Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Model Waterfall: Definisi, Tahapan dan Kapan Waktu yang Tepat Melakukannya

Article-Banner-September-No.12.webp

Model waterfall adalah salah satu metodologi yang dikembangkan dalam pembuatan aplikasi atau software yang populer karena efektivitasnya.  Model ini menawarkan struktur yang jelas dan memungkinkan tim pengembangan untuk bergerak melalui tahapan yang linier dan terdefinisi dengan baik.

Meskipun saat ini ada banyak metode baru yang lebih fleksibel, model waterfall tetap relevan. Terutama dalam situasi di mana stabilitas dan prediktabilitas menjadi prioritas utama.

Dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai model waterfall secara lengkap. Mulai dari definisi, tahapan, dan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.

Definisi Model Waterfall

Nama "Waterfall" berasal dari alur kerja model ini yang menyerupai air terjun.

Artinya, dalam model waterfall setiap tahap mengalir secara linier ke tahap berikutnya tanpa ada proses mundur atau pengulangan. Artinya, sebelum tim pengembangan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, tahap yang sedang dikerjakan harus diselesaikan sepenuhnya.

Model waterfall adalah metode yang pertama kali diperkenalkan oleh Winston W. Royce pada tahun 1970. Model ini memungkinkan proses pengembangan perangkat lunak dilakukan secara berurutan, dari tahap perencanaan hingga tahap implementasi. 

Dalam model Waterfall, setiap tahap pengembangan harus selesai seluruhnya, sebelum dimulainya tahap selanjutnya. Ini berarti bahwa setiap tahap menghasilkan output yang akan menjadi input bagi tahap berikutnya.

Meskipun model ini telah mendapat banyak kritik karena kekakuannya, model waterfall tetap menjadi pilihan yang relevan. Terutama untuk proyek-proyek dengan kebutuhan yang stabil dan tidak banyak berubah.

Tahapan Model Waterfall

Model waterfall sering menjadi pilihan untuk proyek-proyek di mana kebutuhan dan tujuan telah ditetapkan sejak awal. Berikut tahapan-tahapan yang ada dalam model waterfall untuk memungkinkan proses pengembangan lebih terkontrol.

  1. Requirements (Kebutuhan)

Tahap pertama dalam model waterfall adalah pengumpulan dan analisis kebutuhan. Pada tahap ini, pengembang perangkat lunak bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk memahami dan mendokumentasikan semua kebutuhan sistem.

Dokumen kebutuhan yang dihasilkan akan berfungsi sebagai dasar bagi seluruh proses pengembangan selanjutnya. Di sinilah pentingnya ketepatan dalam mengidentifikasi kebutuhan, karena perubahan setelah tahap ini dapat berdampak signifikan pada waktu dan biaya pengembangan.

  1. System Design (Desain Sistem)

Setelah kebutuhan sistem terdefinisi dengan jelas, tahap berikutnya adalah desain sistem. Desain ini mencakup arsitektur sistem, desain database, antarmuka pengguna, dan komponen lain yang diperlukan.

Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran teknis tentang bagaimana sistem akan bekerja. Tahap ini juga memastikan bahwa semua kebutuhan yang telah diidentifikasi dapat dipenuhi melalui desain ini.

  1. Implementation (Implementasi)

Pada tahap implementasi, pengembang mulai menerjemahkan desain sistem ke dalam kode program. Setiap modul perangkat lunak dibangun, diuji secara terpisah, dan kemudian diintegrasikan dengan modul lain untuk membentuk sistem yang utuh.

Tahap ini seringkali paling memakan waktu, terutama jika proyek yang dikerjakan memiliki skala besar dan kompleksitas yang tinggi.

  1. Integration and Testing (Integrasi dan Pengujian)

Setelah semua modul selesai diimplementasikan, tahap integrasi dan pengujian dilakukan. 

Pada tahap ini, modul-modul yang telah dikembangkan digabungkan menjadi satu kesatuan sistem. Setelah itu, baru diuji untuk memastikan bahwa semuanya bekerja sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan. 

Pengujian ini mencakup uji fungsional, uji kinerja, uji keamanan, dan uji lainnya sesuai dengan spesifikasi sistem.

  1. Deployment (Peluncuran)

Setelah sistem berhasil melewati tahap pengujian, sistem tersebut siap untuk diimplementasikan ke lingkungan produksi. Tahap ini melibatkan instalasi perangkat lunak, migrasi data, dan pelatihan pengguna akhir.

Selama peluncuran, sistem dipantau untuk memastikan bahwa tidak ada masalah besar yang muncul dan pengguna dapat mengoperasikan sistem dengan lancar.

  1. Maintenance (Pemeliharaan)

Tahap terakhir dalam model waterfall adalah pemeliharaan. Selama tahap ini, sistem yang telah diluncurkan akan terus dipantau dan dipelihara untuk memastikan bahwa ia tetap berfungsi dengan baik.

Jika ada masalah atau bug yang ditemukan, perbaikan akan dilakukan. Pemeliharaan juga mencakup pembaruan perangkat lunak dan penambahan fitur baru sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Model Waterfall?

Model waterfall paling tepat digunakan dalam proyek-proyek yang kebutuhannya telah ditentukan dan diperkirakan tidak akan berubah selama proses pengembangan. Ini biasanya terjadi dalam situasi di mana proyek memiliki:

  • Ruang lingkup yang terbatas.
  • Teknologi yang digunakan sudah matang.
  • Risiko perubahan minimal.

Contoh proyek yang cocok untuk model waterfall termasuk pengembangan perangkat lunak untuk industri dengan persyaratan kepatuhan yang tinggi. Misalnya di sektor kesehatan, keuangan, atau pemerintah, di mana setiap langkah harus terdokumentasi dengan baik dan diuji secara ketat.

Model ini juga efektif untuk proyek-proyek dengan tenggat waktu yang ketat dan anggaran yang tetap. Hal ini karena biasanya perubahan besar di tengah jalan akan berpotensi mengganggu keseluruhan jadwal dan biaya.

Meskipun sering dianggap ketinggalan zaman, model waterfall masih memiliki tempat dalam pengembangan perangkat lunak. Terlebih untuk proyek-proyek dengan kebutuhan yang stabil dan terdefinisi dengan baik.

Secara keseluruhan, meskipun metode ini memiliki keterbatasan dalam hal fleksibilitas, kekuatan utamanya terletak pada kemampuannya untuk mengontrol penuh proses pengembangan. 

Model waterfall hanyalah salah satu dari dua model popular dalam project management. Pelajari praktiknya dalam organisasi dengan mengikuti Project Management 101: Waterfall and Agile program dari prasmul-eli.

Dalam dua hari pelatihan, program yang bersertifikasi ISO 9001:2015 ini memiliki sepuluh pembahasan berikut ini:

  • Project Management Fundamental
  • Define Project Objective
  • Develop Scope of Work
  • Develop Project Schedule
  • Manage Risk
  • Introduction to Agile
  • Agile Mindset
  • Various Agile Practices
  • Deep Dive Scrum Framework
  • Simulate Sprint

Daftarkan diri Anda sekarang juga melalui link berikut ini!

ARTIKEL TERKAIT