Tiga Langkah dalam Model Manajemen Perubahan Lewin

09 September 2022

Dunia bisnis senantiasa bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Beberapa hal yang turut berperan dalam berbagai perubahan dalam bisnis antara lain semakin majunya teknologi, kondisi politik dan ekonomi, hingga faktor sosial budaya yang terdapat di masyarakat. 

Lalu, bagaimana caranya agar bisnis dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai perubahan tersebut? Apakah kita harus siap dengan berbagai strategi atau tetap santai dan mengikuti apapun yang terjadi di masa depan? Satu hal yang perlu kita sadari adalah adanya perubahan-perubahan ini, tentu akan berpotensi menjadi ancaman maupun peluang terhadap bisnis itu sendiri.

Perubahan tentu adalah sebuah hal yang pasti dan tidak dapat kita hindari. Begitu pula dalam kehidupan sebuah perusahaan. Setiap perubahan yang muncul bisa saja membawa perusahaan pada sebuah kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya. Oleh karena itu, setiap manajer perusahaan diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola situasi, khususnya ketika terjadi perubahan.

Mengenal Teori Lewin dalam Manajemen Perencanaan

Manajemen perencanaan ini tentu akan bermanfaat bagi tidak hanya bagi perusahaan secara umum, melainkan bagi setiap individu yang bekerja di dalamnya. Jika dilihat lebih dekat lagi, manajemen perencanaan dapat membantu perusahaan untuk beradaptasi, mencari solusi atas permasalahan, hingga meningkatkan kinerja setiap anggotanya.

Dalam hal ini, terdapat sebuah teori klasik yang pada umumnya digunakan oleh perusahaan maupun organisasi dalam mengelola berbagai perubahan yang akan dihadapi. Teori tersebut dicetuskan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog sosial berdarah Jerman-Amerika, dikenal dengan nama Teori Kurt Lewin.

Secara umum, Teori Lewin digunakan untuk mengetahui hal berikut ini:

  • Proses perubahan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi

  • Mengatasi status-quo sehingga mendatangkan perubahan yang efektif

Menurut Lewin, setiap perilaku manusia dalam merespon setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya merupakan bagian dari perilaku kelompok. Setiap perubahan yang mengenai kelompok, tentu akan berdampak pula pada individu di dalamnya. Oleh karena itu, ketika melakukan manajemen perubahan, faktor individu menjadi hal yang tidak dapat diabaikan.

Tahap Perubahan dalam Proses Manajerial Menurut Teori Lewin

Secara teori, Lewin berpendapat bahwa dalam setiap proses perubahannya, perusahaan harus tetap mempertimbangkan harapan apa yang ingin dicapai di masa depan. Hal ini dilakukan agar setiap perubahaan maupun penyesuaian dilakukan dengan tujuan yang jelas serta terevaluasi. Terdapat tiga tahapan di dalam Model Manajemen Perubahan menurut Lewin, yaitu:

  1. Unfreezing

Untuk dapat memahaminya, sejumlah referensi menggunakan analogi makanan yang berada dalam keadaan beku. Untuk dapat dimakan, makanan tersebut harus terlebih dahulu dicairkan sebelum dapat diolah dan dinikmati.

Begitu pun dalam sebuah perusahaan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memecah kebekuan dengan memiliki kesadaran penuh atas perubahan yang sedang terjadi. Dengan demikian, manajer perusahaan dapat mulai mencari tahu aspek mana saja yang mungkin terdampak oleh perubahan dan mencari jalan untuk menyiasatinya. Komunikasi dengan tim pun menjadi sangat penting akan setiap karyawan pun mengetahui kondis yang tengah dihadapi dan siap untuk bergerak bersama.

Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahapan ini antara lain:

  • Menganalisis kebutuhan perusahaan dan mencari tahu aspek apa saja yang membutuhkan perubahan

  • Mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholder

  • Mengkomunikasikan pentingnya perubahan yang akan dilakukan

  1. Change: Melakukan Perubahan

Ketika es telah mencair, inilah saatnya Anda untuk bergerak memasuki masa transisi. Pada tahapan ini, mungkin saja rencana yang Anda siapkan tidak langsung membuahkan hasil yang diharapkan. Menyiapkan berbagai opsi perubahan menjadi penting dan didukung proses evaluasi yang terstruktur. 

Arus informasi dan juga gaya kepemimpinan manajer pun perlu diperhatikan agar proses penyelesaian masalah dilakukan oleh seluruh lini secara bersamaan di bawah satu arahan yang terkoordinasi dengan baik. Di samping itu, terdapat hal lainnya yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Memastikan alur komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik

  • Mendorong setiap karyawan untuk terlibat secara proaktif dengan memberikan motivasi serta arahan rutin

  • Melibatkan orang sebanyak mungkin agar proses perubahan menjadi lebih mudah dilakukan.

  1. Refreeze

Mengapa harus membekukan kembali? Alasannya, agar setiap perubahan yang telah dilakukan dapat dipertahankan hingga tujuan tercapai. Setiap penyesuaian, cara pandang, hingga kebiasaan baru ini harus dapat terus dijalankan sebagai sebuah norma baru. Hal ini pun dilakukan untuk menghindari ide-ide baru yang bergerak secara liar dan justru berdampak buruk terhadap perusahaan.

Pada tahapan ini, manajer disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mengajak setiap karyawan untuk mengikuti kebiasaan baru secara konsisten

  • Mengembangkan strategi yang dapat mendukung perubahan yang bertahan dalam jangka panjang dan memberikan saran/evaluasi terhadap prosesnya

  • Memfasilitasi karyawan untuk mendukung dan mengembangkan kemampuannya dalam bekerja

Dunia bisnis senantiasa bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Beberapa hal yang turut berperan dalam berbagai perubahan dalam bisnis antara lain semakin majunya teknologi, kondisi politik dan ekonomi, hingga faktor sosial budaya yang terdapat di masyarakat. 

Lalu, bagaimana caranya agar bisnis dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai perubahan tersebut? Apakah kita harus siap dengan berbagai strategi atau tetap santai dan mengikuti apapun yang terjadi di masa depan? Satu hal yang perlu kita sadari adalah adanya perubahan-perubahan ini, tentu akan berpotensi menjadi ancaman maupun peluang terhadap bisnis itu sendiri.

Perubahan tentu adalah sebuah hal yang pasti dan tidak dapat kita hindari. Begitu pula dalam kehidupan sebuah perusahaan. Setiap perubahan yang muncul bisa saja membawa perusahaan pada sebuah kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya. Oleh karena itu, setiap manajer perusahaan diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola situasi, khususnya ketika terjadi perubahan.

Mengenal Teori Lewin dalam Manajemen Perencanaan

Manajemen perencanaan ini tentu akan bermanfaat bagi tidak hanya bagi perusahaan secara umum, melainkan bagi setiap individu yang bekerja di dalamnya. Jika dilihat lebih dekat lagi, manajemen perencanaan dapat membantu perusahaan untuk beradaptasi, mencari solusi atas permasalahan, hingga meningkatkan kinerja setiap anggotanya.

Dalam hal ini, terdapat sebuah teori klasik yang pada umumnya digunakan oleh perusahaan maupun organisasi dalam mengelola berbagai perubahan yang akan dihadapi. Teori tersebut dicetuskan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog sosial berdarah Jerman-Amerika, dikenal dengan nama Teori Kurt Lewin.

Secara umum, Teori Lewin digunakan untuk mengetahui hal berikut ini:

  • Proses perubahan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi

  • Mengatasi status-quo sehingga mendatangkan perubahan yang efektif

Menurut Lewin, setiap perilaku manusia dalam merespon setiap perubahan yang terjadi di lingkungannya merupakan bagian dari perilaku kelompok. Setiap perubahan yang mengenai kelompok, tentu akan berdampak pula pada individu di dalamnya. Oleh karena itu, ketika melakukan manajemen perubahan, faktor individu menjadi hal yang tidak dapat diabaikan.

Tahap Perubahan dalam Proses Manajerial Menurut Teori Lewin

Secara teori, Lewin berpendapat bahwa dalam setiap proses perubahannya, perusahaan harus tetap mempertimbangkan harapan apa yang ingin dicapai di masa depan. Hal ini dilakukan agar setiap perubahaan maupun penyesuaian dilakukan dengan tujuan yang jelas serta terevaluasi. Terdapat tiga tahapan di dalam Model Manajemen Perubahan menurut Lewin, yaitu:

  1. Unfreezing

Untuk dapat memahaminya, sejumlah referensi menggunakan analogi makanan yang berada dalam keadaan beku. Untuk dapat dimakan, makanan tersebut harus terlebih dahulu dicairkan sebelum dapat diolah dan dinikmati.

Begitu pun dalam sebuah perusahaan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memecah kebekuan dengan memiliki kesadaran penuh atas perubahan yang sedang terjadi. Dengan demikian, manajer perusahaan dapat mulai mencari tahu aspek mana saja yang mungkin terdampak oleh perubahan dan mencari jalan untuk menyiasatinya. Komunikasi dengan tim pun menjadi sangat penting akan setiap karyawan pun mengetahui kondis yang tengah dihadapi dan siap untuk bergerak bersama.

Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahapan ini antara lain:

  • Menganalisis kebutuhan perusahaan dan mencari tahu aspek apa saja yang membutuhkan perubahan

  • Mendapatkan dukungan dari berbagai stakeholder

  • Mengkomunikasikan pentingnya perubahan yang akan dilakukan

  1. Change: Melakukan Perubahan

Ketika es telah mencair, inilah saatnya Anda untuk bergerak memasuki masa transisi. Pada tahapan ini, mungkin saja rencana yang Anda siapkan tidak langsung membuahkan hasil yang diharapkan. Menyiapkan berbagai opsi perubahan menjadi penting dan didukung proses evaluasi yang terstruktur. 

Arus informasi dan juga gaya kepemimpinan manajer pun perlu diperhatikan agar proses penyelesaian masalah dilakukan oleh seluruh lini secara bersamaan di bawah satu arahan yang terkoordinasi dengan baik. Di samping itu, terdapat hal lainnya yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Memastikan alur komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik

  • Mendorong setiap karyawan untuk terlibat secara proaktif dengan memberikan motivasi serta arahan rutin

  • Melibatkan orang sebanyak mungkin agar proses perubahan menjadi lebih mudah dilakukan.

  1. Refreeze

Mengapa harus membekukan kembali? Alasannya, agar setiap perubahan yang telah dilakukan dapat dipertahankan hingga tujuan tercapai. Setiap penyesuaian, cara pandang, hingga kebiasaan baru ini harus dapat terus dijalankan sebagai sebuah norma baru. Hal ini pun dilakukan untuk menghindari ide-ide baru yang bergerak secara liar dan justru berdampak buruk terhadap perusahaan.

Pada tahapan ini, manajer disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mengajak setiap karyawan untuk mengikuti kebiasaan baru secara konsisten

  • Mengembangkan strategi yang dapat mendukung perubahan yang bertahan dalam jangka panjang dan memberikan saran/evaluasi terhadap prosesnya

  • Memfasilitasi karyawan untuk mendukung dan mengembangkan kemampuannya dalam bekerja

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia