Beranda
>
Gagasan
>
Artikel
Metriks yang Dibutuhkan untuk Menilai Customer Engagement

16 June 2022
Banner-Article-Sohibi-June-CustomerEngagement.jpg

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan citra dan keuntungan sebuah bisnis. Keterlibatan pelanggan pada bisnis Anda menjadi sumber kehidupan serta tumbuh dan kembang citra bisnis Anda. Oleh karena itu, customer engagement metrics menjadi unsur penting yang harus dipantau.

Ketika Anda memantau dan melacak secara teratur, akan ada banyak informasi berguna yang dapat digunakan untuk meningkatkan penawaran dan perkembangan bisnis. Mari kita lihat keterlibatan pelanggan dan bagaimana mengukur pelanggan yang terlibat untuk bisnis Anda.

 

Keuntungan Melacak Customer Engagement metrik

Melacak metrik keterlibatan pelanggan adalah kunci untuk mendapatkan informasi mendetail tentang apa yang membuat orang atau pelanggan memilih untuk bertahan atau meninggalkan bisnis Anda. Dengan mengetahui hal ini, Anda dapat meningkatkan strategi yang ditujukan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan pelanggan. Melacak keterlibatan pelanggan memberikan beberapa keuntungan atau manfaat, antara lain:

  • Memahami perasaan pelanggan 

Mengukur metrik keberhasilan keterlibatan pelanggan dapat membantu untuk memahami cara orang melihat merek, produk, atau layanan. Ini akan memberikan gambaran yang baik tentang perasaan atau sentimen pelanggan tentang bisnis Anda.

  • Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis

Kekuatan dan kelemahan bisnis dapat diketahui dengan melacak keterlibatan pelanggan, yang mana Anda akan mendapatkan data dari kegiatan tersebut. Data ini kemudian dapat membuat Anda lebih menyadari pada bagian mana dari bisnis Anda yang dapat ditingkatkan untuk menarik pelanggan.

  • Mengadopsi pendekatan yang lebih strategis

Dengan bantuan data pelanggan, Anda akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk merancang strategi yang membantu Anda melibatkan pelanggan dengan lebih baik.

  • Meningkatkan Pengambilan Keputusan

Dengan pelacakan keterlibatan pelanggan Anda dapat dengan mudah melihat area yang perlu diperhatikan dan kemudian melakukan penguatan sumber daya di area tersebut. Penting untuk dapat memanfaatkan data dan meningkatkan pengambilan keputusan dengan berbagai aspek.

 

Keberhasilan Metrik Keterlibatan Pelanggan yang Penting untuk Dilacak

Metrik keterlibatan pelanggan selalu merupakan indikator penting untuk melihat bagaimana bisnis Anda berjalan dalam hal berurusan dengan pelanggan. Melacak metrik utama merupakan alat yang ampuh untuk mendapatkan pengetahuan mendalam tentang bagaimana pelanggan berinteraksi dan terlibat dengan merek Anda. Mereka juga sangat membantu untuk memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Berikut beberapa metrik keterlibatan pelanggan yang dapat dijadikan pilihan:

  1. Net Promoter Service (NPS) atau Skor Promotor Bersih 

Pelanggan setia sering mereferensikan produk atau layanan Anda kepada orang lain. Selain mengatakan hal baik tentang bisnis Anda, pelanggan setia lebih cenderung merekomendasikan kepada keluarga dan teman. Metrik NPS dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesediaan pelanggan dalam mempromosikan bisnis Anda atau memberikan informasi tentang bisnis Anda, hal ini disebut sebagai NPS.

Kepuasan pelanggan produk atau layanan bisnis Anda dapat diketahui melalui NPS. Mengumpulkan metrik ini dapat melalui survey di akhir kegiatan atau via email, biasanya dengan memberikan nilai 1 - 10. Kemudian terapkan rumus NPS = % Promoters - % Detractors.

  1. Customer Satisfaction Score (CSAT) atau Skor Kepuasan Pelanggan

CSAT membantu melacak tingkat kepuasan pelanggan dengan produk atau layanan bisnis Anda. CSAT juga dapat menunjukkan tingkat kepuasan dengan semua jenis keterlibatan atau interaksi yang dimiliki pelanggan dengan merek Anda. Dengan melacak metrik ini, Anda dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan pengalaman yang terbaik.

Cara menghitung CSAT adalah dengan menanyakan kepada pelanggan bagaimana mereka menilai pengalaman saat membeli produk atau jasa dan kepuasan dengan pelayanan, kemudian meminta mereka untuk memberikan skor. Setelah itu, bagikan jumlah pelanggan yang puas dengan jumlah tanggapan survei. Anda juga dapat menambahkan atau menyesuaikan pertanyaan jika ingin mengetahui lebih lanjut dari interaksi tersebut.

