The Advantage of Talent Acquisition in Family Business

27 October 2022

Kombinasi dari ekonomi yang berkembang pesat, pandemi global, dan ketidakpuasan pekerja telah memicu Great Resignation. Selain itu, jumlah pengangguran yang rendah telah memberikan karyawan keuntungan untuk bersikap kritis terhadap pemberi kerja dan kemudahan berpindah-pindah tempat kerja. 

Retention dan talent acquisition adalah prioritas yang lebih besar dari sebelumnya bagi banyak perusahaan, terutama yang fokus pada pertumbuhan bisnisnya. Perusahaan akan membutuhkan strategi yang berpusat pada karyawan mengingat adanya kemungkinan tantangan tersebut terus berlanjut. Hal ini perlu dibangun atas kepercayaan dan tindakan untuk mendapatkan karyawan dengan talenta terbaik.

1. Manajemen Talenta yang Efektif adalah Kunci Pertumbuhan

Pada pulse survey yang dilakukan oleh PwC pada Februari 2022, 92% perusahaan swasta menunjukkan pentingnya merekrut dan mempertahankan SDM untuk pertumbuhan perusahaan. Retention dan talent acquisition juga menjadi prioritas bagi generasi pemimpin bisnis keluarga berikutnya. 

Menurut NextGen Survey yang dilakukan juga oleh PwC pada tahun 2022, 75% dari generasi berikutnya dalam perusahaan keluarga melihat akuisisi, manajemen, dan retensi talenta sebagai prioritas utama selama dua tahun setelah dampak COVID-19 yang belum pernah terjadi dan pergerakan pasar tenaga kerja berikutnya.

2. Kepercayaan atas Kelangsungan Bisnis Keluarga

Menurut survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer 2022, bisnis milik keluarga adalah perusahaan yang paling terpercaya. Sebanyak 67% responden mengatakan mereka mempercayai bisnis keluarga, dibandingkan dengan 58% untuk bisnis pribadi, 56% untuk bisnis publik, dan 52% untuk perusahaan milik negara. 

Bisnis keluarga mendapatkan kepercayaan ini dengan tujuan yang jelas dan nilai-nilai kuat yang mendasari perusahaan mereka dan berasal dari keluarga sendiri sebagai pemilik. Nilai-nilai ini sering kali mencakup komitmen untuk memberikan dampak positif bagi karyawan dan komunitas mereka serta bertindak sebagai bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. 

Pada saat karyawan mencari pekerjaan yang lebih baik, menjadi bagian dari bisnis keluarga menawarkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai pribadi ke dalam tindakan nyata. Hal ini juga membuat waktu dan energi yang dicurahkan untuk pekerjaan menjadi lebih berharga. 

Bisnis keluarga dapat memanfaatkan keunggulan dan kepercayaan tersebut untuk mendapatkan bakat terbaik di antara individu sebagai calon karyawan dan juga mendorong pertumbuhan bisnis. Dalam upaya melakukannya, perusahaan harus memprioritaskan membangun dan memupuk kepercayaan serta fokus kepada hal-hal paling penting bagi karyawan.

3. Hubungan antara Kepercayaan dan Bakat

Kepercayaan telah menjadi bagian integral untuk menarik dan mempertahankan bakat (karyawan). Jika sebuah bisnis kehilangan kepercayaan, maka ada kecenderungan akan kehilangan karyawan. Namun, para pemimpin bisnis sering kali melebih-lebihkan seberapa besar kepercayaan karyawan terhadap bisnis atau perusahaan. 

Jika pada kenyataannya kepercayaan karyawan tidak setinggi yang diucapkan oleh pemimpin bisnis, maka dapat menyebabkan konsekuensi yang merugikan. Salah satunya adalah tingkat retensi karyawan yang lebih rendah dan dampak negatif pada laba perusahaan. 

Karyawan dapat meninggalkan perusahaan jika kehilangan kepercayaannya. Karyawan memprioritaskan akuntabilitas, transparansi, komunikasi yang jelas, dan mengakui kesalahan saat menentukan apa yang mendorong kepercayaan bagi mereka.

