Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Workshop: Manfaat, Tujuan, Jenis, dan Bedanya dengan Seminar


10 June 2024
Banner-Article-Juni-No.4.jpg

Workshop adalah wadah yang membantu Anda mengembangkan ragam kemampuan, beberapa di antaranya adalah analisis dan kolaborasi.

Sayangnya, masih banyak yang menganggap bahwa workshop adalah seminar. Padahal keduanya punya bentuk dan hasil yang berbeda.

Pelajari selengkapnya tentang workshop, dari tujuan, jenis, contoh, hingga perbedaannya dengan seminar, di bawah ini!

Pengertian Workshop

Workshop adalah sebuah sesi diskusi dan pertemuan yang terstruktur serta interaktif. Menurut SessionLab, workshop didesain agar pesertanya aktif dan ikut terlibat dalam diskusi hingga pemecahan masalah.

Dalam sebuah workshop Anda tidak akan hanya duduk dan mendengarkan pembicara. Anda akan mendapatkan diskusi intensif dengan tujuan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Lalu, Anda juga dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya.

Tujuan Workshop

Tidak hanya untuk meningkatkan ragam kemampuan Anda, berikut beberapa manfaat workshop:

  1. berbagi pengalaman dan mendapatkan ilmu baru
  2. membangun koneksi
  3. mendorong peserta untuk lebih kritis dan kreatif
  4. memberikan gambaran tentang sebuah situasi atau permasalahan
  5. belajar memecahkan sebuah masalah dengan rapi dan tepat
  6. mendorong peserta untuk semakin kolaboratif
  7. belajar berargumen dan menerima masukan
  8. membantu peserta untuk lebih mengenal sebuah industri atau lingkungan kerja

Manfaat Workshop

Berkaitan erat dengan tujuannya, Anda bisa mendapatkan ragam manfaat setelah mengikuti workshop, dirangkum dari MeraEvents

  1. Kesempatan untuk mendapatkan evaluasi

Evaluasi kinerja dan karier tidak hanya datang dari perusahaan tempat Anda bekerja. Dalam workshop pun Anda dapat meminta masukan dan evaluasi dari pembicara hingga sesama peserta.

Anda dapat bertanya untuk mengevaluasi beberapa hal seperti cara membuat keputusan, cara mengatur anggota tim, hingga cara memulai karier dalam suatu bidang.

  1. Belajar dan mengasah soft skill 

Anda dapat belajar banyak soft skill baru, seperti:

  • kepemimpinan 
  • komunikasi 
  • empati
  • berpikir kritis
  • kreativitas
  • menyelesaikan masalah
  • mengambil keputusan
  • kolaborasi 
  • mendengar dan memahami
  1. Menambah koneksi dengan profesional yang sebidang

Terlebih jika Anda baru memulai di suatu bidang. Punya koneksi atau seseorang yang dikenal dapat membantu Anda dalam sukses dalam bidang tersebut.

Anda juga dapat membentuk sebuah komunitas dan grup yang solid nantinya.

  1. Meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas

Tentunya setelah Anda menambah dan meningkatkan ragam skill, kinerja Anda akan semakin baik. Hal tersebut dapat terbukti dalam kerja yang semakin produktif, efektif, dan berkualitas.

  1. Menambah perspektif dan cara berpikir

Setiap orang mungkin punya cara kerja dan berpikirnya masing-masing. Akan tetapi, mendengarkan dan menerima perspektif orang lain dapat membuka kesempatan untuk belajar serta berkembang.

  1. Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan baru

Koneksi yang baru Anda temui dalam sebuah workshop dapat menjadi aset masa depan. Mungkin nantinya akan muncul kebutuhan untuk posisi yang sesuai dengan kemampuan Anda. Koneksi tersebut akan mengingat dan berbagi peluang baru itu kepada Anda.

Perbedaan Workshop dan Seminar

Perbedaan utama dari workshop dan seminar adalah pada aktivitas serta tujuan akhirnya.

