Beranda
>
Gagasan
>
Artikel
Tahapan Talent Lifecycle yang Perlu Diperhatikan Perusahaan

12 December 2023
Banner-Article-Des-07.jpg

Setiap perusahaan memiliki talenta karyawan yang beragam, baik dari segi pengalaman hingga cara berinteraksi satu sama lain. Namun, dibutuhkan keterlibatan perusahaan untuk membina para karyawan dalam suatu budaya kooperatif yang menguntungkan kedua pihak.

Meningkatnya persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik akan menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mempertahankankan retensi karyawannya. Jika perusahaan tidak dapat mempertahankan budaya yang positif, mereka bisa saja pindah ke perusahaan lain.

Perjalanan setiap karyawan di sebuah perusahaan terdiri atas beberapa tahapan yang dikenal sebagai talent lifecycle. Perusahaan bertanggung jawab untuk memfasilitasi karyawan dalam mencapai setiap tahap agar karyawan mencapai potensi penuhnya.

Tahap-tahap Talent Lifecycle

Human resource department (HRD) menjadi pihak yang berperan penting dalam membina pertumbuhan karyawan. Penting untuk memahami bahwa manajemen talenta yang efektif bukan hanya terkait aspek identifikasi, retensi, atau promosi, tapi juga mencakup tahap talent lifecycle berikut ini.

1.Reputasi pemberi kerja dan keterlibatan kandidat

HRD perlu menjaga reputasi perusahaan dengan mengidentifikasi alasan mereka ingin bekerja di perusahaan. Tim HRD perlu mencari cara yang tepat untuk menarik talenta karyawan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya perusahaan.

Penting untuk mendengarkan pendapat kandidat yang ingin bergabung pada perusahaan, tidak hanya karena ingin mendapatkan uang. Memahami aspirasi kandidat dapat memberi peluang bagi tim HRD untuk merancang keterlibatan dan kontribusi mereka jika diterima.

2. Rekrutmen

Selain mempromosikan lowongan kerja, HRD juga harus aktif dalam mengawasi proses rekrutmen. Proses peninjauan lamaran, wawancara, memfasilitasi kandidat karyawan dengan personel HRD yang tepat, hingga mengelola offering letter.

Memelihara proses rekrutmen yang baik dapat mempengaruhi kualitas talenta yang masuk secara langsung terhadap perusahaan. Proses rekrutmen berkontribusi hingga 80% atas pergantian karyawan. Karena itu, beberapa perusahaan juga meminta survey anonim yang dilakukan untuk mendapat insight atas proses rekrutmen.

3. Penerimaan karyawan (onboarding)

Tahap onboarding menjadi proses krusial yang perlu dijaga oleh perusahaan dalam memperkenalkan budaya di tempat kerja. Proses orientasi yang mencakup informasi penting tentang peran mereka di dalam tim dan informasi perusahaan secara keseluruhan.

Karyawan perlu mendapatkan informasi terkait rincian gaji dan tunjangan (benefit package), fasilitas kerja dari tim terkait, pertemuan dengan manajer, hingga tur lingkungan kantor. HRD juga menjadi PIC yang bisa dihubungi karyawan untuk mendapat klarifikasi setelah masa onboarding selesai.

4. Engagement

Setelah terbiasa dengan budaya perusahaan, buat mereka menjadi anggota tim yang berharga bagi perusahaan. Libatkan karyawan dalam kegiatan karyawan, atur kegiatan team development atau team building, atau berikan reward atas pencapaian mereka.

Program penghargaan (reward) bagi karyawan dapat menginspirasi mereka untuk melakukan upaya terbaik secara konsisten. Hal ini mendorong support, respect, dan inklusivitas dalam lingkungan kerja secara keseluruhan.

5. Learning and development

Kunci utama dari talenta seorang pemimpin adalah keinginan dan ketangkasan untuk terus belajar. Penunjukan seorang penerus dalam organisasi biasanya mengurangi keinginan para karyawan untuk memanfaatkan kesempatan belajar dan mengembangkan diri.