4. Potensi untuk Mendapatkan Keunggulan Kompetitif

Bisnis keluarga secara historis memiliki tingkat retensi yang lebih baik daripada perusahaan non-keluarga. Dalam upaya memperdalam kepercayaan dengan karyawaan saat ini dan calon karyawan, bisnis keluarga dapat melakukan beberapa langkah seperti berikut:

  • Pimpin dan Komunikasikan dengan Transparan

Bersikaplah transparan tentang apa yang diperjuangkan perusahaan, seperti cara mendukung karyawan dalam perusahaan, cara memperjuangkan keragaman, kesetaraan, dan inklusivitas, serta tujuan dan progres prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan.

  • Menghilangkan Silo dan Bina Kolaborasi

Karyawan perlu memahami dampak di seluruh bisnis. Hilangkan silo yang menghalangi aliran informasi bagi karyawan saat mereka ingin menciptakan pengalaman yang konsisten. Sambut ide-ide baru dan dorong kreativitas serta kolaborasi di seluruh bagian perusahaan. 

Saat karyawan merasa didengar, hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dalam bisnis Anda. Misalnya, bisnis keluarga yang beroperasi selama lebih dari satu abad melibatkan 150 dari 400 karyawannya dalam proses perencanaan strategis jangka panjangnya sehingga memiliki ide yang lebih beragam dan kelompok yang berkomitmen untuk menjalankan strategi.

  • Bersiap untuk Percaya pada Karyawan saat Bisnis Tumbuh

US Trus in Business Survey dari PwC mengungkapkan bahwa 75% eksekutif perusahaan sangat berfokus pada karyawan untuk membangun kepercayaan. Namun, hanya 37% yang menerapkan tindakan pembangunan kepercayaan utama ketika sampai pada langkah-langkah konkret.

Langkah tersebut mengacu pada penyusunan rencana communication crisis atau membentuk komite pengarah kepercayaan. Pertimbangkan bagaimana praktik kepercayaan Anda, termasuk sesi mendengarkan atau pulse survey, perlu berkembang seiring dengan pertumbuhan bisnis.

  • Tanamkan ESG dalam Operasional Perusahaan

Cari peluang untuk menjalin upaya ESG yang dapat berdampak positif pada bisnis Anda dan dunia luar. Banyak karyawan ingin bekerja untuk perusahaan yang berfokus membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dan perusahaan yang memprioritaskan ESG dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. 

Bisnis keluarga telah memprioritaskan ESG jauh sebelum menjadi bahan pembicaraan. Penting bagi perusahaan untuk mengambil pendekatan berbasis data dengan aktivitas ini untuk menghitung dan mengkomunikasikan dampaknya. Mulailah dengan melaporkan apa yang telah dilakukan oleh perusahaan karena hasil sebelumnya dapat memperkuat peran saat ini terkait rencana di masa depan.

5. Bersandar pada Nilai dan Integritas

Saat bisnis keluarga ingin memprioritaskan pertumbuhan, fokus harus diletakkan pada tuas yang akan memajukan bisnis. Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan tantangan global sekalipun, bakat memainkan peran penting dalam kesuksesan jangka panjang  bagi para pemimpin. 

Dampaknya, penting bagi para pemimpin untuk bersandar pada nilai-nilai budaya dan integritas yang melekat pada bisnis keluarga. Hal ini dilakukan agar dapat membantu bisnis untuk semakin meningkat dan berhasil menarik serta mempertahankan bakat yang dibutuhkan perusahaan untuk berkembang di lingkungan pasar.

Talent acquisition menjadi hal yang bermanfaat bagi perusahaan keluarga yang berfokus pada peningkatan dan perkembangan bisnisnya. Kualitas Human Resources Management menjadi kunci untuk mempertahankan nilai-nilai kepercayaan, transparansi, dan tanggung jawab sosial serta lingkungan pada perusahaan.

Perubahan tren dari para talenta yang bergabung ke dalam sebuah perusahaan juga terus berubah. Hal inilah yang dapat sangat berpengaruh pada kinerja jangka panjang perusahaan. Penting untuk menanamkan wawasan terpadu dan pemahaman perilaku organisasi yang baik berdasarkan body of knowledge dari badan Sertifikasi Internasional agar para eksekutif perusahaan memberikan perhatian khusus dalam mengelola talenta yang kompeten di perusahaan.

