Agile culture adalah budaya kerja organisasi yang akhir-akhir ini relevan dengan perubahan lanskap bisnis yang tidak terprediksi.
Agile culture menekankan pada budaya kerja organisasi yang gesit dan mudah beradaptasi dengan perubahan pasar.
Riset dari McKinsey menunjukkan bahwa organisasi yang mengadopsi budaya kerja yang agile lebih cepat merespon krisis, sedangkan organisasi yang tidak mengadopsi budaya kerja agile kemungkinan besar akan kehilangan manfaat dari kecepatan dan ketahanan yang dibutuhkan dalam situasi "new normal" setelah pandemi COVID-19.
Namun, dalam kenyataannya melakukan transformasi budaya konvensional dengan budaya kerja yang agile menjadi salah satu tantangan terbesar perusahaan.
Untuk itu, marilah kita pelajari contoh perusahaan global dunia yang sudah berhasil menerapkan agile culture.
ByteDance menerapkan agile culture dengan mengutamakan mindset kewirausahaan dan inovasi terus-menerus.
Dalam prinsip "Always Day 1", ByteDance menekankan pentingnya untuk selalu memiliki sikap seperti hari pertama kerja, dengan terus berinovasi dan beradaptasi tanpa bergantung pada pencapaian atau sumber daya sebelumnya.
Mereka mendorong tim untuk tetap gesit dan fokus pada efisiensi dan kesederhanaan, serta mengurangi prosedur yang tidak perlu, yang merupakan inti dari budaya agile.
Selain itu, ByteDance menolak rasa puas dan terus menjaga keterbukaan dan kerendahan hati, yang membantu perusahaan tetap fleksibel dan siap menghadapi perubahan pasar yang cepat.
Netflix menerapkan agile culture dengan menekankan pada prinsip-prinsip yang mengutamakan performa tinggi, kolaborasi tim, dan penyesuaian cepat terhadap perubahan.
Di dalam budaya kerja mereka, Netflix mendorong pemberdayaan individu dengan memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan dan berinovasi tanpa banyak batasan, sebuah ciri khas dari metode agile.
Penerapan agile culture lainnya oleh Netflix adalah sebagai berikut:
Pemberdayaan Individu.
Netflix memberikan kebebasan kepada karyawan untuk membuat keputusan secara mandiri dan berinovasi tanpa batasan yang ketat, yang mencerminkan prinsip agile dalam memberdayakan tim untuk bertindak secara cepat dan efektif.
Kolaborasi Tim
Netflix menekankan kerja tim yang erat dan kolaborasi lintas fungsi, di mana tim yang berbeda bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, sesuai dengan prinsip agile yang mengutamakan kolaborasi dan komunikasi.
Adaptasi Cepat terhadap Perubahan
Dalam budaya Netflix, mereka sangat terbuka terhadap perubahan dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap tren pasar atau kebutuhan pelanggan yang berubah, yang mencerminkan fleksibilitas agile.
Keberanian untuk Mengubah Status Quo
Netflix mendorong inovasi yang berani dan pemecahan masalah yang tidak konvensional, mengaplikasikan prinsip agile yang menekankan pada eksperimen dan iterasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Pencapaian Hasil Jangka Panjang
Fokus Netflix bukan hanya pada perbaikan jangka pendek, tetapi pada hasil yang berkelanjutan, yang mirip dengan pendekatan agile yang menekankan hasil yang dapat ditingkatkan secara bertahap melalui iterasi dan feedback.
Keterbukaan Umpan Balik
Netflix memiliki nilai candor yang memungkinkan karyawan bisa memberi dan menerima umpan balik. Nilai candor ini memberi ruang untuk mereka menunjukkan apa yang berhasil dan yang belum, serta untuk mengakui kesalahan dan belajar darinya.
Netflix sangat menghargai keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan umpan balik, yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan dan pertumbuhan dalam tim, sesuai dengan prinsip agile yang mendorong feedback sebagai bagian penting dari proses pengembangan.
OpenAI memiliki nilai dan prinsip operasional yang sejalan dengan prinsip-prinsip agile, seperti kolaborasi, adaptasi, iterasi cepat, pemberdayaan individu, dan umpan balik berkelanjutan. Berikut ini implementasinya dalam praktik sehari-hari:
Kolaborasi dan Keragaman Perspektif
OpenAI sangat menekankan kerja tim lintas disiplin (cross-functional team) dan mengedepankan keterbukaan ide. Mereka mencari talenta dari beragam disiplin dan latar belakang untuk memastikan beragam perspektif dalam tim.
Perusahaan meyakini bahwa ide terbaik muncul ketika diuji dan disempurnakan oleh orang-orang dengan latar belakang, pengalaman, dan cara berpikir berbeda.
Kerja tim lintas disiplin ini mendorong budaya rasa ingin tahu di mana ide dapat ditantang dan bukan hanya diterima begitu saja. Hal tersebut mencerminkan kolaborasi erat dan cross-functional yang menjadi inti prinsip budaya kerja agile.
Adaptasi terhadap Perubahan
OpenAI mengadopsi prinsip kelincahan dalam menghadapi perubahan. Salah satu prinsip operasionalnya yakni “Update quickly,” menekankan pentingnya siap beradaptasi.
Mereka memulai pekerjaan dengan suatu hipotesis dan bersedia mengubah pendekatan seiring diterimanya informasi baru. Dengan kesadaran bahwa fleksibilitas adalah kunci kemajuan.
Sikap adaptif ini sejalan dengan prinsip agile yang menekankan respons cepat terhadap perubahan daripada terpaku pada rencana awal.
Iterasi Cepat
Budaya OpenAI mendorong iterasi dan perbaikan kontinu. Nilai “act with humility” (bertindak dengan kerendahan hati) dikaitkan langsung dengan pendekatan iteratif.
Kerendahan hati membuat mereka sadar batas pengetahuan dan tetap terbuka pada ide atau perspektif baru serta kemungkinan melakukan kesalahan.
Mentalitas ini mendorong pendekatan iteratif dalam penerapan (deployment). Artinya mereka mengembangkan produk/riset melalui siklus cepat sambil terus belajar.
Pendekatan iteratif memastikan bahwa setiap peningkatan segera diujicoba dan disempurnakan, sesuai dengan prinsip agile untuk melakukan rapid iteration.
Pemberdayaan Individu dan Tim
OpenAI memberikan kepercayaan dan otonomi tinggi kepada karyawan, selaras dengan prinsip agile yang memberdayakan individu dalam tim.
Prinsip “find a way” menunjukkan bahwa setiap orang diberi kebebasan mencari solusi terbaik.
Perusahaan memberikan kuasa kepada individu dan tim untuk menemukan pendekatan yang berhasil, di mana ide dapat datang dari mana saja, tanpa memandang jabatan atau masa kerja.
Hal ini berarti setiap anggota tim didorong proaktif berinisiatif dan berinovasi. Budaya semacam ini memastikan tim self-organizing, dengan anggota yang merasa dimiliki dan termotivasi.
Umpan Balik Berkelanjutan
OpenAI menekankan pentingnya umpan balik dan pembelajaran kontinu. Pendekatan mereka terhadap pengembangan sangat iteratif dengan pengintegrasian umpan balik ke dalam penelitian sebagai bagian dari siklus kerja.
Artinya, setiap hasil atau rilis dievaluasi dan ditingkatkan berdasarkan masukan, baik internal maupun eksternal.
Selain itu, budaya internalnya mendorong keterbukaan terhadap kritik dan saran. Budaya tersebut mendorong karyawan untuk mencari kebenaran, mempertanyakan asumsi, dan tetap terbuka pada sudut pandang baru.
Siklus umpan balik yang kontinu ini membantu tim berevolusi dan meningkatkan proses maupun produk secara berkelanjutan, sesuai prinsip agile.
Dari ketiga contoh penerapan budaya kerja agile, bisa dilihat bahwa mereka menerapkan nilai-nilai dan prinsip agile dalam keseharian praktik kerja di perusahaan.
Namun, perubahan budaya kerja konvensional ke agile culture ini butuh usaha yang holistik, perlu pemahaman tentang budaya kerja agile.
Untuk menyamakan pemahaman tentang nilai-nilai, prinsip, dan budaya kerja agile, Anda bisa mengikutkan tim Anda pada pelatihan tentang Agile Scrum dari prasmul-eli.
Pelatihan Agile Scrum ini akan membantu tim Anda mendapatkan pemahaman sama tentang praktik agile dalam organisasi sehingga perlahan bisa membangun budaya kerja agile.