Ketika Anda menjual saham atau barang pribadi dengan harga yang lebih tinggi daripada saat pertama kali dibeli, maka keuntungan tersebut adalah capital gain. Saham dan barang pribadi yang Anda miliki sekarang adalah aset untuk capital gain masa depan.
Meski begitu, tidak semua barang, terutama yang digunakan untuk kepentingan pribadi dapat menghasilkan keuntungan. Maka dari itu, mungkin Anda harus mulai mempertimbangkan secara matang sebelum membeli barang baru.
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang capital gain, dari jenis-jenis, perbedaannya dengan dividen, hingga aturan pajaknya.
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari pertambahan nilai aset saat dijual. Mengutip Investopedia, Anda bisa menerima capital gain ketika nilai jualnya lebih tinggi daripada harga awal ketika membeli asetnya.
Capital gain bisa diterima dalam bentuk keuntungan jangka pendek (1 tahun atau bahkan kurang) atau jangka panjang (lebih dari satu tahun), dengan syarat keduanya harus tetap dilaporkan sebagai pajak pendapatan.
Anda harus tetap berhati-hati dan memerhatikan nilai aset. Keuntungan dan kerugian dari sebuah aset yang tidak cepat divaluasi atau dijual akan mengakibatkan penurunan nilai pada aset Anda.
Hal tersebut disebut sebagai capital loss atau kerugian akibat menurunnya nilai jual aset dibandingkan harga awal pembelian.Capital loss tidak akan masuk dalam pajak pendapatan.
Seperti yang telah dijelaskan, capital gain bisa didapatkan dari dua jenis keuntungan, yaitu:
Contohnya adalah keuntungan yang Anda dapatkan setelah menjual saham atau barang dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Apabila Anda adalah tipikal investor yang mampu melakukan analisis pasar dan membuat prediksi, maka short-term capital gain adalah pilihan strategi investasi terbaik.
Sementara itu, jika Anda adalah tipe investor yang santai dan fokus pada tabungan masa depan, jenis capital gain ini cocok untuk Anda.
Long-term berarti keuntungan datang dari investasi yang telah dimiliki dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Terlebih bagi Anda yang tidak memerhatikan pasar modal setiap saat, capital gain jenis ini dapat dikembangkan dalam durasi sesuai kebutuhan Anda (investasi dibiarkan berkembang selama bertahun-tahun).
Ada dua jenis aset yang dapat menghasilkan capital gain, yaitu saham dan barang pribadi. Contoh aset untuk keduanya adalah:
Capital gain dan dividen adalah sama-sama keuntungan yang didapatkan dari investasi atau aset Anda. Meski begitu, keduanya berbeda dari segi berikut, dikutip dari BajajFinserv:
Capital gain: pendapatannya berupa keuntungan setelah menjual barang. Untuk menjadi capital gain, barang yang dijual harus lebih mahal daripada harga saat pertama kali dibeli. Contohnya, Anda membeli motor antik dengan harga Rp20 juta pada 2020, kemudian dijual pada tahun 2024 dengan harga Rp30 juta. Maka, Rp10 juta adalah capital gain Anda.
Dividen: pendapatannya berupa bagi keuntungan antara bisnis dan investor. Maka, dapat dikatakan bahwa angkanya akan berbeda-beda setiap bulannya atau dalam periode waktu investasi. Dividen dari investasi ini juga menunjukkan keberhasilan dan keberlanjutan bisnis.
Capital gain: biasanya keuntungan didapatkan hanya pada saat aset dijual. Maka, keuntungan tersebut hanya akan didapatkan satu kali. Anda dapat menyesuaikan kondisi pasar dan rencana keuangan sebelum menjual aset untuk mendapatkan capital gain.
Dividen: biasanya keuntungan dibagi atau diberikan kepada investor setiap kuarter (3 bulan), per bulan, atau per tahun, tergantung persetujuan antara bisnis dan investor. Dividen jadi passive income bagi investor.
Capital gain: pajak dihitung berdasarkan durasi aset disimpan. Contohnya short-term (kurang dari 12 bulan), maka pajak yang dikenakan akan lebih tinggi. Sementara untuk long-term (lebih dari satu tahun), maka pajak yang dikenakan akan lebih rendah.
Dividen: pajak dihitung berdasarkan pajak penghasilan dari investor.
Capital gain: tipe investor yang mengutamakan perkembangan nilai aset di masa depan.
Dividen: tipe investor yang mencari passive income dan cash flow yang stabil setiap bulan.
Untuk menghitung capital gain, Anda hanya perlu menggunakan rumus berikut:
Harga jual aset - (harga beli awal x jumlah produk) = capital gain
Contoh: Anda mulai investasi emas pada tahun 2015 dengan modal pertama Rp20 juta dan menyimpannya selama sembilan tahun sampai 2024. Lalu, Anda menjual emas tersebut pada tahun 2024 dan menerima Rp45 juta.
Maka dengan rumus di atas, capital gain dari emas tersebut adalah:
Capital gain emas = Rp45 juta - (Rp20 juta x 1)
Capital gain emas = Rp45 juta - Rp20 juta
Capital gain emas = Rp25 juta
Kemudian, Anda harus mengetahui jumlah pengenaan pajak atas capital gain tersebut. Persentase pajak capital gain berdasarkan besaran pajak aset pada tahun Anda menjual. Rumus pajak capital gain adalah:
Capital gain x persentase pajak = pajak capital gain
Menggunakan contoh yang sama dan perhitungan pajak emas berupa 0,25% pada tahun 2024, maka perhitungannya:
Besar pajak = Rp25 juta x 0,25% = Rp62.500.
Itulah pemaparan tentang capital gain yang harus Anda ketahui. Keuntungan tersebut bisa didapatkan dalam jangka waktu pendek dan panjang. Anda dapat memanfaatkan saham untuk investasi jangka panjang dan barang-barang berharga untuk menerima capital gain yang besar.
Capital gain dapat menjadi pemasukan Anda di masa depan. Meski begitu, Capital Gain berbeda dengan dividen karena Anda hanya akan menerima keuntungannya sekali, yakni saat menjual aset.
Apabila Anda ingin mempelajari lebih dalam tentang perencanaan keuangan termasuk menghasilkan dividen dan capital gain, maka ikuti short program bertajuk Financial Analysis dari prasmul-eli.
Para profesional serta pakar industri siap berbagi pengalaman dan best practice kepada Anda. Daftarkan diri Anda ke short program-nya sekarang juga.