Pendekatan sistem yang berfokus pada ketangkasan peran (role agility) akan mendorong adanya evolusi peran secara konstan sehingga proses belajar yang berkelanjutan menjadi hal yang biasa, meskipun tidak ada target atau kompensasi yang ingin dicapai.

6. Retensi

Retensi karyawan dapat menjadi tujuan akhir dari proses rekrutmen karena dibutuhkan hubungan antara pemberi kerja dan pekerja untuk bertahan memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.

Dalam beberapa situasi, perubahan peristiwa dalam kehidupan karyawan bisa memicu karyawan yang memilih untuk resign. Contohnya, karyawan yang baru menjadi seorang ayah akan membandingkan perkembangan kariernya dengan teman sebaya di tempat lain.

Jika ada percakapan antara karyawan dengan manajer, hal ini mungkin dapat diartikulasikan dengan jelas untuk mencari jalan tengah. Harapannya, perubahan di luar pekerjaan tidak mempengaruhi keputusan karyawan untuk pergi.

7. Offboarding

Meski karyawan memutuskan untuk resign, tahap offboarding adalah cara perusahaan meninggalkan kesan terakhir. Pastikan karyawan tetap merasa didukung dan dihargai selama proses transisi seperti serah terima pekerjaan dan peralatan kerja. Cara ini merupakan solusi terbaik untuk menjaga employer branding dan membangun jaringan alumni untuk mencari kandidat hebat berikutnya.

Tim HRD di perusahaan harus terlibat dalam seluruh tahapan talent lifecycle hingga mereka benar-benar meninggalkan perusahaan. Jika dilakukan dengan baik, perusahaan bisa mendapatkan referensi atas kepuasan bekerja di perusahaan yang juga mendukung kesuksesan perusahaan.

ARTIKEL TERKAIT
Banner-Article-Des-07.jpg
Tahapan Talent Lifecycle yang Perlu Diperhatikan Perusahaan
12 December 2023

Setiap perusahaan memiliki talenta karyawan yang beragam, baik dari segi pengalaman hingga cara berinteraksi satu sama lain. Namun, dibutuhkan keterlibatan perusahaan untuk membina para karyawan dalam suatu budaya kooperatif yang menguntungkan kedua pihak.

Meningkatnya persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik akan menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mempertahankankan retensi karyawannya. Jika perusahaan tidak dapat mempertahankan budaya yang positif, mereka bisa saja pindah ke perusahaan lain.

Perjalanan setiap karyawan di sebuah perusahaan terdiri atas beberapa tahapan yang dikenal sebagai talent lifecycle. Perusahaan bertanggung jawab untuk memfasilitasi karyawan dalam mencapai setiap tahap agar karyawan mencapai potensi penuhnya.

Tahap-tahap Talent Lifecycle

Human resource department (HRD) menjadi pihak yang berperan penting dalam membina pertumbuhan karyawan. Penting untuk memahami bahwa manajemen talenta yang efektif bukan hanya terkait aspek identifikasi, retensi, atau promosi, tapi juga mencakup tahap talent lifecycle berikut ini.

1.Reputasi pemberi kerja dan keterlibatan kandidat

HRD perlu menjaga reputasi perusahaan dengan mengidentifikasi alasan mereka ingin bekerja di perusahaan. Tim HRD perlu mencari cara yang tepat untuk menarik talenta karyawan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya perusahaan.

Penting untuk mendengarkan pendapat kandidat yang ingin bergabung pada perusahaan, tidak hanya karena ingin mendapatkan uang. Memahami aspirasi kandidat dapat memberi peluang bagi tim HRD untuk merancang keterlibatan dan kontribusi mereka jika diterima.

2. Rekrutmen

Selain mempromosikan lowongan kerja, HRD juga harus aktif dalam mengawasi proses rekrutmen. Proses peninjauan lamaran, wawancara, memfasilitasi kandidat karyawan dengan personel HRD yang tepat, hingga mengelola offering letter.