Aktivitas

Dalam workshop Anda akan dituntut untuk aktif dan kolaboratif. Setiap workshop akan memberikan sebuah contoh kasus yang harus diselesaikan peserta. Peserta juga dapat mempresentasikan hasil kerja dan diskusinya untuk menjadi sesi tanya jawab yang baru.

Sementara dalam seminar, peserta akan lebih banyak diam dan menyimak presentasi pakar atau ahli. Peserta baru bisa berbicara ketika ada sesi tanya jawab khusus. Tidak ada contoh kasus yang harus diselesaikan.

Tujuan akhir

Setelah mengikuti workshop, Anda diharapkan dapat menjadi lebih memahami sebuah situasi atau permasalahan. Anda juga berkesempatan untuk langsung mempraktikkan ilmu serta perspektif yang baru didapatkan dalam workshop tersebut.

Seminar sendiri lebih berfokus pada ilmu atau teori terkait topiknya. Anda tetap mendapatkan ilmu baru, tapi tidak berkesempatan untuk langsung mempraktikkannya pada sesi tersebut.

Jenis dan Contoh Workshop

  1. Workshop edukasi

Sesuai namanya, jenis workshop ini mengutamakan proses pembelajaran dan mengembangkan kemampuan. Dikutip dari WeAreDevelopers, jika Anda baru mulai meniti karier di sebuah bidang yang baru, tentu jenis ini akan sangat membantu. Contoh workshop edukasi antara lain:

  1. Workshop public speaking

Jika Anda mau mendalami industri Public Relations, maka salah satu skill wajibnya adalah public speaking.

  1. Workshop coding

Saat ini sudah banyak workshop coding dasar yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang ingin mengenal lebih jauh dunia IT.

  1. Workshop menggunakan Excel/Spreadsheets

Excel dan Spreadsheets jadi dua aplikasi yang banyak dipelajari. Tidak hanya mempermudah pekerjaan, tapi dibutuhkan oleh berbagai pekerjaan dan perusahaan.

  1. Workshop untuk kreativitas

Jenis ini bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta dalam berpikir kreatif dan menciptakan sesuatu. Contoh workshop kreativitas adalah:

  1. Workshop storytelling

Workshop ini akan membantu peserta dalam mengasah kemampuan mereka dalam berbahasa lisan dan tulisan. Storytelling biasanya juga dipakai untuk pekerjaan di bidang marketing.

  1. Workshop ideasi

Peserta biasanya akan ditantang untuk berpikir kritis dan kreatif. Anda juga akan mendapatkan banyak inspirasi serta cara untuk melihat suatu masalah dari kacamata yang berbeda.

  1. Workshop interaktif

Saat mengikuti workshop ini, Anda harus berpartisipasi aktif dalam kegiatannya. Biasanya, workshop ini diadakan oleh sebuah perusahaan guna memperkuat kolaborasi dan produktivitas timnya.

  1. Team building

Aktivitas ini mungkin lebih dikenal sebagai sesi main atau bersenang-senang. Namun, tidak selamanya begitu. Team building akan melibatkan seluruh peserta untuk melakukan aktivitas terkait pekerjaan mereka. Semua orang, apa pun itu jabatannya, harus ikut ambil bagian.

  1. Workshop problem solving

Hampir sama dengan aktivitas sebelumnya, workshop ini akan mewajibkan seluruh peserta untuk aktif menyelesaikan sebuah masalah. Namun, bedanya dengan team building, sesi ini bisa dilakukan dalam kelompok atau perorangan. Tujuannya juga sudah jelas, untuk memecahkan sebuah masalah.

Anda juga dapat mengikuti ragam workshop dan aktivitas yang ada dalam short training program prasmul-eli!

Anda dapat belajar langsung dari para ahlinya dan praktik langsung! Daftar dan ikuti kelasnya dengan klik di sini sekarang!