Kombinasi dari ekonomi yang berkembang pesat, pandemi global, dan ketidakpuasan pekerja telah memicu Great Resignation. Selain itu, jumlah pengangguran yang rendah telah memberikan karyawan keuntungan untuk bersikap kritis terhadap pemberi kerja dan kemudahan berpindah-pindah tempat kerja. 

Retention dan talent acquisition adalah prioritas yang lebih besar dari sebelumnya bagi banyak perusahaan, terutama yang fokus pada pertumbuhan bisnisnya. Perusahaan akan membutuhkan strategi yang berpusat pada karyawan mengingat adanya kemungkinan tantangan tersebut terus berlanjut. Hal ini perlu dibangun atas kepercayaan dan tindakan untuk mendapatkan karyawan dengan talenta terbaik.

1. Manajemen Talenta yang Efektif adalah Kunci Pertumbuhan

Pada pulse survey yang dilakukan oleh PwC pada Februari 2022, 92% perusahaan swasta menunjukkan pentingnya merekrut dan mempertahankan SDM untuk pertumbuhan perusahaan. Retention dan talent acquisition juga menjadi prioritas bagi generasi pemimpin bisnis keluarga berikutnya. 

Menurut NextGen Survey yang dilakukan juga oleh PwC pada tahun 2022, 75% dari generasi berikutnya dalam perusahaan keluarga melihat akuisisi, manajemen, dan retensi talenta sebagai prioritas utama selama dua tahun setelah dampak COVID-19 yang belum pernah terjadi dan pergerakan pasar tenaga kerja berikutnya.

2. Kepercayaan atas Kelangsungan Bisnis Keluarga

Menurut survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer 2022, bisnis milik keluarga adalah perusahaan yang paling terpercaya. Sebanyak 67% responden mengatakan mereka mempercayai bisnis keluarga, dibandingkan dengan 58% untuk bisnis pribadi, 56% untuk bisnis publik, dan 52% untuk perusahaan milik negara. 

Bisnis keluarga mendapatkan kepercayaan ini dengan tujuan yang jelas dan nilai-nilai kuat yang mendasari perusahaan mereka dan berasal dari keluarga sendiri sebagai pemilik. Nilai-nilai ini sering kali mencakup komitmen untuk memberikan dampak positif bagi karyawan dan komunitas mereka serta bertindak sebagai bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. 

Pada saat karyawan mencari pekerjaan yang lebih baik, menjadi bagian dari bisnis keluarga menawarkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai pribadi ke dalam tindakan nyata. Hal ini juga membuat waktu dan energi yang dicurahkan untuk pekerjaan menjadi lebih berharga. 

Bisnis keluarga dapat memanfaatkan keunggulan dan kepercayaan tersebut untuk mendapatkan bakat terbaik di antara individu sebagai calon karyawan dan juga mendorong pertumbuhan bisnis. Dalam upaya melakukannya, perusahaan harus memprioritaskan membangun dan memupuk kepercayaan serta fokus kepada hal-hal paling penting bagi karyawan.

3. Hubungan antara Kepercayaan dan Bakat

Kepercayaan telah menjadi bagian integral untuk menarik dan mempertahankan bakat (karyawan). Jika sebuah bisnis kehilangan kepercayaan, maka ada kecenderungan akan kehilangan karyawan. Namun, para pemimpin bisnis sering kali melebih-lebihkan seberapa besar kepercayaan karyawan terhadap bisnis atau perusahaan. 

Jika pada kenyataannya kepercayaan karyawan tidak setinggi yang diucapkan oleh pemimpin bisnis, maka dapat menyebabkan konsekuensi yang merugikan. Salah satunya adalah tingkat retensi karyawan yang lebih rendah dan dampak negatif pada laba perusahaan. 

Karyawan dapat meninggalkan perusahaan jika kehilangan kepercayaannya. Karyawan memprioritaskan akuntabilitas, transparansi, komunikasi yang jelas, dan mengakui kesalahan saat menentukan apa yang mendorong kepercayaan bagi mereka.