Memelihara proses rekrutmen yang baik dapat mempengaruhi kualitas talenta yang masuk secara langsung terhadap perusahaan. Proses rekrutmen berkontribusi hingga 80% atas pergantian karyawan. Karena itu, beberapa perusahaan juga meminta survey anonim yang dilakukan untuk mendapat insight atas proses rekrutmen.

3. Penerimaan karyawan (onboarding)

Tahap onboarding menjadi proses krusial yang perlu dijaga oleh perusahaan dalam memperkenalkan budaya di tempat kerja. Proses orientasi yang mencakup informasi penting tentang peran mereka di dalam tim dan informasi perusahaan secara keseluruhan.

Karyawan perlu mendapatkan informasi terkait rincian gaji dan tunjangan (benefit package), fasilitas kerja dari tim terkait, pertemuan dengan manajer, hingga tur lingkungan kantor. HRD juga menjadi PIC yang bisa dihubungi karyawan untuk mendapat klarifikasi setelah masa onboarding selesai.

4. Engagement

Setelah terbiasa dengan budaya perusahaan, buat mereka menjadi anggota tim yang berharga bagi perusahaan. Libatkan karyawan dalam kegiatan karyawan, atur kegiatan team development atau team building, atau berikan reward atas pencapaian mereka.

Program penghargaan (reward) bagi karyawan dapat menginspirasi mereka untuk melakukan upaya terbaik secara konsisten. Hal ini mendorong support, respect, dan inklusivitas dalam lingkungan kerja secara keseluruhan.

5. Learning and development

Kunci utama dari talenta seorang pemimpin adalah keinginan dan ketangkasan untuk terus belajar. Penunjukan seorang penerus dalam organisasi biasanya mengurangi keinginan para karyawan untuk memanfaatkan kesempatan belajar dan mengembangkan diri.

Pendekatan sistem yang berfokus pada ketangkasan peran (role agility) akan mendorong adanya evolusi peran secara konstan sehingga proses belajar yang berkelanjutan menjadi hal yang biasa, meskipun tidak ada target atau kompensasi yang ingin dicapai.

6. Retensi

Retensi karyawan dapat menjadi tujuan akhir dari proses rekrutmen karena dibutuhkan hubungan antara pemberi kerja dan pekerja untuk bertahan memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.

Dalam beberapa situasi, perubahan peristiwa dalam kehidupan karyawan bisa memicu karyawan yang memilih untuk resign. Contohnya, karyawan yang baru menjadi seorang ayah akan membandingkan perkembangan kariernya dengan teman sebaya di tempat lain.

Jika ada percakapan antara karyawan dengan manajer, hal ini mungkin dapat diartikulasikan dengan jelas untuk mencari jalan tengah. Harapannya, perubahan di luar pekerjaan tidak mempengaruhi keputusan karyawan untuk pergi.

7. Offboarding

Meski karyawan memutuskan untuk resign, tahap offboarding adalah cara perusahaan meninggalkan kesan terakhir. Pastikan karyawan tetap merasa didukung dan dihargai selama proses transisi seperti serah terima pekerjaan dan peralatan kerja. Cara ini merupakan solusi terbaik untuk menjaga employer branding dan membangun jaringan alumni untuk mencari kandidat hebat berikutnya.

Tim HRD di perusahaan harus terlibat dalam seluruh tahapan talent lifecycle hingga mereka benar-benar meninggalkan perusahaan. Jika dilakukan dengan baik, perusahaan bisa mendapatkan referensi atas kepuasan bekerja di perusahaan yang juga mendukung kesuksesan perusahaan.

Banner-Article-Des-08.jpg
Macam-macam Strategi Rekrutmen Karyawan untuk Menarik Talenta Terbaik
13 December 2023

Rekrutmen karyawan merupakan modal yang bisa dimanfaatkan sebagai investasi jangka panjang. Saat memilih karyawan dengan talenta terbaik, Anda akan mampu membangun tim yang andal. Karyawan terbaik akan berkontribusi aktif untuk kesuksesan perusahaan.