  1. Customer Lifetime Value (CTLV)

Mendapatkan pelanggan baru menghabiskan biaya yang lebih banyak dibandingkan mempertahankan pelanggan yang sudah pernah membeli produk atau jasa Anda. Hal ini menunjukkan bagaimana mempertahankan pelanggan memberikan efek langsung pada pendapatan. Metrik CTLV dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai yang diberikan pelanggan saat berhubungan dengan bisnis Anda.

Cara menghitung CTLV:

  • Lifetime Value (LTV) = Nilai Pembelian Rata-rata x Jumlah Transaksi x Periode Retensi

  • Customer Lifetime Value (CTLV) = LTV x Margin Keuntungan

  1. Number of Active Users atau Jumlah Pengguna Aktif

Dalam bisnis, Anda perlu melacak berapa banyak pengguna yang terlibat dengan layanan atau produk Anda dalam jangka waktu tertentu. Metrik semacam ini sangat membantu dalam mendapatkan pandangan luas tentang cara kerja upaya keterlibatan Anda. Terdapat dua kategori mengenai pengguna aktif, yaitu:

  • Daily Active Users (DAU): mengacu pada pengguna unik suatu produk atau layanan per hari

  • Monthly Active Users (MAU): mengacu pada total pelanggan dalam satu bulan

Baik DAU dan MAU adalah metrik keterlibatan pelanggan yang cukup membantu untuk mengetahui variasi pengguna di antara kerangka waktu tertentu. Dengan ini Anda dapat mengetahui fluktuasi dan merancang strategi keterlibatan pelanggan. Cara menghitung DAU dan MAU adalah dengan membandingkan pengguna aktif harian Anda dengan data bulanan untuk mendapatkan metrik ini.

  1. Customer Engagement Score (CES) atau Skor Keterlibatan Pelanggan

Dalam hal mengukur keterlibatan, baik pelanggan yang sudah ada dan pelanggan yang masih dalam masa percobaan atau mereka yang terlibat tetapi mungkin/tidak berkonversi juga bisa menjadi contoh keterlibatan pelanggan yang bagus untuk bisnis Anda.

Saat Anda mengukur skor keterlibatan pelanggan, Anda harus fokus pada setiap aktivitas yang dapat dilakukan pengguna, baik itu suka sosial, komentar, pembagian merek Anda, dan lain lain. Model ini sangat ideal untuk bisnis berbasis SaaS karena mereka memiliki banyak pelanggan dalam masa percobaan.

  1. First Week Engagement

Keterlibatan minggu pertama adalah metrik yang baik untuk mengetahui keberhasilan strategi keterlibatan mereka. Metrik ini mengukur tingkat di mana pengguna berinteraksi atau membuang layanan atau produk pada minggu pertama penggunaan. Saat Anda menggunakan metrik ini, Anda akan dengan mudah mengetahui efektivitas alat keterlibatan pelanggan dan upaya yang Anda gunakan.

  1. Social Media Engagement

Media sosial mempengaruhi bisnis secara besar-besaran dan sekarang menjadi bagian penting dari strategi keterlibatan pelanggan. Untuk merek besar dan kecil, saluran ini adalah cara yang bagus untuk terlibat, berinteraksi, dan terhubung dengan pelanggan. 

Setiap platform mungkin memiliki keunikan dalam hal demografi atau gaya pengiriman pesan, tetapi selalu menjadi sumber data yang bagus. Masing-masing menyediakan banyak metrik untuk memahami keterlibatan pelanggan secara detail.

Anda dapat menggunakan beberapa alat manajemen media sosial populer seperti Hootsuite atau Zoho dan mengelola interaksi dengan sukses. Anda juga dapat menggunakan alat seperti Google Analytics, Twitter Analytics, atau Facebook Insights untuk mendapatkan tampilan mendetail tentang bagaimana pelanggan terlibat dan berinteraksi dengan Anda.

  1. Stickiness metrik

Metrik “lengket”, Anda dapat mengukur tingkat kebahagiaan yang dirasakan pelanggan dengan produk atau layanan Anda. Ini juga dapat membantu Anda mengetahui seberapa besar kemungkinan pelanggan untuk terus menggunakan produk Anda. Cara menghitung stickiness metrik adalah membagi DAU (pengguna aktif harian) dengan MAU (pengguna aktif bulanan).

  1. Conversion Rate

Conversion rate melacak persentase orang yang menyelesaikan tindakan tertentu yang terkait dengan kampanye pemasaran Anda. Bergantung pada tingkat industri, tingkat konversi dapat diukur untuk banyak hal, baik itu pendaftaran buletin email, unduhan e-book, klik iklan Facebook, dan sebagainya.

Menghitung tingkat konversi itu mudah dan Anda memerlukan data yang terkait dengan jumlah total konversi dan pengunjung untuk hal yang sama:

Tingkat Konversi = Total jumlah konversi/ jumlah total pengunjung x 100

  1. Pages Per Session

Metrik pages per session membantu untuk mengukur jumlah halaman yang diklik pengguna dalam satu kunjungan. Jika page per session tinggi berarti situs web Anda berhasil memberikan value yang diinginkan. Sedangkan page per session yang rendah menunjukkan bahwa konten Anda tidak sesuai dengan target audiens.

  1. Average Session Duration

Melacak metrik ini penting karena menunjukkan apakah pengunjung situs web memiliki sesi panjang di blog atau halaman arahan Anda dalam satu kunjungan. Ini juga menunjukkan efektivitas komunikasi layanan pelanggan Anda.

Dengan metrik ini Anda dapat memahami bagaimana tidak semua halaman di situs web atau di blog membangkitkan tanggapan serupa dari pengunjung. Sementara beberapa halaman mungkin membuat mereka ketagihan lebih lama, akan selalu ada halaman yang tidak mendapat banyak perhatian sama sekali.

  1. Bounce Rate

Bounce rate atau rasio pentalan digunakan untuk mengetahui persentase orang yang keluar dari situs Anda setelah hanya melihat satu halaman. Semakin rendah rasio pentalan, atau semakin Anda mengurangi rasio pentalan, semakin baik bagi bisnis Anda. Rasio pentalan yang tinggi dapat menunjukkan banyak masalah dengan situs Anda seperti pengalaman pengguna yang buruk, konten yang tidak relevan, atau waktu pemuatan halaman yang lambat.

  1. Churn Rate

Churn adalah siklus alami kehilangan dan mendapatkan pelanggan. Tidak peduli seberapa hebat Anda berpikir telah memberikan layanan, produk, atau pengalaman pelanggan, beberapa churn hampir tak terelakkan. Metrik churn rate dapat membantu Anda mengetahui tingkat di mana pelanggan berhenti berbisnis dengan bisnis Anda selama jangka waktu tertentu. Semakin rendah tingkat churn, semakin banyak pelanggan yang Anda pertahankan.

Anda memerlukan data total pelanggan di awal bulan dan total di akhir bulan untuk menghitung churn rate:

Churn rate = selisih antara jumlah pelanggan akhir dan awal bulan / jumlah pelanggan awal bulan.

Tentu saja produk serta pelayanan terbaik tetap memegang faktor utama keberhasilan dan keuntungan dari bisnis Anda. Namun, dengan memperhitungkan metrik-metrik penting di atas dapat membuat perencanaan bisnis yang lebih matang.

Kepuasan dan loyalitas konsumen memiliki pengaruh secara langsung bagi kemajuan dan keuntungan bisnis. Karena itulah, Anda juga bisa mempelajari cara mengenal pelanggan dengan lebih baik melalui program Customer Satisfaction & Relationship Program untuk dapat menghindari kesalahan dalam pelayanan.

ARTIKEL TERKAIT
cover-artikel-putih.jpg
Analytical Thinking: Definisi, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya
16 May 2024

Kemampuan analytical thinking adalah salah satu skill yang krusial untuk Anda miliki dalam dunia kerja. 

Mulai dari masa mencari pekerjaan atau job seeker, mencantumkan kemampuan analytical bisa menjadi value atau nilai tersendiri untuk Anda. 

Kemampuan ini termasuk dalam soft skill yang bisa didapatkan dan dikembangkan dari pengalaman yang beragam serta refleksi diri terhadap pekerjaan. 

Memiliki kemampuan analytical thinking di dunia kerja tentu akan memberikan keuntungan dan membantu Anda mencapai tujuan profesional dengan lebih baik. 

Apa sebenarnya analytical thinking dan bagaimana meningkatkan kemampuan ini? Dalam artikel ini, akan dijelaskan mengenai definisi analytical thinking, manfaat yang diberikan, hingga cara meningkatkannya. 

Definisi Analytical Thinking

Dikutip Indeed, analytical skills atau kemampuan analitik adalah kemampuan yang membuat Anda dapat melakukan observasi, riset, dan menginterpretasikan sebuah subjek untuk mengembangkan ide yang kompleks dan solusi. 

Sementara itu, apa yang dimaksud dengan analytical thinking adalah saat Anda menggunakan kemampuan-kemampuan ini secara bersamaan untuk menyelesaikan sesuatu.

Ada banyak sekali pekerjaan yang menuntut Anda untuk mampu berpikir secara analitik. Bukan hanya profesional, kemampuan ini juga akan menguntungkan untuk digunakan dalam kehidupan pribadi. 

Anda juga tidak bisa begitu saja mendapatkan kemampuan analytical thinking. Perlu trial dan error serta proses yang tidak sebentar untuk akhirnya Anda dapat memberikan suatu solusi untuk permasalahan tertentu.

Melalui pengalaman serta trial dan error, Anda yang memiliki analytical thinking adalah orang-orang yang bisa menganalisis situasi, topik, dan masalah dengan cepat yang umumnya terjadi dalam dunia kerja.

Itulah mengapa memiliki kemampuan ini akan membantu Anda meraih tujuan utama pada setiap pekerjaan yang Anda kerjakan.

Manfaat Analytical Thinking

Kemampuan analytical thinking akan sangat berguna untuk manajemen data dan bidang IT, tapi sebenarnya kemampuan analitik atau analytical skills sangat bernilai di berbagai jenis industri dan jenjang karier. 

Saat Anda menjadi job seeker dan memiliki kemampuan analytical thinking yang kuat, perusahaan akan lebih tertarik karena kemampuan tersebut memiliki potensi untuk dapat meningkatkan operasional perusahaan. 

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari analytical thinking:

  • membantu pengerjaan tugas yang kompleks dengan lebih efektif;

  • menyelesaikan masalah kompleks dengan cara yang lebih sistematis;

  • mengantisipasi datangnya masalah serta mampu merencanakan penyelesaiannya;

  • memudahkan Anda mencari alternatif atau pilihan solusi saat menghadapi masalah;

  • membantu pembuatan kebijakan dan keputusan yang data-based atau berdasarkan data; dan

  • mengidentifikasi masalah dan mengatasinya dengan efektif.

Cara Kerja Analytical Thinking

Elemen penting dalam analytical thinking adalah kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab dan dampak dari suatu permasalahan.

Pada konteks pekerjaan, saat menghadapi masalah, untuk menerapkan analytical thinking, Anda perlu mengetahui terlebih dulu penyebab permasalahan tersebut. Proses untuk mengaplikasikan kemampuan analitik yaitu sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi topik, permasalahan, dan isu yang ada.

  2. Mengumpulkan informasi melalui tes dan observasi.

  3. Mengembangkan solusi atau mendalami pemahaman dari topik yang ada.

  4. Mencoba solusi dan ide baru yang telah dipelajari.

  5. Meninjau kembali solusi apa yang dapat bekerja untuk menilai dan menerapkan pengetahuan baru.

Cara Meningkatkan Analytical Thinking 

Ada beberapa cara atau metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan analytical thinking yang Anda miliki. Berikut adalah cara meningkatkannya:

1. Membaca Buku atau Bermain Permainan Otak

Bagian penting untuk menjadi seseorang yang memiliki analytical thinking adalah dengan banyak membaca buku. Membaca dalam keseharian akan membuat pikiran Anda terus berjalan dan memaksa otak memikirkan ide. 

Selain itu, membaca juga bisa memberikan sudut pandang yang berbeda sehingga memperluas cara berpikir. 

Jika Anda kesulitan untuk langsung membaca buku-buku penting ini, Anda bisa mulai juga dengan melakukan permainan atau games yang melatih otak. 

Brain games akan membuat Anda berpikir lebih dalam dan mengutamakan logika. Banyak yang menggunakan metode bermain game ini untuk mempertajam kemampuan analitik.

2. Belajar Hal-hal Baru

Terus belajar dan menambah pengetahuan baru dapat meningkatkan kemampuan dan proses berpikir analitik Anda. 

Semakin banyak yang Anda pelajari, maka semakin banyak juga pilihan dan informasi dalam penyelesaian masalah dan analisis situasi. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa setelah menyelesaikan sekolah/kuliah formal, banyak orang cenderung menjadi passive learners. Itulah mengapa penting untuk terus mempelajari hal-hal baru.

Ini akan membuat Anda lebih termotivasi dan menambah pengetahuan yang Anda tidak tahu sebelumnya.

3. Perhatikan Detail

Lebih perhatian dengan sekitar dan memperhatikan detail merupakan cara untuk meningkatkan analytical thinking selanjutnya. Coba untuk memperhatikan dengan detail apa yang terjadi di sekitarmu dan berlatih untuk menjadi pengamat yang baik. Ini akan membantu Anda lebih peka dalam menganalisis situasi. 

4. Ikuti Kelas Khusus/Pelatihan

Pengetahuan dan wawasan tentang analytical thinking juga bisa Anda dapatkan melalui kelas atau pelatihan. Saat ini tentu sudah banyak webinar yang menyediakan topik pembelajaran terkait analytical thinking dan soft skill lain yang mungkin dibutuhkan dalam dunia kerja. 

5. Jangan Takut Bertanya

Baik saat mengikuti pelatihan atau dalam lingkup pekerjaan, tidak takut bertanya dan meminta mentoring dengan atasan maupun pembicara adalah hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan ini.

Menunjukkan apa yang ingin Anda ketahui dengan pertanyaan akan menambah sudut pandang sekaligus mengonfirmasi pemahaman yang Anda miliki. 

6. Membuat Kerangka Berpikir

Analytical thinking berfokus pada penyelesaian masalah dengan sistematis. Itulah mengapa jika masih kesulitan, Anda bisa membuat kerangka berpikir. 

Kerangka berpikir bertujuan untuk memudahkan Anda memetakan masalah dan mencari solusi dari masalah yang ada.

Itu dia penjelasan mengenai analytical thinking. Selain kemampuan berpikir analitik, dalam pekerjaan juga penting memiliki cara berpikir yang memadukan pemikiran analitik serta pemikiran yang lebih intuitif seperti design thinking. 

Kombinasi keduanya bisa menghasilkan solusi sekaligus peluang lebih kreatif dan ide-ide inovatif. Anda bisa mengikuti program Design Thinking for Business Innovation untuk lebih mendalami bagaimana cara berpikir yang tepat dalam bisnis. 

Tunggu apalagi? Daftar kelas Design Thinking for Business Innovation di prasmul-eli sekarang!

cover-artikel-putih.jpg
Mengenal Perbedaan B2B dan B2C untuk Mengoptimalkan Manajemen Strategi
14 May 2024

Dalam bisnis, istilah B2B dan B2C sering kali digunakan dan dikaitkan satu sama lain, meskipun begitu keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. 

B2B yang berarti business-to-business dan B2C yang berarti business-to-consumer memiliki perbedaan dasar dari segi transaksi yang dilakukan dalam menjalankan bisnis. 

Memahami perbedaan kedua jenis bisnis ini akan membantu pemahaman dan meningkatkan strategi bisnis Anda. Berikut adalah artikel selengkapnya tentang perbedaan B2B dan B2C. 

Pengertian B2B (Business-to-business)

Mengutip HubSpot, B2B atau business-to-business adalah sebuah bisnis di mana konsumen/penggunanya adalah bisnis-bisnis yang lain. Itulah mengapa, marketing yang dilakukan oleh B2B ditujukan untuk konsumen yang membeli mewakili suatu organisasi atau bisnis tertentu sesuai kebutuhan, ketertarikan, dan hambatan yang dimiliki organisasi tersebut. 

Secara lebih sederhana, B2B merupakan bisnis yang konsumennya adalah organisasi dan perusahaan bisnis lain. Hubungan B2B merupakan hubungan komersial yang saling menguntungkan dan saling berkontribusi untuk kesuksesan masing-masing pihak terlibat. 

Beberapa contoh dari B2B, yaitu:

  • Perusahaan A membutuhkan software untuk membantu proses hiring untuk departemen HR. 
  • Agensi desain interior yang memiliki spesialisasi untuk mendesain ruang kantor. 
  • Penggunaan marketing software untuk content strategy, SEO, dan media sosial untuk departemen pemasaran. 
  • Perusahaan yang menawarkan banking software dan cloud services untuk bank dan institusi finansial.

Pengertian B2C (Business-to-consumer)

B2C atau business-to-consumer adalah bisnis di mana konsumennya adalah konsumen individual dan bukan merupakan professional buyers atau pembeli profesional. 

Marketing yang dilakukan pada bisnis B2C disesuaikan dengan kebutuhan, ketertarikan, dan tantangan yang dihadapi banyak orang dalam keseharian mereka. 

Jadi, dalam bisnis B2C, end user atau pengguna terakhir dari produk/jasa suatu perusahaan adalah konsumen individual tersebut. Penjualan pada B2C juga bisa dilakukan baik secara online maupun offline. 

Salah satu tantangan dalam bisnis B2C adalah memerlukan anggaran khusus untuk marketing karena harus membuat brand recognition yang baik untuk bisa tumbuh dan membentuk customer base. Beberapa contoh B2C, yaitu:

  • Agensi real estate yang menyewakan dan menjual rumah untuk individu maupun keluarga. 
  • Platform musik yang menjual fitur premium kepada penggunanya secara individual.

6 Perbedaan Dasar B2B dan B2C

Untuk membentuk manajemen strategi yang optimal, ketahui 7 perbedaan dasar dari B2B dan B2C di bawah ini:

1. Penawaran 

Mengutip dari Wall Street Mojo, penawaran yang diberikan oleh B2B dan B2C memiliki perbedaan yang signifikan. Tentunya karena memiliki perbedaan target audiens, maka apa yang kedua jenis bisnis ini tawarkan akan berbeda.

Penawaran dalam B2B lebih memperhatikan kebutuhan bisnis lain seperti bahan produksi, material untuk manufaktur, komponen-komponen produksi dan lainnya. Sementara itu, B2C menawarkan produk sudah jadi yang siap pakai untuk konsumen yang membelinya secara individual.

2. Tujuan

Seperti pengertiannya, tujuan dari bisnis dengan jenis B2B adalah untuk menyediakan kebutuhan organisasi atau perusahaan lain yang masih terhubung dengan produk dan jasa yang mereka tawarkan. 

Sementara itu, untuk jenis bisnis B2C, tujuan bisnisnya adalah menyediakan produk dan layanan yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginan banyak individu. 

3. Fokus

Saat melakukan transaksi pada jenis bisnis B2B, maka fokusnya adalah untuk membentuk hubungan kerja sama jangka panjang antara penyedia jasa/produk dan organisasi/perusahaan yang menggunakannya. Pada B2B, pendekatan ini lebih mengarah kepada relasi bisnis.

Untuk fokus bisnis B2C, karena end user adalah konsumen individual, maka fokus utamanya yaitu brand recognition untuk membentuk customer base yang kuat.

4. Ukuran Bisnis

Karena menyediakan bahan/material produksi serta jasa untuk perusahaan tertentu, sudah pasti ukuran bisnis B2B akan lebih besar, begitu juga dengan 'order' atau pembelian yang dilakukan konsumennya. Untuk B2C sendiri, pemesanan dan pembelian cenderung dalam jumlah yang sedikit. 

5. Strategi Marketing

Forbes menyebutkan bahwa pasti ada perbedaan strategi marketing jenis bisnis B2B dan B2C karena adanya perbedaan fokus dan target audiens. 

B2B marketing biasanya akan berfokus pada pemasaran yang sifatnya lebih jangka panjang, menyampaikan spesialisasi produk/jasa yang mereka tawarkan, hingga permasalahan yang mereka selesaikan sehingga dapat dipercaya para ahli di bidangnya. 

Sementara itu, strategi pemasaran untuk B2C cenderung lebih sederhana dan lebih cepat berganti. Hal ini karena target audiens mereka tidak lebih kompleks dibandingkan B2B. 

Tidak seperti keputusan 'pembelian' dalam B2B yang memerlukan persetujuan banyak pihak, B2C hanya memerlukan persetujuan individual yang membutuhkan produk/jasa tersebut. Dengan begitu, proses pembuatan keputusan juga akan lebih cepat. 

Marketing dalam B2C akan mengutamakan konten-konten yang bersifat persuasif dan menunjukkan manfaat langsung serta memastikan kepuasan pengalaman konsumen.

6. Sales Cycles

Baik penjualan B2B dan B2C, keduanya memiliki tahapan yang berbeda, termasuk waktu dan interaksi yang berdampak langsung pada proses penjualan. 

B2B sales cycles biasanya lebih ekstensif dan melibatkan banyak usaha seperti networking, membangun hubungan baik dengan calon pembeli sebelum penjualan dan pembelian dilakukan. 

Pembeli B2B yang merupakan organisasi/perusahaan juga lebih hati-hati sehingga butuh lebih banyak informasi dan waktu sebelum melakukan pembelian. 

Berbeda dengan B2B, B2C sales cycles cenderung lebih sederhana dan tidak melibatkan banyak pihak sehingga pembeliannya bisa dilakukan secara langsung. Tidak memerlukan waktu yang lebih lama untuk memroses informasi. 

B2C lebih menekankan pada brand awareness, iklan, serta digital marketing yang dilakukan suatu bisnis untuk memastikan adanya penjualan.

Jika Anda sedang mengelola salah satu jenis bisnis baik itu B2B maupun B2C, penting untuk memahami perbedaan keduanya untuk membentuk manajemen strategi yang lebih optimal. 

Untuk memulainya dengan lebih baik, Anda harus memahami lebih dulu dasar-dasar B2B dan B2C sebelum menerapkan manajemen strategi dan marketing yang sesuai. 

Tertarik mendalami keduanya? Anda bisa mulai dengan mengikuti program Managing Strategic B2B Account dari Prasetiya Mulya Executive Learning Institute. 

Dari pemahaman dasar, perbedaan B2B dan B2C, pemetaan pasar, penentuan sasaran, hingga peran branding pada kedua usaha tersebut, Anda akan mendapatkan pemahaman menyeluruh.

Daftar programnya sekarang!

Banner-Article-Apr-18.jpg
Mengenal Metode SMART, Ini Keuntungan dan Contohnya!
13 May 2024

Metode SMART adalah salah satu pendekatan yang populer dan cukup efektif dalam merumuskan tujuan secara lebih spesifik. 

Dalam bisnis, memiliki tujuan menjadi bagian paling penting. Untuk itu, Anda wajib mengetahui tentang metode yang satu ini agar tujuan bisnis menjadi lebih jelas dan terukur. 

Dengan mengimplementasikannya, setiap rencana yang dibangun memiliki langkah-langkah yang terarah, sehingga tujuan akan lebih mudah dicapai. 

