Beranda
>
Gagasan
>
Artikel

Mengenal Learning Agility, Kunci Keberhasilan di Dunia yang Dinamis

Article-Banner-September-No.13.webp

Learning agility adalah konsep yang dibutuhkan untuk tetap relevan di dunia yang dinamis atau terus berubah-ubah. 

Dalam dunia yang terus berkembang dan berubah dengan cepat, kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari setiap pengalaman menjadi semakin penting. Bukan sekadar kemampuan untuk menyerap informasi baru, learning agility adalah seni dan ilmu untuk belajar secara cepat dan efektif.

Bagi mereka yang ingin sukses di era modern, memahami dan mengembangkan kemampuan ini bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak. 

Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai definisi, jenis-jenis, contoh nyata learning agility dalam kehidupan sehari-hari, serta komponen-komponennya.

Definisi Learning Agility

Learning agility adalah kemampuan individu untuk cepat beradaptasi dan belajar dari pengalaman baru dengan cara yang efisien dan efektif.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Michael Lombardo dan Robert Eichinger dari Korn Ferry. Learning agility menekankan kepada kemampuan untuk belajar dari pengalaman sehari-hari, mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam situasi baru, dan menyesuaikan pendekatan dinamis.

Individu yang memiliki kemampuan ini cenderung tidak terjebak pada pola pikir atau cara kerja yang kaku. Mereka mampu memproses informasi baru, menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada, dan menemukan cara inovatif untuk menghadapi tantangan baru. 

Kemampuan ini penting dalam dunia yang terus berubah seperti sekarang, di mana teknologi dan kebutuhan bisnis berkembang dengan cepat.

Jenis-Jenis Learning Agility

Learning agility dapat dibagi menjadi beberapa jenis atau dimensi yang mencerminkan cara seseorang belajar dan beradaptasi. Berikut adalah jenis-jenisnya:

  1. Mental Agility

Kemampuan berpikir kritis serta melihat masalah dari berbagai perspektif. Orang dengan mental agility yang tinggi mampu memecahkan masalah kompleks dan merasa nyaman dengan ambiguitas.

  1. People Agility

Kemampuan untuk bekerja efektif dengan berbagai jenis orang. Mereka yang memiliki people agility tinggi biasanya cenderung lebih mudah membangun hubungan dan menghargai perspektif orang lain, serta menginspirasi sekitar.

  1. Change Agility

Kemampuan untuk menikmati perubahan dan cepat menyesuaikan diri dengan situasi baru. Orang dengan change agility yang tinggi cenderung proaktif dalam mencari peluang baru dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.

  1. Results Agility

Kemampuan untuk membuat hasil yang luar biasa di bawah tekanan. Mereka yang memiliki results agility tinggi cenderung berfokus pada tujuan akhir dan mampu mengatasi tantangan untuk mencapainya.

  1. Self-Awareness

Self-awareness atau kesadaran diri adalah salah satu komponen penting dalam learning agility yang sering kali menjadi fondasi bagi komponen-komponen lainnya.

Mereka juga sadar akan kekuatan dan kelemahan pribadi. Individu yang memiliki self-aware juga punya pemahaman mendalam tentang diri mereka sendiri dan terus berusaha untuk berkembang.

Contoh Penerapan Learning Agility

Learning agility dapat terlihat dalam berbagai situasi, baik dalam konteks profesional maupun pribadi. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Konteks Bisnis

Seorang manajer di perusahaan teknologi yang harus segera menguasai teknologi baru agar dapat memimpin proyek baru. Manajer ini tidak hanya belajar dari manual atau pelatihan resmi, tetapi juga dari pengalaman langsung, bertanya kepada rekan kerja, dan bereksperimen dengan alat-alat baru.

  1. Konteks Pribadi

Seorang individu yang pindah ke negara baru dan harus beradaptasi dengan budaya, bahasa, dan norma sosial yang berbeda. Dia tidak hanya belajar dari buku atau kursus, tetapi juga dari interaksi sehari-hari, mengamati orang lain, dan menyesuaikan diri.

  1. Konteks Tim

Sebuah tim proyek yang harus bekerja dengan cepat dalam menghadapi deadline yang ketat. Mereka belajar dari kesalahan sebelumnya, menyesuaikan pendekatan secara real-time, dan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas dengan efisien.

Komponen-Komponen Learning Agility

  1. Rasa Ingin Tahu (Curiosity)

Orang dengan learning agility tinggi selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka terus bertanya, mencari tahu, dan ingin memahami lebih dalam tentang apa yang terjadi di sekitarnya.

  1. Kemampuan Beradaptasi (Adaptability)

Mereka juga tidak takut untuk meninggalkan cara lama dan mencoba sesuatu yang baru. Mereka fleksibel dalam pendekatan dan terbuka terhadap perubahan.

  1. Ketekunan (Persistence)

Ketika menghadapi tantangan, individu dengan learning agility tinggi juga tidak mudah menyerah. Mereka tetap berusaha, mencari solusi, dan tidak takut gagal.

  1. Refleksi Diri (Self-Reflection)

Mereka juga sering merenungkan apa yang telah terjadi, mengambil pelajaran, dan bagaimana bisa dilakukan dengan lebih baik ke depannya.

  1. Berpikir Kritis (Critical Thinking)

Kemampuan untuk menganalisis informasi secara mendalam dan membuat keputusan berdasarkan data yang tersedia. Ini memungkinkan mereka untuk memahami situasi dengan lebih baik dan mengambil langkah yang tepat.

Learning agility adalah kualitas yang semakin penting di dunia modern. Dalam lingkungan yang terus berubah, kemampuan untuk belajar dengan cepat, beradaptasi, dan menerapkan pengetahuan baru menjadi kunci kesuksesan.

Dengan memahami hal ini, individu dapat mulai mengembangkan kemampuan tersebut dan menjadi lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Learning agility juga salah satu dari sekian banyak skill yang wajib dimiliki oleh orang yang terlibat dalam ekosistem bisnis. 

Pelajari lewat ragam simulasi untuk mendorong pengambilan keputusan yang baik lewat program System Thinking and Complex Decision Making dari prasmul-eli.

Dalam dua hari pelatihan, program yang bersertifikasi ISO 9001:2015 ini memiliki empat pembahasan berikut ini:

  • Decision making patterns in simple, complicated, complex & chaotic situations
  • Causal Loop Diagram, feedback and delayed feedback in a system
  • System thinking in decision and policy making
  • Psychological biases in decision-making

Daftar sekarang juga melalui link berikut ini!

ARTIKEL TERKAIT