Melihat Tren Gig Economy yang Makin Berkembang di Era Pandemi

07 January 2022

Gig economy sebenarnya sudah dibangun oleh banyak perusahaan besar di dunia sejak lama. Istilah ini pun menjadi lebih tren saat dunia memasuki masa pandemi COVID-19. Pasalnya, gig economy sebenarnya membuka lebih banyak peluang pekerjaan dengan caranya masing-masing.

Sistem yang digunakan dalam gig economy adalah kontrak kerja jangka pendek tanpa mengangkatnya menjadi karyawan. Tren ini pun menelurkan lebih banyak pekerja lepas (freelancer). Para gig workers ini bisa bekerja dengan lebih bebas sesuai dengan jam kerja dan lokasi yang mereka inginkan.

Mengenal Gig Economy

Gig economy sendiri diambil dari istilah “manggung” yang diambil dari bahasa Inggris slang. Dengan kata lain, para gig worker ini bisa menilai performa mereka sendiri. Dari performa tersebut, mereka akan mendapatkan bayaran.

Pekerja konvensional mungkin akan mendapatkan kontrak dengan bayaran yang tetap. Di sisi lain, gig economy ini membuat para pekerja bisa menentukan sendiri jumlah pendapatan mereka. Hal yang “dijual” dari gig economy adalah fleksibilitas dalam melakukan pekerjaan. Makin banyak pekerjaan yang dilakukan, makin banyak juga uang yang didapat.

Sistem ini pun diserap oleh banyak masyarakat Indonesia sebagai peluang baru. Pasalnya, mencari pekerjaan di masa pandemi merupakan tantangan yang cukup berat. Hal ini pun didukung oleh makin banyaknya perusahaan yang membuka diri untuk para gig woker di Indonesia.

Manfaat Gig Economy

Tren gig economy di Indonesia pun memberikan dampak yang sangat luas. Gig worker di Indonesia pun sudah bisa dengan mudah dijumpai di kota-kota pendukung di seluruh penjuru Indonesia. Lebih enaknya lagi, ruang dan waktu pun tampaknya bukan lagi jadi penghalang.

Para gig worker bisa dengan leluasa mencari pekerjaan dari daerah, kota, bahkan pulau yang berbeda dari tempat tinggal. Pasalnya, semua bisa dikerjakan secara online. Mereka pun berhak melakukan lebih banyak pekerjaan tanpa terlalu terikat dengan salah satunya.

Dari sisi pelaku bisnis, gig economy pun membawa lebih banyak keuntungan. Pelaku bisnis bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak. Mereka pun tidak dipusingkan dengan tunjangan wajib karyawan yang perlu dibayarkan. Hal ini pun membuat para pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan lebih besar lagi nantinya.

Dampak Negatif Gig Economy

Sayangnya, sistem kerja ini juga menyimpan kontroversi dalam pelaksanaannya. Masalah finansial dan kesejahteraan lainnya juga paling banyak dibahas dalam sistem ketenagakerjaan. Tren gig economy akhirnya dilakukan dengan cara yang kurang tepat.

Banyak perusahaan yang mengeksploitasi para gig worker untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Tidak jarang mereka memberikan pekerjaan di luar kapasitas para pekerja dan mengharapkan hasil yang maksimal.

Dari sisi gig worker, karier mereka pun menjadi sulit berkembang. Para pekerjalah yang harus melakukan inisiatif untuk membuat skill dan karier berkembang tanpa ada dukungan dari perusahaan. Mengingat para gig worker adalah pekerja lepas, mereka pun tidak akan tunjangan kesehatan atau bonus lainnya.

Perekonomian negara pun mendapatkan dampak negatif dari aktivitas ini. Pemasukan negara melalui pajak tentunya akan sangat berkurang. Pasalnya, perusahaan tidak akan membayar pajak para gig worker sebesar karyawan tetap di perusahaan.

Jenis Pekerjaan Dalam Gig Economy

Lebih dari 80% pekerjaan yang ada sekarang bisa dilakukan secara remote atau mobile. Anda sebagai pelaku usaha tentunya perlu mempertimbangkan tren ini dalam menjalankan bisnis. Berikut sejumlah pekerjaan yang bisa dijumpai dalam gig economy:

  • Content: content writer, copywriter, UI/UX copywriter, social media specialist

  • Accountant: akuntan, asisten akuntan

  • Design: desain grafis, desain logo, ilustrator

  • Software development: game engineer, UI/UX designer, Devops engineer

  • IT support: network analyst, security engineer

  • Education: tutor, dosen, guru

Itulah seluk-beluk dari gig economy dan informasi yang ada dalam pelaksanaannya. Sebagai pelaku bisnis, Anda juga perlu pengetahuan lebih dalam untuk bisa tetap bersaing dalam era gig economy. Asah skill Anda dalam program The Agile Way in Business dari prasmul eli. Anda bisa memperluas wawasan bisnis dengan mengaitkan fungsi dalam rangkaian dan proses bisnis secara keseluruhan serta proyek-proyek khusus.