Menawarkan posisi di sebuah perusahaan juga bukan sesuatu yang mudah. Karena itu, tim human resource juga memerlukan strategi untuk menarik talenta terbaik. Rekrutmen yang efektif terdiri atas proses pencarian, identifikasi, hingga mempertahankan profesional berbakat di dalam sebuah perusahaan.

Strategi Rekrutmen Karyawan

Untuk mendapatkan sumber daya yang baik untuk sebuah perusahaan, penting untuk memahami talent acquisition dan cara kerjanya. Tidak hanya sekedar mendapatkan karyawan baru, berikut ini cara merekrut karyawan yang bisa dilakukan perusahaan.

1. Employer branding

Employer branding merupakan persona yang dibuat sebuah perusahaan sebagai pemberi kerja kepada dunia luar. Biasanya, persona tersebut menjadi gabungan dari beberapa hal yang dipikirkan saat seseorang menanyakan testimoni bekerja di perusahan tersebut.

Biasanya, perusahaan dengan employer branding yang tinggi akan lebih mudah merekrut kandidat. Untuk jangka panjang, hal ini juga akan menurunkan biaya rekrutmen perusahaan. Anda juga bisa menunjukkannya melalui halaman karier atau channel media sosial.

2. Implementasikan taktik marketing

Seperti layaknya memasarkan sebuah produk atau layanan, Anda juga bisa menggunakan strategi marketing untuk menawarkan lowongan pekerjaan pada kandidat yang potensial. Berikut beberapa taktik marketing yang bisa diimplementasikan pada prose rekrutmen.

  • Melakukan programmatic advertising pada kandidat yang berkualifikasi tinggi
  • Berbagi pengalaman melalui media sosial, blog, atau video tentang pengalaman bekerja di perusahaan Anda
  • Berkontribusi dalam acara bursa kerja virtual, hackathon, atau sesi belajar informal

3. Program referral karyawan

Jika Anda memiliki kandidat karyawan yang hebat, percayakan referensi mereka untuk mencari kandidat baru. Biasanya, karyawan dengan performa baik memiliki network yang juga baik dan mungkin lebih relevan dengan budaya perusahaan Anda. 

Melalui program ini, Anda bisa memberi insentif pada karyawan internal yang berhasil merekomendasikan kandidat terbaik. Di beberapa perusahaan, syarat insentif karyawan bisa didapatkan jika karyawan yang direkomendasikan untuk lulus masa probation.

4. Prioritaskan potensi internal karyawan

Jika Anda ingin menjadi perusahaan yang kompetitif, jangan hanya bergantung pada talent baru untuk mengisi kekosongan posisi di perusahaan. Anda juga bisa fokus mengidentifikasi dan mengembangkan potensi dari karyawan yang saat ini sudah bekerja di perusahaan.

Cara ini dapat menjadi strategi baru dalam pengembangan jenjang karir. Bukan sekedar menggerakkan karyawan, cara ini juga sesuai untuk menciptakan akses terhadap keterampilan yang dibutuhkan oleh organisasi. 

5. Pendekatan pada kandidat pasif

Banyak kandidat yang tidak secara aktif ingin berganti pekerjaan, tapi akan bersedia mempertimbangkan jika mendapatkan peran yang tepat. Karena itulah, Anda bisa mengajak mereka untuk bergabung dengan berinteraksi lebih dulu pada para kandidat pasif tersebut.

6. Skill-based recruitment

Pertimbangkan pula untuk melakukan skill-based recruitment yang memprioritaskan keahlian seseorang ketimbang prestasi pendidikan atau peran di masa lalu. Strategi ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan keterampilan yang transferable dengan potensi talenta yang lebih besar di masa mendatang.

