Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Interlinking Diversity Challenges towards Ideal Engagement

363869bc-72d3-4529-b6d4-481a0587a2b1.jpg

Sebagai pemimpin kita percaya bahwa kepemimpinan sebenarnya tidaklah dibatasi oleh sebuah periode kepemimpinan. Jejak-jejak kepemimpinan akan selalu berlanjut ke masa yang akan datang, bahkan ketika kita sudah tidak lagi memimpin. Karena itu kepemimpinan (leadership) tidaklah dapat dipisahkan dari warisan (legacy).

 

Jejak-jejak indah berupa pencapaian kinerja dapat saja menjadi sebuah catatan yang menginspirasi dan memacu generasi berikutnya untuk berbuat lebih baik. Jejak-jejak manis pengelolaan bisnis dapat saja menjadi sebuah modal struktural untuk melanjutkan perjalanan bisnis selanjutnya. Namun dinamika dunia bisnis yang cepat dapat pula membuat semua jejak tersebut menjadi tidak relevan lagi. Ketika relevansi hilang, maka semua itu hanya menjadi sebuah catatan sejarah, yang cepat atau lambat dapat dilupakan orang.

 

 

Jejak kepemimpinan yang tidak akan hilang adalah jejak-jejak kepemimpinan yang terpatri pada hidup seseorang. Ketika pemimpin menjadikan mereka yang dipimpin bukanlah alat untuk mencapai tujuan namun menjadi tujuan itu sendiri, ketika pemimpin menjadikan manusia bukan menjadi strategi semata untuk mewujudkan visi namun sebagai visi itu sendiri, ketika pemimpin menyentuh hati seseorang melalui keteladanan personal, ketika pemimpin menanamkan makna dan misi kehidupan, ketika pemimpin mentransformasi cara berpikir seseorang, dan ketika pemimpin menumbuh-kembangkan kapasitas dan kapabilitas seseorang; itulah jejak-jejak manis yang tidak akan berakhir dan tidak akan menyusut. Inilah warisan kepemimpinan yang sebenarnya; this is your everlasting legacy.

 

ARTIKEL TERKAIT