Gig economy sebenarnya sudah dibangun oleh banyak perusahaan besar di dunia sejak lama. Istilah ini pun menjadi lebih tren saat dunia memasuki masa pandemi COVID-19. Pasalnya, gig economy sebenarnya membuka lebih banyak peluang pekerjaan dengan caranya masing-masing.

Sistem yang digunakan dalam gig economy adalah kontrak kerja jangka pendek tanpa mengangkatnya menjadi karyawan. Tren ini pun menelurkan lebih banyak pekerja lepas (freelancer). Para gig workers ini bisa bekerja dengan lebih bebas sesuai dengan jam kerja dan lokasi yang mereka inginkan.

Mengenal Gig Economy

Gig economy sendiri diambil dari istilah “manggung” yang diambil dari bahasa Inggris slang. Dengan kata lain, para gig worker ini bisa menilai performa mereka sendiri. Dari performa tersebut, mereka akan mendapatkan bayaran.

Pekerja konvensional mungkin akan mendapatkan kontrak dengan bayaran yang tetap. Di sisi lain, gig economy ini membuat para pekerja bisa menentukan sendiri jumlah pendapatan mereka. Hal yang “dijual” dari gig economy adalah fleksibilitas dalam melakukan pekerjaan. Makin banyak pekerjaan yang dilakukan, makin banyak juga uang yang didapat.

Sistem ini pun diserap oleh banyak masyarakat Indonesia sebagai peluang baru. Pasalnya, mencari pekerjaan di masa pandemi merupakan tantangan yang cukup berat. Hal ini pun didukung oleh makin banyaknya perusahaan yang membuka diri untuk para gig woker di Indonesia.

Manfaat Gig Economy

Tren gig economy di Indonesia pun memberikan dampak yang sangat luas. Gig worker di Indonesia pun sudah bisa dengan mudah dijumpai di kota-kota pendukung di seluruh penjuru Indonesia. Lebih enaknya lagi, ruang dan waktu pun tampaknya bukan lagi jadi penghalang.

Para gig worker bisa dengan leluasa mencari pekerjaan dari daerah, kota, bahkan pulau yang berbeda dari tempat tinggal. Pasalnya, semua bisa dikerjakan secara online. Mereka pun berhak melakukan lebih banyak pekerjaan tanpa terlalu terikat dengan salah satunya.

Dari sisi pelaku bisnis, gig economy pun membawa lebih banyak keuntungan. Pelaku bisnis bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak. Mereka pun tidak dipusingkan dengan tunjangan wajib karyawan yang perlu dibayarkan. Hal ini pun membuat para pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan lebih besar lagi nantinya.

Dampak Negatif Gig Economy

Sayangnya, sistem kerja ini juga menyimpan kontroversi dalam pelaksanaannya. Masalah finansial dan kesejahteraan lainnya juga paling banyak dibahas dalam sistem ketenagakerjaan. Tren gig economy akhirnya dilakukan dengan cara yang kurang tepat.

Banyak perusahaan yang mengeksploitasi para gig worker untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Tidak jarang mereka memberikan pekerjaan di luar kapasitas para pekerja dan mengharapkan hasil yang maksimal.

Dari sisi gig worker, karier mereka pun menjadi sulit berkembang. Para pekerjalah yang harus melakukan inisiatif untuk membuat skill dan karier berkembang tanpa ada dukungan dari perusahaan. Mengingat para gig worker adalah pekerja lepas, mereka pun tidak akan tunjangan kesehatan atau bonus lainnya.

Perekonomian negara pun mendapatkan dampak negatif dari aktivitas ini. Pemasukan negara melalui pajak tentunya akan sangat berkurang. Pasalnya, perusahaan tidak akan membayar pajak para gig worker sebesar karyawan tetap di perusahaan.

Jenis Pekerjaan Dalam Gig Economy

Lebih dari 80% pekerjaan yang ada sekarang bisa dilakukan secara remote atau mobile. Anda sebagai pelaku usaha tentunya perlu mempertimbangkan tren ini dalam menjalankan bisnis. Berikut sejumlah pekerjaan yang bisa dijumpai dalam gig economy:

  • Content: content writer, copywriter, UI/UX copywriter, social media specialist

  • Accountant: akuntan, asisten akuntan

  • Design: desain grafis, desain logo, ilustrator

  • Software development: game engineer, UI/UX designer, Devops engineer

  • IT support: network analyst, security engineer

  • Education: tutor, dosen, guru

Itulah seluk-beluk dari gig economy dan informasi yang ada dalam pelaksanaannya. Sebagai pelaku bisnis, Anda juga perlu pengetahuan lebih dalam untuk bisa tetap bersaing dalam era gig economy. Asah skill Anda dalam program The Agile Way in Business dari prasmul eli. Anda bisa memperluas wawasan bisnis dengan mengaitkan fungsi dalam rangkaian dan proses bisnis secara keseluruhan serta proyek-proyek khusus.

Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
Indonesia
Prasetiya Mulya Executive Learning Institute
Prasetiya Mulya Cilandak Campus, Building 2, #2203
Jl. R.A Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat,
Jakarta 12430
Indonesia