7. Relasi alumni (former employee)

Anda juga bisa memikirkan alumni perusahaan yang sudah resign dari perusahaan untuk kembali bekerja. Sebagian orang mungkin mempertimbangkan untuk kembali jika mendapatkan kesempatan atau situasi yang lebih baik. Sebagai recruiter, menjaga relasi dengan alumni bisa dilakukan melalui private page di LinkedIn atau Facebook.

8. Campus recruitment

Mempekerjakan talent melalui job fair universitas dapat menjadi cara terbaik untuk mengamankan kandidat fresh graduate untuk posisi entry-level. Anda bisa mendapatkan pilihan kandidat yang luas sekaligus membuat perusahaan Anda dikenal oleh generasi baru.

9. Memanfaatkan recruitment metric

Jika Anda tidak mengukur strategi yang Anda lakukan, Anda tidak akan pernah tahu tingkat keberhasilannya. Recruitment metric dapat membantu mengevaluasi proses perekrutan dan apakah Anda merekrut orang yang tepat. Melalui langkah ini, Anda dapat mengoptimalkan strategi Anda berdasarkan data yang ada.

10. Manfaatkan talent pool dari masa lalu

Selalu ada alasan yang menyebabkan seorang kandidat tidak lolos dalam proses rekrutmen. Namun, bukan berarti kandidat tersebut tidak memiliki kualitas yang baik. Karena itu, Anda bisa saja mencari calon karyawan yang mungkin pernah mendaftar dari talent pool lama.

Itulah berbagai strategi perekrutan yang bisa diimplementasikan sebagai cara menemukan calon kandidat yang cocok di perusahaan Anda. Terlepas dari strategi apa pun yang dipilih, pastikan untuk melakukan pengukuran metrik yang tepat untuk mendapat kandidat yang tepat.

Banner-Article-Des-05.jpg
Cara Menjadi Mentee yang Baik untuk Mengembangkan Potensi Diri
08 December 2023

Pengembangan diri di dalam lingkungan kerja sangat dibutuhkan untuk bisa tetap bertahan dan bersaing dengan perubahan zaman. Karena itu, Anda harus terus mempelajari hal baru dalam perkembangan tren dan teknologi terkini melalui berbagai kesempatan.

Anda bisa belajar dari seorang mentor di tempat kerja agar tidak tertinggal dalam industri yang terus berubah. Biasanya, program mentorship juga menjadi salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk menyeimbangkan kemampuan para karyawan. Agar bisa terus belajar dari mentor yang baik, Anda juga harus mampu menjadi mentee yang baik.

Apa Itu Mentee?

Mentee adalah orang yang menerima saran dan inspirasi dari seorang mentor yang mempunyai pengalaman dan keahlian di bidang tertentu. Seorang mentor akan membantu mentee untuk mendapatkan keterampilan, mengatasi tantangan, meningkatkan pola pikir, dan menemukan kesuksesan di dalam dan di luar pekerjaan.

Hubungan mentor-mentee bisa bertahan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan terjadi para profesional yang lebih muda untuk membimbing para profesional yang lebih tua (ini dikenal sebagai reverse mentoring).

Mentoring dapat meningkatkan potensi karier dan bisnis jika Anda memanfaatkan hubungan tersebut sepenuhnya. Untuk mendapatkan hasil positif dari pendampingan, mentee harus memiliki komitmen, mau belajar, bersikap hormat, dan bertanggung jawab.

Cara Menjadi Mentee yang Baik

Karyawan yang ingin terus mengembangkan skill dan pengetahuannya bisa menjadi seorang mentee. Meski bukan sebuah pengaturan yang formal, setidaknya Anda bisa mengadaptasi hal-hal berikut sebagai cara menjadi mentee yang baik.

1. Berlatih mendengarkan secara aktif

Saat mentor berbicara, dengarkan tanpa niat untuk merespons. Mendengarkan secara aktif membutuhkan latihan, terutama saat menerima kritik yang membangun. Saat Anda tergerak untuk memperdebatkan pendapat, seraplah apa yang dikatakan mentor dan tanggapi dengan ringkasan atau pertanyaan untuk mendapatkan kejelasan.

2. Ambil inisiatif

Mentor tidak akan menyerahkan segalanya kepada Anda begitu saja. Sebaliknya, bersiaplah dengan ide dan solusi setiap kali bertemu. Ini akan membantu mentor untuk memahami keterampilan problem solving Anda dan mengetahui area yang masih perlu ditingkatkan.

3. Berpikiran terbuka atas perspektif yang berbeda

Beberapa mentor berasal dari latar belakang yang berbed sehingga ide-ide mereka mungkin out of the box. Namun, ingatlah bahwa Anda meminta bantuan karena keberhasilan mereka. Jadi, terbukalah untuk mendengarkan perspektif dan pemikiran mereka.

4. Bersikaplah terbuka tentang perjuangan Anda

Anda mungkin perlu berbagi detail atau kekurangan pribadi untuk mendapatkan feedback yang dapat mengubah situasi. Saat mereka mengetahui ketakutan, pergumulan, dan kekhawatiran Anda, mentor akan berbagai cara untuk membantu, terutama jika mereka pernah mengalaminya.

5. Tunjukkan rasa terima kasih

Banyak mentor membantu mentee secara gratis. Selalu ucapkan terima kasih kepada mentor atas waktu yang diluangkan dan hormati batasannya. Misalnya, Anda diperkenankan mengirim pesan yang tidak mendesak sepanjang hari saat mereka sedang sibuk. Anda juga bisa mengucapkan terima kasih dengan menawarkan bantuan.

6. Tetapkan tujuan yang jelas.

Tetapkan kerangka waktu dan apa tujuan yang ingin dicapai pada akhir bimbingan. Anda juga perlu menjelaskan tujuan yang ingin dibantu oleh mentor. Misalnya, Anda ingin meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum sebelum masa percobaan kerja berakhir (tiga bulan).

7. Bersabar untuk menerima hasil

Anda mungkin tidak langsung melihat hasil dari mentorship yang sedang dilalui dengan mentor. Namun, ingatlah untuk bersabar saat Anda berusaha mencapai tujuan. Ingatlah bahwa setiap perkembangan adalah satu langkah lebih dekat untuk mencapai misi Anda.

Mentor akan memerlukan waktu untuk mengenal Anda dan memahami saran apa yang paling berguna. Sebagai mentee, Anda juga perlu menunjukkan konsistensi atas hal yang ingin dicapai agar para mentor dapat memahami dengan baik.

8. Bagikan pencapaian Anda

Penting untuk berbagi kesuksesan yang telah Anda capai kepada mentor. Langkah kecil ini menunjukkan bahwa Anda membuat kemajuan dan secara langsung membangun kepercayaan pada mentor. Beri tahu mentor mengenai peran mereka dalam membantu pencapaian tersebut. 

9. Luangkan waktu untuk bimbingan

Pertemuan dengan mentor mungkin diadakan beberapa kali dalam seminggu. Apapun pengaturannya, sisihkan blok khusus untuk fokus. Hal ini termasuk menyediakan waktu untuk rapat dan panggilan telepon, perencanaan tujuan, dan menetapkan tenggat waktu atas tugas yang diberikan oleh mentor.

10. Pilih mentor dengan bijak

Untuk menemukan seorang mentor yang baik, Anda bisa meminta mereka untuk berbagi pengalamannya. Pemimpin yang baik dan berpengalaman tidak akan keberatan untuk membagikan informasi tersebut pada Anda. Seorang mentor bisa saja seseorang yang dapat memberi peningkatan karier, seseorang dengan networking yang baik, atau seseorang yang bisa dipercaya untuk mendampingi di sepanjang perjalanan karier Anda.

Pengembangan karier karyawan di sebuah perusahaan atau seseorang yang sedang berbisnis tidak harus dilalui sendirian. Anda bisa bekerja sama dengan seorang mentor dan mendengarkan saran mereka sebagai mentee untuk meningkatkan potensi kesuksesan.