Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Manfaat HR Training dalam Mengoptimalkan Peran Strategis HR di Era Transformasi

cover-artikel-putih.jpg

Setiap transformasi yang terjadi dalam perusahaan akan menyentuh setiap aspek mulai dari aspek sumber daya manusia, proses, strategi, struktur, dan teknologi. Peran HR menjadi peran strategis karena berhubungan dengan sumber daya manusia, sehingga perlu untuk terus upskilling dan reskilling dengan mengikuti HR (Human Resources) training. 

Dalam proses transformasi, HR memiliki peran penting untuk menggerakkan berbagai macam inisiatif dalam perusahaan. Contohnya seperti memetakan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan nilai perusahaan, menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel, memprioritaskan perencanaan tenaga kerja strategis, manajemen kinerja, dan pelatihan ulang. 

Berdasarkan konferensi yang diadakan McKinsey secara virtual pada bulan Mei 2020 menyatakan bahwa dua tahun kedepan semenjak konferensi diadakan, para praktisi HR akan fokus untuk memperkuat agility (ketangkasan) dan identitas. 

Untuk mendukung peran strategis HR, perlu adanya pelatihan untuk upskilling dan reskilling yang diperuntukkan untuk HR. 

 

Apa itu HR Training? 

Transformasi bisnis tidak akan efektif tanpa adanya transformasi fungsi HR itu sendiri. Untuk tetap menjadi relevan dan beradaptasi dengan proses transformasi, perlu diadakan pelatihan HR. 

HR Training atau pelatihan HR adalah proses sistematis untuk membangun dan mengembangkan kapabilitas profesional HR agar mampu menjadi strategic partner organisasi, menggerakkan perubahan budaya, mendukung agility bisnis, serta mengelola siklus hidup karyawan secara adaptif dan berbasis data.

Secara singkat, HR Training adalah alat strategis untuk membentuk HR yang bukan hanya "mengelola karyawan", tetapi menggerakkan organisasi maju dalam menghadapi disrupsi.

 

Bagaimana Manfaat HR Training dalam Mendukung Fungsi HR? 

Sebagai penggerak perubahan atau transformasi dalam sebuah perusahaan, HR perlu untuk bertransformasi terlebih dahulu. 

Stigma yang melekat pada HR adalah  HR masih terlalu sering terjebak dalam tugas-tugas transaksional yang bersifat administratif, sehingga kurang optimal dalam menciptakan nilai nyata bagi organisasi.

Sebuah artikel dari Harvard Business Review tahun 2015 menyebutkan bahwa talenta atau sumber daya manusia menjadi tiga prioritas utama para CEO perusahaan. Namun, hal yang disayangkan adalah kurangnya rasa percaya diri fungsi HR untuk mengoptimalkan para talenta. 

Untuk itu perlu adanya reskilling dan upskilling yang mengkombinasikan pembelajaran tradisional (pelatihan, kursus digital, alat bantu kerja) dengan metode nontradisional (pelatihan antarteman, jaringan pembelajaran, dan personalisasi perubahan massal) untuk mendapatkan hasil yang efektif dan optimal. 

Pelatihan HR yang didesain dengan tepat akan memaksimalkan fungsi dan peran HR dalam transformasi di sebuah organisasi. Berikut ini manfaat HR training atau pelatihan HR:

1. Memastikan Organisasi Hidup Sesuai Purpose dan Values

Agar HR mampu menjaga agar seluruh aktivitas organisasi tetap sejalan dengan purpose dan nilai-nilai perusahaan, mereka perlu dibekali pemahaman mendalam tentang bagaimana menerjemahkan konsep nilai dan tujuan ke dalam kebijakan, prosedur, dan perilaku sehari-hari. 

HR harus dapat menginternalisasi nilai tersebut dan menjadi role model bagi seluruh karyawan. Mereka juga perlu terampil mengukur seberapa jauh organisasi telah menghidupi nilai-nilai tersebut, serta mampu menyesuaikan kebijakan bila terjadi penyimpangan dari arah yang telah ditetapkan.

2. Mengintegrasikan Purpose-Driven Metrics ke Kompensasi dan Kinerja

Untuk memastikan bahwa sistem kompensasi dan manajemen kinerja mendukung budaya organisasi, HR perlu memiliki keahlian dalam merancang sistem evaluasi dan penghargaan berbasis perilaku dan kontribusi terhadap misi perusahaan, bukan hanya hasil kuantitatif semata. 

Ini berarti HR harus mampu menetapkan indikator kinerja baru yang mengukur kepatuhan terhadap nilai, kolaborasi lintas tim, inovasi, dan adaptasi terhadap perubahan. 

Mereka juga perlu memahami bagaimana mengaitkan pencapaian purpose ini dengan sistem penghargaan finansial maupun non-finansial yang adil dan transparan.