ARTIKEL TERKAIT
Banner-Article-July-No.12.jpg
Apa Itu Scrum Master? Peran dalam Bisnis dan Skill yang Dibutuhkan
26 July 2024

Scrum Master adalah profesional yang berperan penting dalam implementasi kerangka kerja Scrum, sebuah metodologi dalam manajemen proyek Agile. 

Mereka bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan efektivitas tim dalam menjalankan prinsip-prinsip Scrum. 

Artikel ini akan membahas definisi Scrum Master secara lebih mendalam, menjelaskan peran-peran yang mereka jalankan, serta menguraikan keterampilan-keterampilan esensial yang diperlukan untuk menjadi seorang Scrum Master.

Apa Itu Scrum Master?

Scrum Master adalah sebuah posisi pekerjaan atau peran dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama yang menerapkan metodologi Scrum.

Scrum Master memiliki peran khusus dalam tim pengembangan yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan memastikan penerapan metodologi Scrum dengan efektif.

Seorang Scrum Master biasanya bekerja sama dengan tim pengembangan untuk membantu mereka menjalankan proses Scrum secara konsisten. 

Mereka juga berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya untuk memastikan transparansi dan komunikasi yang baik sepanjang proses pengembangan.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun Scrum Master memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses Scrum, mereka tidak bertindak sebagai manajer proyek yang mengontrol anggaran atau sumber daya. 

Fokus utama mereka adalah memastikan bahwa tim dapat bekerja secara efisien dan adaptif dalam mencapai tujuan proyek dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Agile dan Scrum.

Supaya lebih mudah dipahami, bayangkan sebuah tim sedang membuat aplikasi ponsel baru. Maka, Scrum Master akan melakukan hal-hal seperti di bawah ini:

  1. Memastikan semua orang dalam tim tahu apa yang harus mereka kerjakan.
  2. Mengadakan pertemuan singkat setiap hari untuk membahas kemajuan dan masalah.
  3. Membantu menyelesaikan masalah yang menghambat pekerjaan tim.
  4. Mengajarkan cara-cara baru untuk bekerja lebih efisien.
  5. Melindungi tim dari gangguan luar yang bisa menghambat pekerjaan.

Scrum Master tidak mengatur apa yang harus dikerjakan tim atau bagaimana cara mengerjakannya. Scrum Master lebih fokus pada bagaimana tim bisa bekerja sama dengan baik.

Peran dari Scrum Master

Scrum Master adalah seorang fasilitator dan pemimpin yang memastikan tim pengembangan perangkat lunak menerapkan metodologi Scrum dengan efektif. 

Tugas utama mereka meliputi mengatur dan memfasilitasi pertemuan Scrum, menghilangkan hambatan yang menghalangi kemajuan tim, dan memastikan bahwa prinsip-prinsip Scrum dipatuhi. 

Berikut adalah tugas-tugas utama seorang Scrum Master:

1. Membantu Tim Scrum:

  • Mengajarkan anggota tim untuk bekerja secara mandiri dan saling membantu.
  • Membantu tim menghasilkan bagian-bagian produk yang berkualitas tinggi dan sesuai standar.
  • Menghilangkan hal-hal yang menghalangi kemajuan tim.
  • Memastikan semua pertemuan penting seperti daily standup dan sprint planning berjalan dengan baik dan sesuai jadwal.

2. Membantu Product Owner:

  • Membantu Product Owner membuat tujuan produk yang jelas dan mengelola daftar tugas yang perlu diselesaikan.
  • Membantu tim memahami tugas-tugas yang perlu dikerjakan dengan jelas.
  • Membantu Product Owner merencanakan pengembangan produk berdasarkan data dan pengalaman.
  • Membantu Product Owner berkomunikasi dan bekerja sama dengan pihak lain yang terlibat dalam proyek.

3. Mendukung Organisasi:

  • Melatih karyawan dan pemangku kepentingan dalam menggunakan Scrum.
  • Membantu orang-orang dalam organisasi memahami pentingnya menggunakan data dan bukti nyata dalam pekerjaan mereka.
  • Menghilangkan hambatan komunikasi antara tim Scrum dan pemangku kepentingan.

Skill yang Dibutuhkan oleh Scrum Master

Scrum Master adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan tim bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan proyek. 

Untuk menjadi seorang Scrum Master yang andal, diperlukan serangkaian keterampilan khusus yang memadukan aspek kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah. 

Berikut adalah keterampilan-keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang Scrum Master:

1. Kemampuan Memimpin

Scrum Master harus bisa memimpin tim, tapi bukan dalam artian seperti bos yang suka memerintah. 

Namun, lebih seperti teman yang membantu tim bekerja sama dengan baik. Misalnya dengan membantu tim, memfasilitasi tim, dan mendukung setiap anggota untuk berkembang. 

Dengan gaya kepemimpinan seperti ini akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendorong kreativitas serta inovasi dalam tim.

2. Pintar Berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi yang jelas dan transparan sangat penting bagi seorang Scrum Master. 

Mereka harus mampu menyampaikan informasi tentang status proyek, tujuan, dan hambatan kepada semua anggota tim dan pemangku kepentingan. 

3. Empati

Scrum Master perlu memiliki empati tinggi untuk memahami tantangan yang dihadapi tim. 

Anda harus bisa memberikan dukungan emosional dan motivasi, terutama saat tim menghadapi kesulitan. 

Jika Anda memiliki kemampuan ini, tentu akan dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dalam tim.

4. Kemampuan Problem Solving

Saat tim menghadapi kesulitan, Scrum Master harus bisa membantu mencari jalan keluarnya.

Oleh karena itu, Anda harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik. 

Mulai dari mengidentifikasi akar masalah, menganalisis situasi, dan menemukan solusi yang efektif untuk menjaga tim tetap produktif.

5. Adaptabilitas

Scrum Master harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan tim dan proyek. 

Misalnya, kalau ada cara kerja baru, Anda harus cepat belajar dan tidak kaku.

6. Keterampilan Fasilitasi

Scrum Master bertanggung jawab untuk memfasilitasi berbagai pertemuan, seperti daily stand-up, sprint planning, dan retrospective. 

Mereka harus memastikan pertemuan-pertemuan ini berjalan lancar, fokus, dan menghasilkan outcome yang diinginkan. 

7. Coaching dan Mentoring

Salah satu peran utama Scrum Master adalah menjadi coach dan mentor bagi anggota tim. 

Mereka harus mampu membimbing tim untuk terus meningkatkan kinerja dan memahami nilai-nilai Agile dengan lebih baik.

8. Pengetahuan Teknis

Meskipun tidak wajib, memiliki latar belakang teknis bisa sangat bermanfaat bagi Scrum Master, terutama ketika bekerja dengan tim pengembangan. 

Pemahaman teknis membantu Anda lebih mengerti tantangan yang dihadapi tim dan dapat berkomunikasi lebih efektif dengan anggota tim teknis.

9. Manajemen Waktu

Scrum Master harus memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik untuk memastikan tim tetap on track dan mencapai tujuan sprint. 

Mulai dari membantu tim dalam estimasi waktu, memprioritaskan tugas, dan mengelola backlog produk.

Dengan menguasai keterampilan-keterampilan ini, seorang Scrum Master dapat secara efektif memimpin tim mereka.  

Namun perlu diingat bahwa menjadi Scrum Master yang andal adalah proses pembelajaran berkelanjutan. 

Terus mengasah keterampilan ini dan tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam metodologi Agile akan membantu Scrum Master untuk terus berkembang.

Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Anda dan membawa tim menuju kesuksesan, bergabunglah dengan program Agile with Scrum dari prasmul-eli. 

Dengan mengikuti program Agile with Scrum, Anda akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang konsep Agile, menguasai kerangka kerja Scrum, dan meningkatkan kemampuan melalui simulasi.

Daftar program Agile with Scrum sekarang!

Banner-Article-July-No.10.jpg
Definisi Fishbone Diagram, Struktur, dan Langkah Membuatnya!
23 July 2024

Fishbone diagram adalah alat analisis visual yang bisa mengurai masalah kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih mudah dikelola, mengidentifikasi akar penyebab, dan akhirnya menemukan solusi yang tepat.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fishbone diagram, mulai dari definisi, struktur, kapan penggunaannya yang tepat, hingga langkah-langkah detail dalam pembuatannya.

Definisi Fishbone Diagram 

Fishbone diagram adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memvisualisasikan penyebab potensial dari sebuah masalah atau efek tertentu. 

Nama "Fishbone" atau tulang ikan berasal dari bentuk diagram yang menyerupai kerangka ikan.

Diagram ini membantu tim untuk secara sistematis menguraikan berbagai faktor yang mungkin menyebabkan masalah tersebut. Sehingga memudahkan identifikasi akar penyebab dan solusi yang tepat. 

Fishbone diagram banyak digunakan dalam manufaktur, layanan industri, pengembangan produk, dan masih banyak lagi. 

Fishbone diagram memiliki beberapa keunggulan:

  1. Memungkinkan analisis yang sistematis dan terstruktur.
  2. Mendorong pemikiran kreatif dan brainstorming.
  3. Memvisualisasikan hubungan antara berbagai penyebab.
  4. Membantu mengidentifikasi area yang memerlukan pengumpulan data lebih lanjut.
  5. Meningkatkan pemahaman tim terhadap kompleksitas masalah.

Struktur Fishbone Diagram 

Fishbone diagram adalah alat visual yang sangat berguna untuk menganalisis akar penyebab suatu masalah. 

Struktur diagram ini mirip dengan kerangka ikan, yang terdiri dari dua bagian utama:

1. Kepala Ikan: Pokok Permasalahan

Bagian kepala ikan merupakan tempat untuk menuliskan pokok permasalahan atau akibat yang sedang dianalisis. 

Di sini, Anda bisa menjelaskan secara singkat apa masalah yang terjadi, kapan terjadinya, dan rincian lain yang relevan. 

Misalnya, "Penurunan penjualan produk X sebesar 30% dalam 3 bulan terakhir".

2. Tulang Ikan: Faktor-faktor Penyebab

Tulang-tulang ikan yang menyangga badan dan sirip ikan merepresentasikan berbagai faktor penyebab yang berkontribusi pada masalah utama. 

Umumnya, ada enam kategori utama yang digunakan atau dikenal dengan istilah "6M":

a. Method (Metode): Berkaitan dengan operasi perusahaan, termasuk proses produksi, pemasaran, dan distribusi.

b. Manpower (Sumber Daya Manusia): Faktor-faktor yang berhubungan dengan karyawan, seperti keterampilan, jumlah tenaga kerja, atau masalah kinerja.

c. Material (Bahan): Meliputi masalah yang berkaitan dengan bahan baku, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyimpanan.

d. Machine (Mesin): Mencakup masalah yang berhubungan dengan peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi atau operasi.

e. Measurement (Pengukuran): Berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran dan perhitungan, seperti kesalahan input data atau masalah dalam sistem pengukuran kinerja.

f. Mother Nature (Lingkungan): Faktor-faktor eksternal yang sulit dikontrol, seperti kondisi cuaca, bencana alam, atau situasi pandemi.

Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Fishbone Diagram

Fishbone diagram sangat berguna dalam situasi-situasi berikut:

1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah

Anda bisa menggunakan fishbone diagram ketika memiliki masalah yang kompleks dan ingin mengetahui penyebab utamanya.

Pasalnya, fishbone diagram dapat membantu memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dianalisis.

2. Membantu Proses Brainstorming

Diagram ini membantu saat Anda dan tim sedang melakukan sesi brainstorming untuk menemukan berbagai kemungkinan penyebab suatu masalah.

Diagram ini menyediakan struktur, sehingga ide-ide dapat dikategorikan dengan rapi.

3. Mencegah Pemikiran yang Stagnan

Ketika tim Anda cenderung terjebak dalam pola pikir yang sama atau solusi yang sama berulang kali, diagram ini akan membantu.