Sederhananya, pendekatan ini memudahkan project management. Untuk mengenal lebih dalam tentang apa itu metode SMART, keuntungannya, dan bagaimana contoh menerapkannya, simak ulasan berikut. 

Pengertian Metode SMART

Metode SMART pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran dalam jurnalnya. Judulnya adalah “There's a S.M.A.R.T. Way to Write Management's Goals and Objectives”. Dalam jurnal tersebut, ia mengatakan bahwa tujuan harus dibuat jelas, rinci, dan jangan mengambang.

Untuk itu, SMART menjadi akronim dari singkatan Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timely. Semua kriteria itu digabungkan untuk membantu memfokuskan upaya Anda dan meningkatkan peluang mencapai tujuan.

Dengan mengikuti prinsip SMART, perusahaan dan individu dapat membuat rencana yang lebih terfokus, meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

Secara lebih rinci, SMART dapat Anda pelajari sebagai berikut:

  1. Specific (Spesifik)

Sesuai dengan namanya, tujuan harus dibuat secara spesifik agar tidak mengambang. Ketika tujuannya spesifik, akan lebih mudah untuk memfokuskan upaya dan mengalokasikan sumber daya secara efektif. 

Contohnya, tujuan spesifik dapat membantu menjawab pertanyaan inti Anda seperti:

  • Apa tujuan proyek ini?
  • Mengapa metode seperti itu digunakan?
  • Siapa yang bertanggung jawab atas proyeknya?
  • Dimana lokasi proyeknya berlangsung?
  • Persyaratan dan kebutuhan apa saja yang diperlukan agar proyek bisa berjalan?
  1. Measurable (Terukur)

Measure berarti terukur, yang mana tujuan tersebut harus dapat diukur setiap prosesnya dengan jelas. 

Dengan konsep ini, Anda akan lebih mudah untuk memantau apakah tujuan tersebut sudah berjalan untuk tercapai atau belum. 

Selain itu, mengukur tujuan juga memudahkan dalam menyusun strategi untuk mencapai target yang ada. 

Untuk membuat tujuan dapat diukur, tanyakan beberapa hal ini pada diri Anda:

  • Harganya berapa?
  • Berapa banyak waktu yang dibutuhkan?
  • Bagaimana Anda tahu apakah ini sudah selesai atau belum?
  1. Achievable (Dapat dicapai)

Sebuah tujuan dibuat untuk dicapai. Oleh karenanya, tujuan tersebut harus dapat dapat dicapai. 

Namun, agar lebih mudah tercapai Anda harus mendefinisikannya dengan cukup baik sehingga benar-benar dapat mencapainya. Coba tanyakan pertanyaan ini pada diri Anda untuk mengetahuinya.

  • Bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai?
  • Apakah tujuannya realistis dan terjangkau?
  1. Realistic (Realistis)

Tujuan yang Anda tetapkan harus realistis. Artinya, dengan hambatan pun Anda dapat mencapainya dengan sumber daya yang ada. Untuk itu, sebelum menentukan, Anda dapat menanyakan ini pada diri sendiri:

  • Apakah tujuannya realistis dan dapat dicapai?
  • Apakah tujuan tersebut dapat dicapai, mengingat waktu dan sumber daya yang ada?
  • Seberapa besar komitmen Anda untuk mencapai tujuan?
  • Apakah ini tampak bermanfaat?
  • Apakah ini saat yang tepat untuk mengimplementasikan tujuan tersebut?
  • Apakah sesuai dengan upaya dan kebutuhan?
  1. Timely - Tepat Waktu

Tujuan yang Anda buat harus terikat waktu karena memiliki tanggal mulai dan selesai. Jika Anda tidak menentukan batasan waktu, tentu tidak akan ada urgensi dan motivasi untuk mencapai tujuan. Untuk membuat tujuan terwujud tepat waktu, Anda dapat menanyakan beberapa hal ini pada diri sendiri:

  • Kapan?
  • Apa yang harus saya lakukan dalam tiga bulan?
  • Apa yang harus saya lakukan per minggunya?
  • Apa yang bisa saya lakukan hari ini?

Keuntungan dan Contoh Penerapan Metode SMART 

Selain mengenal apa itu metode SMART, penting bagi Anda untuk juga memahami keuntungan dari setiap unsurnya. 

Hal ini bertujuan untuk dapat merumuskan tujuan dengan lebih efektif, mengarah pada hasil yang lebih terukur, tercapai, dan relevan.

Berikut beberapa keuntungan menggunakan metode SMART:

  1. Membantu tetap pada tujuan 

Metode SMART membawa kejelasan dan fokus ke dalam penetapan tujuan. Dengan menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan terarah, individu atau tim dapat mengidentifikasi prioritas mereka dengan lebih baik. 

Misalnya, sebuah perusahaan menetapkan tujuan peningkatan pangsa pasar sebesar 15 persen dalam enam bulan. Mereka mendiversifikasi produk untuk fokus pada strategi pemasaran dan pengembangan produk yang mendukung pencapaian tujuan.

Dengan menghindari tujuan yang ambigu, metode ini memastikan bahwa sumber daya dan upaya diarahkan ke area yang paling strategis.

  1. Perencanaan terstruktur

Metode SMART mendorong perencanaan yang terstruktur dan terperinci. Setiap elemen SMART mengharuskan pemikiran mendalam tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 

Misalnya, untuk meningkatkan penjualan produk baru, perencanaan yang terstruktur melibatkan riset pasar, strategi pemasaran, pelatihan tim penjualan, dan evaluasi rutin. Perencanaan yang baik membantu mencegah kebingungan atau kesalahan strategis, mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan peluang kesuksesan.

  1. Lebih cepat mengidentifikasi target yang terlewat

Unsur waktu dalam metode SMART memberikan landasan waktu yang jelas. Hal ini membantu mendeteksi target yang mungkin terlewat.

Sebagai contoh, jika sebuah proyek harus diselesaikan dalam tiga bulan, batas waktu yang jelas memungkinkan tim untuk terus memantau kemajuan target tersebut. 

Dengan proses ini, nantinya tim dapat mengidentifikasi hambatan atau keterlambatan potensial dan mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.

  1. Lebih mudah untuk memvisualisasikan hal yang diinginkan

Metode SMART menciptakan gambaran yang jelas dan mudah diakses tentang tujuan yang ingin dicapai. 

Keterlibatan unsur spesifik, terukur dan terarah membantu dalam visualisasi yang lebih mudah. 

Misalnya, untuk mencapai work-life balance, menganalisis definisi "balance" secara rinci dapat membantu merencanakan langkah-langkah positif yang diperlukan. 

Visualisasi yang jelas juga akan membantu memotivasi Anda atau tim dengan memberikan pandangan yang jelas tentang hasil akhir yang diinginkan.

  1. Membuat tujuan besar jadi mudah tercapai 

Metode SMART menghadirkan pendekatan bertahap terhadap pencapaian tujuan besar. 

Dengan memecah tujuan besar menjadi sub tujuan yang lebih kecil dan terukur, rasa kewalahan dapat diminimalkan. 

Contoh, jika target jangka panjangnya mencakup pengembangan produk revolusioner, langkah-langkahnya bisa meliputi riset, pengujian konsep dan umpan balik. 

Pendekatan ini memastikan progres yang stabil, mencegah frustasi dan meningkatkan motivasi untuk mencapai tujuan akhir.

  1. Target dapat terselesaikan satu persatu 

Fokus pada tujuan yang dapat dicapai (Achievable) membantu mencegah rasa kewalahan dan kekecewaan. 

Dengan memecah tujuan menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan terukur, individu atau tim dapat merayakan pencapaian bertahap. 

Misalnya, jika tujuan adalah memperluas pangsa pasar, Anda bisa memulai dengan melibatkan strategi pemasaran yang lebih terfokus pada segmen target. 

Kesuksesan dalam mencapai langkah-langkah kecil ini meningkatkan kepercayaan diri dan menjaga semangat untuk mencapai tujuan akhir.

Itulah pengertian metode SMART dan keuntungannya serta contohnya yang dapat Anda ketahui. 

Secara keseluruhan, metode ini meningkatkan efektivitas penetapan tujuan dengan memberikan pendekatan terstruktur yang mengedepankan kejelasan, akuntabilitas, dan motivasi.

Pada akhirnya penggunaan metode SMART akan mengarah pada peningkatan keberhasilan dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Selanjutnya, Anda bisa tingkatkan keterampilan problem solving dan decision making untuk mengatasi tantangan serta membuat keputusan yang lebih efektif. Anda dapat mengikuti short program Problem Solving & Decision Making dari prasmul-eli.

Selama tiga hari, Anda akan mendapatkan kemampuan melalui pembelajaran yang meliputi:

  • Identifikasi masalah secara terukur dan miliki rasa urgensi/pentingnya
  • Penentuan target perbaikan dengan menggunakan prinsip SMART
  • Identifikasi akar permasalahan dengan analisa 5 WHY
  • Tulang Ikan dan Pareto
  • Pengembangan solusi kreatif dengan SCAMPER
  • Pemilihan alternatif solusi menggunakan matriks keputusan
  • Identifikasi potensi masalah dan mitigasi risiko
  • Rencana implementasi dengan Gantt chart
  • Pemantauan kontrol, Selesai

Menarik bukan? Tunggu apalagi, daftarkan diri Anda di sini sekarang!