3. Membangun Kapabilitas Analytics untuk Mengelola Talent

HR perlu mengembangkan kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data tenaga kerja dengan lebih sistematis. 

Hal ini termasuk menggunakan data untuk mengidentifikasi pola keberhasilan perekrutan, efektivitas program pengembangan, prediksi turnover, serta mengukur engagement dan produktivitas karyawan. 

Dengan pendekatan berbasis data ini, HR dapat membuat keputusan yang lebih akurat, cepat, dan terukur dalam mengelola siklus hidup karyawan, memastikan organisasi memiliki sumber daya manusia terbaik untuk mendukung transformasi.

4. Membentuk Pengalaman Kerja Karyawan yang Kuat

HR harus memahami bagaimana merancang dan mengelola pengalaman kerja karyawan secara holistik, dari proses perekrutan, onboarding, pengembangan karier, hingga exit process.

Fokus utama adalah menciptakan perjalanan kerja karyawan yang intuitif, personal, dan relevan dengan kebutuhan zaman. 

HR perlu mampu memetakan kebutuhan emosional, profesional, dan aspirasi karyawan di setiap tahap karier mereka, serta mengintegrasikan umpan balik berkelanjutan untuk melakukan perbaikan dalam waktu cepat. 

Pengalaman karyawan yang kuat akan memperkuat keterlibatan dan loyalitas dalam organisasi yang agile.

5. Menciptakan Pendekatan Iteratif dalam Manajemen SDM

Dalam konteks agile, HR perlu mampu mengembangkan sistem pengelolaan karyawan yang fleksibel dan berbasis eksperimen. 

Ini meliputi pengembangan jalur karier yang dinamis, yang memungkinkan karyawan untuk bergerak antar peran atau proyek sesuai dengan kebutuhan organisasi dan aspirasi pribadi.

Sistem manajemen kinerja pun perlu disesuaikan menjadi lebih ringan, dengan fokus pada feedback real-time, pengembangan berkelanjutan, dan penyesuaian target secara berkala. 

HR juga harus mendorong proses pembelajaran yang cepat, praktis, dan adaptif sesuai dengan perkembangan kebutuhan kompetensi di lapangan.

6. Menggerakkan Workforce Planning Berbasis Tren Masa Depan

HR harus mampu mengambil peran strategis dalam memetakan kebutuhan tenaga kerja jangka panjang, dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi, disrupsi industri, serta perubahan ekspektasi pekerja. 

HR perlu bisa mengidentifikasi keterampilan yang akan menjadi kritikal di masa depan, memetakan kesenjangan keterampilan yang ada saat ini, serta merancang program reskilling dan upskilling yang proaktif. 

HR juga harus mempertimbangkan dinamika supply and demand tenaga kerja baik di internal organisasi maupun di pasar tenaga kerja eksternal, sehingga strategi pengembangan dan perekrutan lebih presisi dan terintegrasi.

7. Mendorong Pengambilan Keputusan yang Kuat dan Pemberdayaan Karyawan

Untuk menciptakan budaya di mana karyawan berani mengambil inisiatif dan mengelola risiko secara sehat, HR perlu mendorong lingkungan kerja yang aman secara psikologis. 

Budaya yang dibangun termasuk membangun kepercayaan, transparansi, serta sistem penghargaan yang tidak hanya fokus pada keberhasilan, tetapi juga mengapresiasi upaya inovatif, meskipun hasilnya belum sempurna. 

HR harus mampu membimbing pimpinan unit kerja untuk menerapkan pola pikir coaching, membuka ruang dialog, serta mendorong pengambilan keputusan cepat di tingkat tim, tanpa harus selalu bergantung pada struktur otoritas tradisional.

Kebutuhan Pelatihan HR Seperti Apa yang Perusahaan Anda Butuhkan?

Karena perannya yang semakin strategis dalam mendukung transformasi bisnis dan membangun agility organisasi, fungsi HR tidak lagi cukup hanya mengandalkan pengalaman administratif masa lalu. 

HR harus menjadi unit yang terus berkembang, memperbaharui pengetahuan, dan mengasah keterampilannya agar mampu memenuhi ekspektasi perusahaan masa kini dan masa depan.

Pertanyaannya sekarang, pelatihan HR seperti apa yang paling dibutuhkan perusahaan Anda?

Apakah itu penguatan kapabilitas analitik, pengembangan employee experience, atau transformasi dalam mengelola talent berbasis prinsip agile? Atau justru pelatihan yang holistik? 

Jika tim Anda butuh pelatihan holistik, prasmul-eli menjadi pilihan tepat karena menawarkan pelatihan sekaligus sertifikasi Human Resources Management & Development. 

Mari maksimalkan fungsi HR untuk mencapai dampak transformasi bisnis yang maksimal.

ARTIKEL TERKAIT