Diagram ini mendorong untuk melihat masalah dari berbagai sudut dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin terlewatkan.

4. Mengorganisasi Informasi yang Kompleks

Ketika Anda memiliki banyak informasi tentang suatu masalah dan perlu mengorganisasinya dengan cara yang logis dan sistematis. 

Fishbone diagram membantu mengelompokkan penyebab ke dalam kategori yang jelas.

5. Meningkatkan Kualitas Produk atau Proses

Saat Anda ingin meningkatkan kualitas produk dan perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil akhir. 

Diagram ini sering digunakan dalam quality management untuk menemukan dan mengatasi penyebab cacat atau ketidaksesuaian.

6. Menganalisis Data

Ketika Anda memiliki data yang menunjukkan bahwa ada masalah, tetapi Anda tidak yakin apa yang menyebabkannya. 

Diagram ini membantu menghubungkan data dengan penyebab potensial.

Langkah Membuat Fishbone Diagram

Membuat fishbone diagram melibatkan beberapa langkah yang terstruktur. Mengutip Coursera, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat fishbone diagram yang efektif:

  1. Merumuskan Pernyataan Masalah 

Langkah pertama dan paling krusial adalah mendefinisikan masalah dengan jelas.

Pernyataan masalah ini akan menjadi "kepala ikan" dalam diagram. Letakkan pernyataan ini di sisi kanan dengan panah mengarah padanya. 

Penting untuk memastikan bahwa seluruh tim setuju dengan definisi masalah ini, karena akan menjadi fokus dari seluruh analisis.

  1. Menentukan Kategori Penyebab Utama 

Selanjutnya, identifikasi kategori-kategori penyebab utama yang akan membentuk "tulang" utama dari diagram. 

Kategori ini bervariasi tergantung pada industri dan masalah yang dihadapi. 

Misalnya, dalam industri manufaktur, kategori umum bisa mencakup:

  • Sumber Daya Manusia
  • Peralatan dan Mesin
  • Proses dan Prosedur
  • Bahan Baku
  • Faktor Lingkungan
  • Prosedur Pengukuran

Lakukan sesi brainstorming dengan tim untuk menentukan kategori yang paling relevan dengan masalah Anda.

  1. Melakukan Brainstorming Penyebab 

Setelah kategori utama ditentukan, lakukan brainstorming untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin penyebab potensial. 

Dorong tim untuk berpikir secara luas dan mendalam, tanpa membatasi ide-ide yang muncul.

  1. Mengkategorikan Penyebab 

Setelah daftar penyebab terkumpul, kelompokkan penyebab-penyebab tersebut ke dalam kategori yang sesuai pada diagram. 

Penyebab-penyebab ini akan menjadi "tulang-tulang kecil" yang menghubungkan kategori dengan "tulang punggung" diagram.

  1. Menggali Sub-penyebab 

Untuk setiap penyebab yang teridentifikasi, gali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan efektif seperti "Mengapa hal ini terjadi?" 

Proses ini akan menghasilkan lapisan-lapisan cabang atau "tulang" tambahan pada diagram. Sehingga membantu tim untuk memahami akar permasalahan dengan lebih komprehensif.

  1. Mengidentifikasi Akar Penyebab 

Langkah terakhir dan terpenting adalah mengidentifikasi akar penyebab dari masalah yang dinyatakan. 

Perhatikan penyebab-penyebab yang muncul paling sering dan yang muncul di lebih dari satu kategori. 

Penyebab-penyebab ini kemungkinan besar merupakan akar dari masalah yang sedang dianalisis.

Fishbone diagram adalah alat yang sangat efektif dalam menganalisis masalah dan pengambilan keputusan di berbagai industri. 

Dengan memahami struktur dan cara penggunaannya, Anda dapat meningkatkan kemampuan tim dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengembangkan solusi yang tepat. 

Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang manajemen proyek, kami mengundang Anda untuk mengikuti program The Real Project Management dari prasmul-eli.

Dalam program ini, Anda akan mempelajari berbagai aspek manajemen proyek, mulai dari perencanaan dan implementasi hingga manajemen risiko dan kepemimpinan. 

Daftar kelas The Real Project Management sekarang!

Banner-Article-Juni-DESTHINK.jpg
Pengertian Design Thinking serta Tujuan, Langkah, dan Prinsipnya
04 July 2024

Apakah Anda pernah merasa bingung saat ingin menyelesaikan sebuah masalah yang berfokus pada pengguna atau user? Tenang saja, ada pendekatan yang bisa membantu Anda keluar dari situasi tersebut, namanya adalah design thinking!

Design thinking bukan hanya untuk desainer grafis atau arsitek ya, tapi bisa digunakan oleh siapa pun yang ingin menemukan solusi kreatif untuk masalah apapun.

Sebuah studi menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan design thinking secara konsisten memiliki keuntungan finansial hingga 50% lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing mereka yang tidak menerapkan pendekatan ini.

Lantas, apa itu design thinking?

Mari kita kupas tuntas pengertian design thinking, prinsip, tujuan, hingga langkah-langkahnya!

Apa Itu Design Thinking?

Design thinking adalah cara untuk memecahkan masalah dengan kreatif dan sistematis. Proses ini melibatkan lima fase yaitu empati (Empathize), definisi (Define), ideasi (Ideate), prototipe (Prototype), dan pengujian (Test). 

Menariknya, metode ini dikembangkan oleh para akademisi dan profesional kreatif dari institusi ternama seperti Stanford University, lho. 

Mereka menyadari bahwa untuk benar-benar menyelesaikan masalah, tidak bisa hanya mengandalkan logika semata. Melainkan, emosi dan empati juga turut berperan penting. 

Penelitian bahkan membuktikan bahwa ketika Anda berempati, kreativitas dapat melejit! 

Tujuan Design Thinking

Design thinking bisa membawa banyak manfaat bagi tim atau organisasi Anda, lho! Yuk, simak penjelasan di bawah ini:

  • Lebih memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh user. 
  • Mencoba ide-ide baru secara bertahap sehingga risiko kegagalan lebih kecil.
  • Berpikir kreatif dan menciptakan solusi yang benar-benar baru.
  • Metode ini memungkinkan Anda untuk cepat belajar dari kesalahan sehingga bisa membuat perbaikan dengan lebih cepat.
  • Design thinking juga membuat kolaborasi di tim menjadi lebih baik.

Langkah-Langkah Design Thinking

Design thinking adalah konsep yang memberikan solusi kreatif dan inovatif. Metode ini tidak sekadar tentang menyelesaikan masalah, tetapi juga tentang merasakan dan memahami kebutuhan user secara lebih personal.

Bahkan menurut penelitian, tim yang menerapkan design thinking lebih mampu menemukan solusi yang inovatif dan memuaskan user.

Lalu, bagaimana langkah-langkah dalam design thinking? Berikut penjelasannya!

1. Empathize (empati)

Langkah pertama dalam proses design thinking adalah berempati. Artinya, Anda berusaha untuk memahami masalah dari sudut pandang user. 

Anda harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh user dan memahami perspektif mereka dengan lebih baik. Entah itu melalui wawancara, observasi, atau penelitian. 

Kenapa ini penting dilakukan?

Sebab dengan cara ini, Anda bisa menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan sekadar mengandalkan dugaan semata. 

2. Define (definisi)

Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan (define). Setelah mengumpulkan informasi, saatnya Anda menganalisisnya. 

Rumuskan masalah yang jelas dan spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan. Fase ini membantu Anda tetap fokus dalam mencari solusi.

 3. Ideate (ideasi)

Ideasi adalah fase di mana Anda bebas berimajinasi dan mengeluarkan semua ide yang ada di kepala. Tidak ada batasan dalam berideasi. 

Anda bisa menciptakan sebanyak mungkin ide, seaneh atau sebrilian apa pun itu. Anda juga bisa mengadakan sesi brainstorming untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif. 

4. Prototype (prototipe)

Setelah itu, langkah keempat adalah membuat prototipe. Ambil beberapa ide terbaik Anda dan ciptakan prototipe atau model awal dari solusi tersebut.

Prototipe ini bisa berupa model fisik, mock-up digital, atau bahkan sketsa sederhana. Tujuannya untuk menguji konsep secara nyata dan mendapatkan feedback dari user, sebelum Anda menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mengembangkannya. 

5. Test (pengujian)

Terakhir, ada langkah fase pengujian (test). Ini adalah langkah di mana Anda menguji prototipe kepada user untuk melihat seberapa efektifnya dalam memecahkan masalah.

Dengan melakukan pengujian, Anda akan mendapatkan feedback dari user. Dengan begitu, Anda dapat menggunakan informasi ini untuk memperbaiki dan mengembangkan solusi Anda lebih lanjut.

Prinsip-Prinsip Design Thinking

Sekarang mari kita bahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam design thinking yang bisa membantu Anda menciptakan solusi yang kreatif dan bermanfaat bagi pengguna. Beberapa prinsip tersebut meliputi:

Peduli dengan user experience

Dalam design thinking, yang paling penting adalah memahami kebutuhan dan perasaan user. 

Anda harus mendengarkan apa yang mereka butuhkan dan bagaimana pengalaman mereka menggunakan produk atau layanan Anda. Ingat, pengguna itulah yang menjadi pusat inovasi, bukan teknologi.

Bekerjasama

Anda juga perlu bekerja sama dengan tim lain, seperti tim pemasaran dan desain. Dengan bekerja sama, Anda bisa mendapatkan ide-ide segar yang berguna untuk menciptakan solusi yang lebih baik.

Menghasilkan Ide dan Solusi

Setelah Anda mengerti masalahnya, saatnya untuk mengembangkan ide-ide kreatif. Jangan takut untuk berpikir out of the box dan mengeksplorasi berbagai ide yang mungkin terjadi. Ingat, semakin banyak ide, semakin baik!

Mencoba dan Memperbaiki

Design thinking tidak hanya tentang menghasilkan ide, tapi juga tentang menciptakan prototype, mengujinya, dan melakukan perbaikan berdasarkan feedback dari user. Proses ini mungkin akan berulang sampai Anda menemukan solusi yang tepat.

Terlibat secara Aktif

Terpenting adalah Anda harus terlibat secara aktif dalam menyelesaikan masalah. Daripada hanya berspekulasi tentang kebutuhan user, sebaiknya Anda berinteraksi langsung dengan user dan mendengarkan apa yang mereka butuhkan.

Siap Menghadapi Rintangan

Ingat, tidak semua hal akan berjalan mulus di awal. Kegagalan adalah bagian dari proses. Anda harus belajar dari kesalahan dan terus mencoba hal yang baru.

Fleksibel

Desain yang baik harus bisa beradaptasi dengan perubahan di masa depan. Anda harus siap untuk mengubah produk atau layanan Anda agar tetap relevan dengan kebutuhan user.

Sederhana

Produk yang sukses adalah produk yang sederhana dan mudah digunakan. Anda harus menghilangkan hal-hal yang tidak perlu agar produk lebih mudah dimengerti oleh user. 

 

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang design thinking! Dengan pendekatan ini, Anda dapat menemukan solusi kreatif untuk berbagai masalah yang tengah dihadapi.

Jika Anda tertarik untuk belajar lebih dalam tentang design thinking dan mengembangkan keterampilan Anda dalam menciptakan solusi kreatif, jangan ragu untuk bergabung dengan program pelatihan kami! 

Kami menawarkan kelas yang didesain untuk membantu Anda memahami konsep design thinking secara lebih mendalam dan menerapkannya dalam praktik. 
Ingin mengikuti kelas “Design Thinking for Business Innovation”? Daftar di sini sekarang!