4. Potensi untuk Mendapatkan Keunggulan Kompetitif

Bisnis keluarga secara historis memiliki tingkat retensi yang lebih baik daripada perusahaan non-keluarga. Dalam upaya memperdalam kepercayaan dengan karyawaan saat ini dan calon karyawan, bisnis keluarga dapat melakukan beberapa langkah seperti berikut:

  • Pimpin dan Komunikasikan dengan Transparan

Bersikaplah transparan tentang apa yang diperjuangkan perusahaan, seperti cara mendukung karyawan dalam perusahaan, cara memperjuangkan keragaman, kesetaraan, dan inklusivitas, serta tujuan dan progres prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan.

  • Menghilangkan Silo dan Bina Kolaborasi

Karyawan perlu memahami dampak di seluruh bisnis. Hilangkan silo yang menghalangi aliran informasi bagi karyawan saat mereka ingin menciptakan pengalaman yang konsisten. Sambut ide-ide baru dan dorong kreativitas serta kolaborasi di seluruh bagian perusahaan. 

Saat karyawan merasa didengar, hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dalam bisnis Anda. Misalnya, bisnis keluarga yang beroperasi selama lebih dari satu abad melibatkan 150 dari 400 karyawannya dalam proses perencanaan strategis jangka panjangnya sehingga memiliki ide yang lebih beragam dan kelompok yang berkomitmen untuk menjalankan strategi.

  • Bersiap untuk Percaya pada Karyawan saat Bisnis Tumbuh

US Trus in Business Survey dari PwC mengungkapkan bahwa 75% eksekutif perusahaan sangat berfokus pada karyawan untuk membangun kepercayaan. Namun, hanya 37% yang menerapkan tindakan pembangunan kepercayaan utama ketika sampai pada langkah-langkah konkret.

Langkah tersebut mengacu pada penyusunan rencana communication crisis atau membentuk komite pengarah kepercayaan. Pertimbangkan bagaimana praktik kepercayaan Anda, termasuk sesi mendengarkan atau pulse survey, perlu berkembang seiring dengan pertumbuhan bisnis.

  • Tanamkan ESG dalam Operasional Perusahaan

Cari peluang untuk menjalin upaya ESG yang dapat berdampak positif pada bisnis Anda dan dunia luar. Banyak karyawan ingin bekerja untuk perusahaan yang berfokus membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dan perusahaan yang memprioritaskan ESG dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. 

Bisnis keluarga telah memprioritaskan ESG jauh sebelum menjadi bahan pembicaraan. Penting bagi perusahaan untuk mengambil pendekatan berbasis data dengan aktivitas ini untuk menghitung dan mengkomunikasikan dampaknya. Mulailah dengan melaporkan apa yang telah dilakukan oleh perusahaan karena hasil sebelumnya dapat memperkuat peran saat ini terkait rencana di masa depan.

5. Bersandar pada Nilai dan Integritas

Saat bisnis keluarga ingin memprioritaskan pertumbuhan, fokus harus diletakkan pada tuas yang akan memajukan bisnis. Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan tantangan global sekalipun, bakat memainkan peran penting dalam kesuksesan jangka panjang  bagi para pemimpin. 

Dampaknya, penting bagi para pemimpin untuk bersandar pada nilai-nilai budaya dan integritas yang melekat pada bisnis keluarga. Hal ini dilakukan agar dapat membantu bisnis untuk semakin meningkat dan berhasil menarik serta mempertahankan bakat yang dibutuhkan perusahaan untuk berkembang di lingkungan pasar.

Talent acquisition menjadi hal yang bermanfaat bagi perusahaan keluarga yang berfokus pada peningkatan dan perkembangan bisnisnya. Kualitas Human Resources Management menjadi kunci untuk mempertahankan nilai-nilai kepercayaan, transparansi, dan tanggung jawab sosial serta lingkungan pada perusahaan.

Perubahan tren dari para talenta yang bergabung ke dalam sebuah perusahaan juga terus berubah. Hal inilah yang dapat sangat berpengaruh pada kinerja jangka panjang perusahaan. Penting untuk menanamkan wawasan terpadu dan pemahaman perilaku organisasi yang baik berdasarkan body of knowledge dari badan Sertifikasi Internasional agar para eksekutif perusahaan memberikan perhatian khusus dalam mengelola talenta yang kompeten di perusahaan.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia