiknya tidak berisiko karena tidak memerlukan investasi yang signifikan dalam riset atau pengembangan produk. Sebaliknya, langkah ini memungkinkan manajerial untuk memanfaatkan produk yang ada dan membawanya ke pasar yang berbeda dengan beberapa pendekatan berikut di antaranya:
- Melayani segmen pelanggan yang berbeda atau target demografis
- Memasuki pasar domestik baru (ekspansi regional)
- Memasuki pasar luar negeri (ekspansi internasional)
Contohnya adalah Lululemon yang melakukan keputusan untuk secara agresif berekspansi ke pasar Asia Pasifik. Mereka menjual produk-produk olahraga yang sudah sangat populer. Membangun infrastruktur periklanan dan logistik di pasar luar negeri secara inheren menghadirkan risiko, tapi berhasil diminimalisasi dengan road map yang baik.
Sebuah bisnis yang kuat selalu mendengar atau mengetahui target konsumen tertentu yang mungkin potensial untuk memperluas pangsa pasar. Misalnya untuk mewujudkan sebuah loyalitas merek dapat dicapai dengan berbagai cara.
Contohnya, brand memproduksi dan menjual produk perawatan rambut yang populer di untuk perempuan usia 28-35 tahun. Untuk memanfaatkan popularitas dan brand loyalty dengan demografis ini, mereka berinvestasi besar-besaran dalam produksi lini produk perawatan rambut baru agar target pasar yang ada akan mengadopsinya.
Secara relatif, strategi diversifikasi umumnya merupakan upaya dengan risiko tertinggi. Dalam hal ini, dibutuhkan pengembangan produk maupun pengembangan pasar. Meskipun merupakan strategi yang berisiko tertinggi, strategi ini dapat menuai hasil yang besar.
Bisnis Anda dapat mencapai peluang pendapatan yang sama sekali baru atau dengan mengurangi ketergantungan perusahaan pada satu produk atau pasar yang sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan berpindah ke pasar baru dengan produk atau layanan baru, meningkatkan penjualan dengan basis pelanggan yang ada, atau akuisisi.